Breast Engorgement (Payudara Bengkak Saat Menyusui); Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Breast engorgement adalah kondisi payudara membengkak akibat ASI berlebih dan tidak dikeluarkan. Kami uraikan gejala, penyebab, cara mencegah dan mengatasinya berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menyusui adalah proses panjang yang berliku bagi seorang ibu. Berbagai masalah bisa muncul saat ibu mencoba untuk menyusui si bayi. Dari suplai ASI yang kurang, payudara terasa sakit, hingga kelebihan produksi ASI yang membuat ibu mengalami breast engorgement.

Apa itu Breast Engorgement?

Breast engorgement adalah kondisi payudara membengkak akibat ASI berlebih dan tidak dikeluarkan. Hal ini bisa terasa menyakitkan bagi ibu yang mengalaminya.

Biasanya dikarenakan oleh suplai ASI melebihi yang dibutuhkan oleh bayi. Saat hal ini terjadi, payudara ibu akan terasa keras dan bengkak, yang kemudian malah membuat bayi kesulitan untuk menyusui. Kabar baiknya, breast engorgement bisa dirawat di rumah dan tidak harus ke rumah sakit.

Breast engorgement terjadi karena:

  • Saat produksi ASI terlalu lancar, di beberapa hari pertama kelahiran. Dimana bayi masih belum banyak menyusui
  • Ibu memiliki jadwal menyusui yang rutin, namun tiba-tiba mendapat halangan untuk menyusui sekaligus tidak bisa memompa ASI
  • Ibu berhenti menyusui secara tiba-tiba
  • Frekuensi bayi menyusu tidak sesering sebelumnya, hal ini biasa terjadi ketika dia mulai dikenalkan dengan MPASI, atau sedang sakit sehingga nafsu makannya lebih rendah.

Gejala breast engorgement

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gejala biasanya muncul dengan pembengkakan di area dada hingga ketiak, yang membuat ibu kesakitan dan mengalami demam ringan. Berikut adalah gejala yang sering muncul:

  • Payudara terasa bengkak, keras dan sakit. Bila sudah parah, payudara akan terasa sangat bengkak, memerah, panas, dan ada benjolan keras saat disentuh
  • Puting terlihat datar, areola mengeras sehingga membuat bayi kesulitan untuk menyusui
  • Suhu tubuh ibu naik hingga 38 derajat celcius dan mengalami demam
  • Kelenjar getah bening di sekitar ketiak tampak membengkak dan sakit saat disentuh

Engorgement juga memiliki macam-macam jenis. Dia tidak selalu menyerang langsung kedua payudara dan daerah ketiak. Kadang kondisi ini hanya menyerang bagian areola, atau sebagian payudara. Terkadang, ia juga menimpa salah satu atau kedua payudara.

Penanganan breast engorgement

Cara perawatan breast engorgement bisa Bunda lakukan sendiri, dengan benda-benda yang mudah ditemukan di rumah Anda. Berikut ini tips yang bisa Anda lakukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Mengompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui, agar membantu aliran ASI lebih lancar. Tetapi jangan lebih dari tiga menit, karena terlalu lama mengompres dengan air hangat bisa membuat bengkak semakin parah dan ASI susah keluar. Jika engorgement yang Anda alami sudah parah sampai ASI tidak bisa keluar, jangan pernah mengompresnya dengan air panas ataupun hangat.
  • Menyusui secara rutin, dengan jeda dua atau tiga jam saja. Jika payudara terasa sangat penuh sedangkan bayi sedang tidur, cobalah memeras ASI dengan tangan. Bila sebagian ASI sudah keluar, rasa sakit yang dirasakan akan berkurang.

  • Pijat payudara yang sedang digunakan bayi untuk menyusu, agar ASI mengalir lebih lancar. Hal ini juga membantu mengurangi rasa sakit yang dialami ibu.
  • Memeras ASI dengan tangan saat bayi mengalami kesulitan melakukan pelekatan pada puting. Memeras dengan tangan juga membantu area areola menjadi lebih lembut dibandingkan dengan pompa ASI.
  • Hindari memompa ASI jika waktu menyusui Anda sudah rutin. Karena memompa ASI juga bisa memicu produksi ASI yang berlebih.
  • Kompres dengan es batu sebelum dan sesudah menyusui, untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi rasa sakit.
  • Jangan menggunakan bra kawat, karena bisa mengakibatkan saluran ASI menyempit bahkan tersumbat
  • Minum obat yang aman untuk ibu menyusui, agar bisa mengurangi rasa nyeri yang diderita ibu.

Cara mencegah terjadinya breast engorgement

 

Sebelum pengalaman menyakitkan ini terjadi, ada baiknya ibu mencegahnya sejak dini. Berikut adalah tips untuk mencegah terjadinya breast engorgement.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Mulailah menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir, sehingga bayi punya waktu untuk belajar menyusu sebelum payudara menjadi penuh dan keras.

 

  • Hindari menggunakan botol atau dot saat bayi masih belajar menyusu. Kecuali ada kondisi medis tertentu yang mengharuskannya. Jika bayi harus minum dari botol, usahakan ia tetap minum ASI perah dan bukan susu formula.
  • Setelah ASI mengalir lancar, cobalah menyusui 8-10 kali dalam waktu 24 jam untuk mencegah suplai ASI berlebih.
  • Mintalah bantuan dari konsultan laktasi untuk mengatasi masalah pelekatan sesegara mungkin.
  • Jika Anda melewatkan waktu menyusui, bahkan di saat malam hari. Pompalah ASI agar payudara tidak terlalu penuh.
  • Biarkan bayi selesai menyusu di satu payudara, sebelum memindahkannya untuk menyusu di payudara yang lain. Jika bayi sudah menarik mulutnya dari puting, atau tertidur, Anda bisa memindahkannya ke payudara yang lain.
  • Bila bayi tidak terlalu sering menyusu, pompalah ASI secara rutin agar tidak menumpuk di payudara yang bisa menyebabkan pembengkakan.
  • Menyapih anak secara perlahan, jangan langsung berhenti menyusui sama sekali

Semoga bermanfaat ya, Bunda

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Referensi: WebMD, Medela Breastfeeding US, Baby Center, Kellymom

Baca juga:

id.theasianparent.com/mastitis-infeksi-pada-payudara/

Penulis

Fitriyani