Dewi (30 tahun) sering mengeluh, mengatakan dirinya sering dibuat kesal suaminya. Ia menganggap suaminya selalu terburu-buru ketika ingin bercinta, tidak tahu cara foreplay. Padahal ia ingin mendapatkan kehidupan seksual yang lebih ‘memuaskan’.
Dalam artian, sebelum masuk ke menu utama, ia berharap bisa bisa melewati proses pemanasan atau foreplay lebih dulu. Tujuannya, tentu saja untuk memancing gairah seksual. Faktanya, sesi foreplay justru sering dilewatkan.
Apa yang dirasakan Dewi tampaknya sudah jadi rahasia umum, di mana banyak pasangan suami istri yang menganggap kalau sesi foreplay tidaklah penting. Setidaknya hal ini sudah dibuktikan lewat survei yang dilakukan kondom Fiesta belum lama ini.
Survei tersebut memperlihatkan kalau di Indonesia, foreplay belum menjadi hal wajib yang dilakukan sebelum bercinta. Banyak yang tidak paham cara foreplay dengan pasangan. Bahkan survei tersebut didapatkan rata-rata waktu yang dihabiskan pasangan Indonesia untuk pemanasan sebelum bercinta hanya 14.8 menit.
Angka ini masih di bawah rata-rata, karena di dunia waktu yang dihabiskan untuk melakukan foreplay setidaknya mencapai 16.9 menit. Data ini disampaikan langsung Pierre Frederick selaku Deputy GM Consumer Healthcare PT. DKT lnternational.
Dalam hal ini, psikolog sekaligus pakar seks, Elizabeth Santosa memberikan tanggapan. Bahwa ada beberapa alasan mengapa pasangan di Indonesia jarang melakukan sesi foreplay, dan bagaimana cara foreplay dengan pasangan.
Ia menilai, sampai sekarang foreplay memang belum menjadi kebiasaan atau hal lumrah bagi masyarakat Indonesia. Bahkan masih ada salah pemahaman dari foreplay. “Foreplay itu sebenarnya tidak hanya lewat sentuhan fisik saja, kata-kata lembut yang bisa membuat hati pasangan merasa lebih bahagia dan inginkan juga bagian dari sesi pemanasan ini,” ungkapnya.
Termasuk di dalamnya memberikan pijatan dan pelukan hangat untuk pasangan, ini sudah dikatakan foreplay. “Namun di Indonesia, kissing, hugging, itu di kultur kita masih jadi hal yang tabu dan hanya dilakukan dalam kamar. Bukan sesuatu yang dilakukan di mal atau saat makan malam di luar. Padahal memberikan pelukan saat sedang kencan dengan pasangan juga sudah bisa memunculkan gairah,” tambah perempuan yang akrab disapa Lizzy ini.
Lizzy melanjutkan, melupakan sesi foreplay sebenarnya sama saja merugikan pihak perempuan. Mengapa? Dilupakannya sesi foreplay ini membuat para perempuan berisiko menyebabkan rasa nyeri saat penetrasi.”Ini kan yang sering dialami? saat mau penetrasi, pelumasan pada vagina istri jadi tidak maksimal. Jadi ujung-ujungnya juga kurang menikmati dan tidak merasa rileks.”
Meskipun begitu, bukan berarti istri tidak bisa ‘memancing’ agar pasangan tidak malas melakukan sesi foreplay.
Untuk mendapatkan kepuasan seks yang menggairahkan, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan.
3 Cara Foreplay yang Membuat Gairah Pasangan
1. Eksplorasi diri
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa masyarakat Indonesia masih sering menganggap masalah seks adalah hal tabu, sesuatu hal yang tidak boleh diumbar. Bahkan tradisi cenderung membuat perempuan tidak berani lebih terbuka. Mengungkapkan apa yang diinginkan, termasuk lebih berani dalam bereksplorasi.
Lizzy mengatakan, untuk mendapatkan kehidupan seksual yang baik, tidak ada salahnya jika Bunda mengeksplorasi diri. Mencari tahu lebih dulu, area mana saja yang menjadi G-Spot dan dengan mengeksplorasi bagian tubuh mana yang diharapkan untuk disentuh pasangan.
2. Menemukan waktu yang tepat
Setelah mengatahui daerah mana saja G-spot yang ingin disentuh dan dieksplorasi bersama pasangan, jangan lupa untuk mencari waktu pas untuk membuka obrolan. Untuk mengatakan hal apa saja yang diharapkan dan diinginkan dalam kehidupan seksual. “Tidak semua pria peka, maka ajak dia berkomunikasi, utarakan keinginan karena memang kuncinya itu di komunikasi” katanya lagi.
Ia menambahkan, dalam hal ini istri pun perlu lebih sensitif, mencari waktu sesuai untuk membicarakan bersama dengan suami. Jangan sampai membuka obrolan pada saat suami sedang merasa lelah atau sedang stres. Tentu Bunda tidak ingin memunculkan masalah baru, bukan?
3. Role model
Siapa bilang yang membutuhkan role model hanya anak? Suami pun butuh role model. Maksudnya, peran istri memang besar untuk menumbuhkan kebiasaan pasangan melakukan foreplay. Tidak perlu menggunakan kata-kata verbal, hanya tunjukan dengan gestur atau bahasa tubuh bagaimana Anda ingin diperlakukan di ranjang.
Proses ini memang tidak instan, untuk itu perlu dilakukan secara berulang-ulang. “Ingin pasangan berubah, jangan hanya modal doa, tapi berusaha. Kecup dia dulu di bagian mana kita ingin dikecup, just take a role model,” pungkasnya. Dengan memberikan contoh bagaimana istri ingin diperlakukan tentu akan semakin memudahkan pasangan. Toh, ujung-ujungnya istri yang akan merasa puas.
Setelah mengetahui strategi ini, Anda dan pasangan tentunya tak sabar ingin mencobanya malam ini, kan?
Baca juga :
Suami Wajib Tahu, Ini 12 Titik Rangsang di Tubuh Istri yang Tak Boleh Dilewatkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.