Bagi Bunda yang bekerja kantoran, memompa ASI tentu akan menjadi rutinitas demi memenuhi kebutuhan ASI bayi. Tapi faktanya, ASI perah (ASIP) ternyata juga bisa diperlukan oleh Bunda yang menyusui secara langsung, lho!
Contohnya adalah ketika Bunda sedang sakit sehingga tidak bisa melakukan direct breastfeeding dengan bayi. Atau, ketika Bunda harus pergi beberapa jam tanpa membawa si Kecil. Belum lagi masalah menyusui yang datang dari kondisi payudara Bunda seperti mastitis, puting lecet, dan sejenisnya. Nah, itulah mengapa semua ibu menyusui wajib memahami pentingnya cara manajemen ASI perah.
Manajemen ASI perah yang baik tentu saja akan melancarkan proses menyusui Bunda, baik dari segi jumlah ASI, kualitas ASI, hingga keefektifan pemberian ASI untuk bayi.
Dengan cara manajemen ASI perah, Bunda juga akan terbantu dalam menjaga konsistensi selama proses pemberian ASI ekslusif, setidaknya hingga bayi berusia dua tahun.
Dikutip dari laman Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), theAsianparent mencoba merangkum kiat sukses manajemen ASI perah yang efektif untuk dilakukan setiap hari. Selamat mencoba ya, Bunda!
Artikel Terkait: 7 Cooler Bag ASI Pilihan, Kualitas ASI jadi Tahan Lama
6 langkah penting manajemen ASI perah
1. Ketahui kebutuhan stok ASIP bayi
Dilansir dari laman AIMI, kebutuhan minimum ASI bayi perhari dapat dihitung berdasarkan berat badan (BB) x 100ml. Jika berat badan bayi 4,5 kilogram, maka ASI yang dibutuhkan yaitu minimal 450ml setiap harinya.
Meski begitu, hal ini tak harus menjadi patokan tetap ya, Bun. Sebab, setiap bayi tentu memiliki kebutuhan yang berbeda tergantung masing-masing kondisinya. Yang terpenting, stok ASIP Bunda dapat mencukupi kebutuhan bayi setiap harinya, ya.
2. Periksa kelengkapan peralatan menyusui
Manajemen ASIP akan lebih mudah dilakukan dengan “alat tempur” yang memadai. Agar Bunda tidak bingung atau membeli yang sebenarnya tidak perlu, berikut beberapa perlengkapan menyusui yang wajib Bunda miliki untuk memompa ASI:
- Pompa ASI. Elektrik atau manual dapat menyesuaikan kenyamanan dan kebutuhan Bunda.
- Cooler bag. Berfungsi untuk menyimpan ASI selama perjalanan dari kantor ke rumah agar tetap terjaga kualitasnya.
- Kulkas atau freezer khusus ASIP. Bunda bisa menggunakan kulkas atau freezer yang tersedia di kantor dan di rumah.
- Kantong ASI. Untuk menyimpan ASI dengan steril dan praktis tanpa memakan banyak tempat.
- Botol kaca. Sebagai opsi jika Bunda ingin menyimpan beberapa stok ASIP dalam botol.
- Cangkir/cup feeder serta pipet. Cangkir lebih disarankan daripada botol dot untuk memberikan ASI perah pada bayi. Cara ini efektif mencegah bayi bingung puting saat menyusu secara langsung.
- Nursing cover. Membantu Bunda memompa ASI dengan aman dan nyaman di meja kantor atau di ruang menyusui.
3. Lakukan pumping seawal mungkin
Semakin awal dilakukan, maka akan semakin baik. Dengan demikian, tak ada salahnya mulai memompa ASI sesegera mungkin setelah melahirkan. Cara ini juga bermanfaat untuk merangsang ASI agar bisa keluar lebih banyak, lho!
Selain itu, Bunda juga dapat melatih kebiasaan pumping lebih awal. Sehingga setelah kembali bekerja nanti, manajemen ASI perah yang Bunda terapkan akan jauh lebih optimal.
4. Atur jadwal memompa ASI
Tahukah Bunda, bahwa produksi ASI sangat tergantung dengan pengeluarannya. Semakin sering dikeluarkan baik secara direct breastfeeding ataupun pumping, maka semakin banyak juga ASI yang diproduksi.
Untuk itu, Bunda disarankan untuk melakukan pumping 2-3 jam sekali. Namun jika kurang dari rentang waktu tersebut, payudara sudah terasa penuh, Bunda bisa sesegera mungkin memerah ASI.
Jangan lupa, untuk tetap memompa saat malam hari. Sebab, malam hari adalah waktu terbaik hormon-hormon penghasil ASI bekerja secara optimal. Untuk melancarkan rencana pumping di malam hari, Bunda juga bisa meminta bantuan Ayah, ya!
