Botox atau Botulinum toxin adalah pelemas otot yang diberikan dalam bentuk suntikan. Obat ini terbuat dari racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum penyebab botulisme, salah satu jenis keracunan makanan. Racun tersebut menghambat aliran sinyal saraf, sehingga otot akan melemah dan tidak bergerak (lumpuh) untuk sementara waktu.
Bakteri Clostridium botulinum menghasilan delapan jenis racun dari A sampai G. Namun sejak tahun 1950, para pakar lebih banyak mengembangkan racun botulinum-A yang berefek melemaskan otot dan botulinum-B untuk penggunaan terapeutik. Botox adalah obat pertama dari kategori ini dan mengandung racun onobotulinumtoxinA.
Efek suntik ini umumnya memang hanya bisa bertahan 3 sampai 6 bulan sehingga perlu dilakukan berulang kali.
Manfaat Suntik Botox
Suntik Botox banyak dipakai di bidang kecantikan untuk menyamarkan kerutan atau garis-garis halus di sudut luar mata, antara alis, dan dahi. Prosedur ini juga dapat membantu memperbaiki tampilan wajah serta mengatasi rambut bercabang, tipis, dan rusak.
Selain untuk tujuan kosmetik, suntikan ini juga bermanfaat untuk mengobati berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Distonia serviks (posisi kepala abnormal dan nyeri leher).
- Kekakuan otot (spastisitas) lengan, tangan, tungkai, dan kaki.
- Kelainan pada mata seperti mata malas akibat ketidakseimbangan otot-otot di sekitar mata, gangguan saraf mata yang menyebabkan mata berkedip terus-menerus, dan mata juling (strabismus).
- Gangguan kandung kemih. Suntik botox dapat membantu mengurangi inkontinensia urin (mengompol) akibat kandung kemih yang terlalu aktif.
- Mencegah sakit kepala atau migrain kronis yang terjadi lebih dari 15 hari selama sebulan.
- Hiperhidrosis, yaitu kondisi ketika produksi keringat berlebihan meski suhu lingkungan sekitar tidak panas dan tidak sedang berolahraga atau beraktivitas fisik.
Perhatikan Ini Sebelum Suntik Botox
Hindari penggunaan Botox pada kondisi-kondisi berikut:
- Mengalami infeksi di area penyuntikkan.
- Sedang mengalami infeksi kandung kemih atau tidak dapat buang air kecil.
Untuk memastikan Botox aman digunakan, beritahukan dokter bila:
- Pernah mendapatkan suntikan lain yang mengandung racun botulinum dalam 4 bulan terakhir
- Mengalami Amyotrophic lateral sclerosis (ALS atau penyakit Lou Gehrig), myastenia gravis, atau sindrom Lambert-Eaton
- Mengalami efek samping pada suntikan Botox sebelumnya
- Gangguan pernapasan seperti asma atau emfisema
- Gangguan menelan
- Kelemahan otot wajah (kelopak mata turun, dahi berkerut, sulit menaikkan alis)
- Perubahan tampilan normal wajah
- Gangguan perdarahan
- Pembedahan (khususnya pada wajah)
Hingga kini, belum diketahui bagaimana efek suntik Botox pada janin maupun ibu menyusui dan bayinya. Oleh sebab itu, beritahukan dokter bila sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
Dosis Suntik Botox
Di Indonesia, Botox terdaftar resmi dengan kategori obat keras sehingga hanya dapat digunakan dengan resep dokter.
Dosis dapat berbeda-beda tiap individu, namun secara umum jumlahnya disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditangani.
-
- Dosis untuk kandung kemih yang terlalu aktif (overactive bladder): 100 unit, dibagi menjadi 20 kali suntikan. Masing-masing suntikan berisi 5 unit Botox. Setelah mencapai 100 unit, dosis berikut diberikan paling sedikit 12 minggu dari suntikan terakhir.
- Dosis untuk migrain kronis: 155 unit, dibagi ke dalam 7 titik suntikan di area kepala dan leher.
- Dosis untuk kekakuan otot (spastisitas): 75–400 unit, dibagi ke dalam beberapa titik suntikan pada otot-otot tubuh yang kaku. Dosis maksimal 50 unit di setiap titik suntikan.
- Dosis untuk distonia serviks: 198–300 unit, dibagi ke beberapa titik suntikan pada tiap otot yang mengalami gangguan. Dosis maksimal 50 unit di setiap titik suntikan.
- Dosis untuk hiperhidrosis: 50 unit di masing-masing ketiak, dibagi merata ke dalam beberapa titik suntikan.
- Dosis untuk kelopak mata yang berkedut (blefarospasme): 1,25–2,5 unit di masing-masing otot sekitar mata. Bila perlu, dosis bisa ditingkatkan hingga maksimum 5 unit di tiap area.
Prosedur Suntik Botox
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui sebelum mendapatkan suntik Botox:
- Suntik Botox hanya boleh diberikan oleh dokter yang telah terlatih.
- Prosedur suntik Botox biasanya dilakukan di unit rawat jalan.
- Digunakan jarum tipis dan halus untuk menyuntikan Botox ke dalam kulit dan otot. Jumlah suntikan yang diperlukan bergantung pada banyak faktor, termasuk luas area yang diobati.
- Individu akan mendapatkan anestesi lokal pada area penyuntikkan agar tidak sakit.
- Setelah prosedur dilakukan, hindari memijat atau menggosok area yang disuntik selama 24 jam. Hal ini untuk mencegah racun menyebar ke area lain.
- Suntik Botox tidak mengganggu aktivitas. Individu dapat kembali beraktivitas normal segera setelah prosedur dilakukan.
Efek suntik umumnya mulai bekerja 1-3 hari setelah prosedur dilakukan. Tergantung pada kondisi yang diobati, efek dapat bertahan selama 3 bulan atau lebih. Untuk mempertahankan efeknya, diperlukan suntikan ulangan.
Efek Samping Suntik Botox
Selama diberikan dengan dosis yang tepat, suntik Botox jarang menimbulkan efek samping. Namun pada beberapa kasus, sebagian orang mungkin mengalami efek samping berikut:
- Gatal, nyeri, bengkak, atau memar di lokasi suntikan.
- Nyeri kepala atau gejala seperti flu (demam, pegal linu)
- Kelopak mata turun atau alis miring.
- Mata kering atau air mata keluar secara berlebihan.
- Bibir miring atau mengeces.
Meski sangat jarang, ada kemungkinan kandungan racun dalam suntikan ini bisa menyebar ke dalam tubuh. Segera kunjungi dokter apabila Anda mengalami efek samping berikut (bisa muncul beberapa jam hingga beberapa minggu setelah penyuntikkan):
- Kelemahan otot yang berat.
- Gangguan penglihatan dan iritasi mata yang berat.
- Kelopak mata turun.
- Suara serak, kesulitan berbicara atau menelan (disfagia).
- Gangguan pernapasan
- Tidak dapat mengontrol kandung kemih (mengompol).
Penggunaan suntik Botox bersama dengan obat-obatan seperti pelemas otot, obat flu atau alergi, obat tidur, antibiotik suntik, atau obat pengencer darah dapat menimbulkan efek samping tertentu. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk memberitahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi sebelum menjalani suntik Botox.