Melatih Otot Leher Bayi Bisa Mengoptimalkan Tumbuh Kembangnya

Parents, ini pentingnya melatih kekuatan otot leher bayi sejak usia 3 bulan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu hal penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi adalah memperkuat kemampuan berbagai otot tubuhnya, terutama otot leher. Selain membantu membentuk struktur tulang belakang, cara melatih otot leher bayi juga membantu mengoptimalkan perkembangan otot leher dan punggungnya. Ini merupakan fondasi utama untuk gerakan-gerakan Si Kecil yang lebih kompleks, seperti memanjat, duduk, dan berdiri. 

Tahapan Perkembangan Otot Leher Bayi

Sejak lahir, bayi memiliki tulang punggung yang masih lemah. Postur lehernya pun cenderung jatuh ke arah depan. 

Barulah saat menginjak usia sekitar 3 bulan, otot leher bayi mulai lebih kuat. Si Kecil pun sudah mulai bisa menengokkan kepala untuk melihat sekelilingnya. 

Menjelang usia 4 bulan, bayi mulai belajar menegakkan dan menjaga postur lehernya. Namun, durasinya bermacam-macam. Beberapa bayi bisa menjaga lehernya tetap tegak hanya beberapa detik saja, dan ada pula yang bisa menahan lebih lama. Sebab, setiap bayi memang memiliki  proses dan tahapan tumbuh kembang yang berbeda. 

Meskipun begitu, Bunda tetap perlu melatih bayi belajar mendongak ke atas dan ke bawah, agar pertumbuhan dan perkembangan fisik Si Kecil tetap optimal. Gerakan ini juga dilakukan sebagai cara melatih otot leher bayi untuk menjaga postur leher mereka tetap tegak. Dengan begitu, perkembangan otot dan tulang punggung Si Kecil pun lebih optimal. Sehingga Si Kecil dapat terus menjaga postur kepalanya dengan tegak dalam kondisi berdiri. 

Cara Melatih Otot Leher Bayi dengan Tengkurap

Memasuki usia 1 bulan, bayi sebenarnya sudah dapat melatih beberapa gerakan sederhana, seperti belajar mendongakkan kepala, atau menegakkan dadanya. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan untuk belajar menopang berat badannya. 

Saat otot leher bayi sudah lebih kuat di usia sekitar 3 bulan, ia akan berlatih posisi tengkurap untuk menunjang segala aktivitasnya sehari-hari. Posisi ini merupakan cara melatih otot leher bayi yang paling utama. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan tengkurap, secara otomatis Si Kecil juga melatih otot leher, dada, dan punggung, di mana ketiganya juga membantu mereka meningkatkan kapasitas paru-paru dan melancarkan sirkulasi darah. 

Tengkurap juga membantu bayi meningkatkan kemampuan melihat lingkungan sekitar dari sudut pandang yang berbeda. Kemampuan tersebut membuat perkembangan intelektual bayi juga lebih optimal. 

Di sisi lain, tengkurap juga melatih Si Kecil menggerakkan kepalanya ke atas, yang otomatis mempercepat pembentukan struktur tulang belakang yang ideal. 

Melihat manfaatnya yang besar, maka Bunda perlu melakukan berbagai kegiatan yang aktif dan menyenangkan sehingga bayi Anda terus tertarik untuk melakukan posisi tengkurap. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa hal berikut yang bisa Parents lakukan untuk melatih Si Kecil tengkurap: 

1. Bermain Push Up

Bayi berumur 3 bulan sudah bisa tengkurang menggunakan pergelangan tangannya, lho. Hal ini bisa membantu mereka untuk terbiasa dengan mengangkat dada dan menahan  kepalanya untuk tetap menghadap ke atas. 

Untuk membantu Si Kecil melakukan gerakan push up, Parents bisa menambahkan bantal atau gulungan selimut di atas alas bermainnya. 

Fisher-Price Double Sided PE Roll Mat menjadi alas bermain yang fleksibel, sehingga Si Kecil akan merasa lebih nyaman saat menopang berat badannya. Permukaan alas yang sedikit menonjol akan membantu bayi mendongakkan kepala dan menjaga kepalanya tetap tegak, sehingga dapat membantu perkembangan struktur tulang belakang mereka. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Bermain sambil Tengkurap

Selain itu, bayi berumur 3 bulan juga bisa berlatih tengkurap bersama Parents, lho! Bonding antara Parents dan Si Kecil, serta dengan bantuan mainan-mainannya, dapat melatih bayi untuk mempertahankan posisi tengkurapnya lebih lama dan meningkatkan motivasi agar ia mau melakukan posisi tengkurap. 

Dengan Fisher-Price Deluxe Kick & Play Piano Gym’s Exercise Mat, Parents bisa mengajak Si Kecil memainkan mainan yang tergantung di atasnya, sehingga bermain sambil tengkurap pun menjadi lebih menyenangkan!

3. Bermain pesawat-pesawatan

Terkadang, latihan tengkurap itu tidak harus di lantai atau di kasur, lho! Coba permainan seru seperti bermain pesawat-pesawatan dengan Si Kecil. Eits, tentunya permainan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati ya, Parents! 

Caranya, genggam kedua tangan Si Kecil sambil berhadapan, lalu bersandarlah di suatu alas yang kuat, dan angkatlah Si Kecil perlahan dengan bantuan kaki Anda untuk menopang Si Kecil. Dengan begitu, Si Kecil bisa latihan tengkurap (kurang lebih) di udara! 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan topangan kaki dan tangan Anda, Si Kecil bisa mendongakkan kepalanya dan melihat sekeliling mereka. Tak hanya menjadi cara melatih otot leher bayi, tetapi juga memberikan sensasi yang menyenangkan untuk Si Kecil saat “terbang” di udara. 

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Melatih Si Kecil Tengkurap

Meski terlihat sederhana, tetapi ada beberapa hal yang juga harus Parents perhatikan saat melatih bayi tengkurap, seperti terus memberinya semangat agar ia semakin termotivasi lebih aktif bergerak dan memberinya kesempatan untuk rileksasi. 

Setelah Si Kecil berlatih tengkurap, ototnya secara otomatis menjadi lebih tegang. Bunda bisa mengusap punggung Si Kecil untuk merileksasikan ototnya yang menegang. 

Latihan fisik yang melibatkan otot leher dan kepala bayi memang penting untuk membantu perkembangan anggota tubuhnya yang lain agar lebih baik. Karena itu, penting bagi Parents terus memotivasi Si Kecil untuk melatih otot leher agar dapat menyeimbangkan kepala dan membentuk struktur tulang belakang yang baik dan sehat.  

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
*Tulisan pada artikel ini hanyalah sebagai referensi tips. Kami merekomendasikan untuk Parents tetap berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan.

Penulis

Aulia Trisna