Artikel Terkait: 8 Kantong ASI Terbaik, Aman dan Terjangkau untuk Busui
5. Simpan ASIP dengan aman dan teratur
Botol kaca lebih disarankan untuk penyimpanan ASIP. Selain lebih mudah dibersihkan, botol kaca juga dapat digunakan untuk pemakaian berulang.
Namun, untuk menyimpan stok ASIP dari kantor, biasanya Bunda lebih memilih menggunakan kantong ASI atau breast milk storage. Sementara beberapa stok ASIP yang diperah di rumah, dapat menggunakan botol kaca.
Hal ini disebabkan karena kantong ASI jauh lebih praktis dan ringan untuk dibawa. Selain itu, penyimpanan dengan kantong ASI juga tidak memakan tempat.
Pastikan Bunda memilih kantong ASI yang aman, dengan standar BPA free dan memiliki seal yang rapat. Apalagi, kantong ASI juga bisa ditandai dengan tanggal dan jam kapan ASI diperah. Hal ini tentu akan memudahkan Bunda mendahulukan ASI yang mana yang harus diberikan lebih dulu untuk bayi.
6. Perhatikan jadwal pemberian ASIP dan ASI
Prinsip pemberian ASIP untuk bayi adalah mendahulukan ASIP yang lebih dulu diperah. Untuk itu, penting untuk selalu mencatat kapan tanggal dan jam ASI diperah. Terlebih lagi jika Bunda masih mengkombinasikan pemberian ASI melalui direct breastfeeding.
Jangan lupa untuk memerhatikan proses pemberian ASI untuk bayi, dengan poin-poin berikut ini:
- Keluarkan ASI yang paling awal diperah untuk diberikan kepada bayi. ASIP bisa digabungkan jika jarak perahnya tidak lebih dari 24 jam serta memiliki suhu yang sama.
- Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir.
- Jika ASI tidak beku, hangatkan dengan cara menuangkan ASI ke dalam wadah yang ditempatkan di atas wadah lain yang berisi air panas. Tidak disarankan menggunakan microwave, kompor, atau penghangat sejenis karena dapat menghilangkan nutrisi dalam ASI.
- Setelah ASI selesai dihangatkan, jangan lupa tes suhunya terlebih dahulu sebelum diberikan. Caranya, teteskan ASI di punggung tangan. Jika masih terlalu panas, diamkan sebentar hingga panasnya sedikit turun.
- Lebih disarankan memberikan ASIP ke bayi menggunakan cangkir. Bunda juga bisa menggunakan alat bantu sendok atau pipet untuk mengarahkan ASIP ke mulut bayi. Penggunaan botol dot tidak dianjurkan karena berpotensi membuat bayi mengalami bingung puting, risiko gangguan kesehatan gigi dan mulut, serta diare apabila botol tidak steril.
Waspadai kendala yang sering dilupakan Busui pada manajemen ASIP
Meski langkah-langkahnya terbilang cukup mudah, namun seringkali Busui akan mengalami beberapa kendala yang justru dapat menyebabkan ASI menjadi tidak lancar. Beberapa di antaranya bahkan bisa membuat ASIP jadi terbuang sia-sia!
Adapun kendala-kendala tersebut, di antaranya:
- Tidak rutin memompa sesuai dengan waktunya.
- Hanya memompa pada satu payudara saja.
- Tidak menghitung jumlah ASIP yang dihasilkan, sehingga selalu merasa ASI-nya sedikit.
- Tidak mencatat dengan baik tanggal dan waktu perah hingga akhirnya ASIP menjadi terbuang sia-sia.
- Lupa mencairkan ASIP yang seharusnya dikonsumsi hari ini.
- Tidak menganalisa efektivitas proses menyusui, baik melalui pemberian ASIP ataupun direct breastfeeding.
- Jika dikombinasikan dengan direct breastfeeding, sering lupa dengan durasi serta intensitas menyusui secara langsung.
Menghadapi kendala tersebut, sekarang Bunda tak perlu khawatir lagi! GabaG AplikASI Manajemen akan memudahkan Bunda melakukan cara manajemen ASI perah dengan optimal melalui fitur Simpan ASI, Pakai ASI, serta Menyusui Langsung.
Aplikasi ini juga dapat terhubung langsung ke kantong ASI terbaru milik GabaG, Kolibri Breastmilk Storage, melalui fitur scan barcode. Canggih, ya!
Dengan ukuran 120 ml, Kolibri Breastmilk Storage juga tersedia dalam seri desain dan warna yang menarik.
Tertarik mencoba aplikasi digital pertama di dunia untuk melancarkan manajemen ASIP ini, Bunda? Segera download aplikasinya di sini, ya!