Sudah baca buku parenting Komik Persatuan Ibu- Ibu yang ditulis oleh Puty Puar?
Jika belum, tak ada salahnya Bunda langsung hunting buku yang satu ini. Setidaknya, sebagai ibu saya bisa melihat bahwa buku ini layak dijadikan salah satu buku pegangan untuk para ibu baru.
Mengapa? Setidaknya ada beberapa alasan…
Bacaan ringan dan menghibur!
Percayalah, untuk menghabiskan buku ini, Bunda tidak membutuhkan waktu berhari-hari. Buku ini terbilang ringan karena memang Puty Puar mengemas buku ini berupa komik. Jadi, penuturannya nggak bertele-tele.
Ibu dari Antariksa ini sudah memahami bahwa ibu baru tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca buku. Seorang ibu baru, waktunya akan tersita untuk mengurus si kecil.
Jangankan untuk punya waktu untuk membaca buku, lah wong untuk makan, tidur dan ke toilet saja, ibu baru akan merasa kesulitan.
Bagaimana sempat untuk baca buku parenting?
Tapi tenang, buku Komik Persatuan Ibu-Ibu ini justru bisa dijadikan hiburan sesaat. Percayalah ketika membaca buku ini di setiap lembarnya, Bunda bisa tersenyum sendirian. Kemudian menyadari bahwa apa yang digambarkan dalam komik ini memang sebuah realita yang harus dihadapi semua ibu baru.
Buku parenting yang informatif
Meskipun buku parenting ini ringan, bukan berarti tidak informatif, ya! Justru perjalanan yang akan dilalui seorang ibu baru sudah bisa digambarkan lewat buku terbitan Bentang Komik ini.
Dimulai pada saat Bunda dilahirkan menjadi seorang ibu, pada saat itu Bunda akan mengalami kantong mata dan menjadi ‘zombie’. Dilanjutkan dengan perjalanan mengASI-hi. Biasanya, ekpektasi ibu baru saat pertama kali menyusui bisa dilakukan dengan nyaman. Bisa menyusui dengan tampilan cantik, dan si kecil bisa menyusui dengan nyaman.
Kenyataannya? Tentu saja tidak seperti itu, menyusui sama artinya serang ibu harus rela mendapatkan kantong mata, meringis kesakitan, bahkan bisa sampai menguras air mata. Oh, ya, satu lagi… ada masanya ibu baru akan merasa bingung karena si kecil kerap menangis.
Seperti yang Puty bilang dalam bukunya, “MengASI-hi memang tidak selalu mudah, tapi perlahan-lahan akan jadi indah.”
Selain membahas soal ASI, Puty juga menggambarkan perjalanan ibu baru lainnya. Seperti saat Bunda memulai MPASI yang seru, bagaimana anak akan mengalami gerakan tutup mulut, dilema memilih teori parenting yang sesuai dengan value keluarga.
Intinya, sebagai ibu baru kita semua perlu menyadari bahwa kita tidak bisa sendiri mengurus segalanya. Saya setuju sekali dengan apa yang dikatakan Puty, kalau “Mom can do anything but not everything.”
Tak hanya membahas soal anak
Alasan lain yang membuat saya jatuh cinta dengan buku ini adalah topik bahasannya yang terbilang luas. Jadi, ulasannya parentingnya diulas secara menyeluruh.
Misalnya, nih, Puty mengingatkan bagaimana pentingnya seorang ibu belajar mengelola emosinya dengan baik. Hal ini juga terkait bagaimana seorang ibu bisa mendapatkan rasa bahagia. Bukankah anak bahagia terlahir dari ibu yang bahagia?
Jadi, tidak perlu merasa bersalah kalau memang Bunda merasa butuh piknik, butuh waktu me time, termasuk butuh pertolongan orang lain, khususnya bantuan pasangan.
Ada satu pesan yang saya suka dalam buku parenting yang satu ini, biar bagaimana pun saat menjadi ibu pada akhirnya tidak akan ada yang mengalahkan rasa bahagia saat anak kita memeluk dan menyampaikan cintanya pada kita, dengan caranya sendiri.
Tertarik untuk membaca komik ini? Bunda bisa beli secara online di sini.