Sebenarnyalah wajar bila si Prasekolah masih lelet dan belum mampu menyelesaikan aktivitasnya dengan cepat, mengingat ia masih dalam tahap belajar untuk mandiri. Selain itu ia pun sedang membangun ketrampilan motoriknya untuk masuk pada tahap mahir.
Namun, hal ini perlu diwaspadai ketika ia lelet tidak karena masalah usia namun karena perhatiannya terpecah pada aktivitas lainnya.
Misalkan waktu makan yang molor hingga 1 jam karena ia asik menonton TV atau bermain dengan mainannya. Masalah seperti ini harus segera diatasi terlebih bila saat ini si Kecil sudah berusia lebih dari 5 tahun.
Kebiasaan lelet si Kecil ini bisa menjadi masalah besar, tak hanya akan menghambat aktivitas kesehariannya, namun juga akan mengganggu kegiatan orang-orang yang berhubungan dengannya.
Cara mengatasi si Kecil yang lelet
Untuk membantu si Kecil mengatasi kelambanannya, ada 2 hal dasar yang bisa kita lakukan; yaitu:
1. Ajarkan ia mandiri
Mengancingkan baju, mengambil air dan mengguyur badan saat mandi, menggosok badan dengan sabun serta membereskan mainan yang berserakan bukanlah hal yang mudah bagi si Kecil. Ia harus mampu mengkoordinasikan otak, mata dan gerak otot (tangan).
Bagi kita, orang dewasa, semua ini adalah hal mudah. Tapi coba ingat, semua itu dulu adalah hal baru bagi kita. Hanya karena kita sering mencoba dan terus melakukannya, maka saat ini semua sangat mudah untuk kita.
Begitu pula yang terjadi pada si Prasekolah semua itu merupakan hal baru yang harus mereka pelajari. Jadi wajar bila mereka membutuhkan waktu lebih lama.
Untuk itu bantu dan ajarkan bagaimana cara melakukan aktivitasnya dengan benar. Bila ia sudah cukup mahir, barulah ajarkan padanya bagaimana melakukan aktivitasnya dengan lebih cepat.
Misalkan beri peralatan mandi yang lebih kecil dari yang biasa kita pakai. Jauhkan mainan pada saat ia mandi. Jika ia beralasan ingin mencuci mainannya, katakan bahwa ia akan mendapat waktu untuk bermain air dan mencuci mainannya.
Biarkan juga belajar memakai pakaiannya sendiri. Selain melatih kemandirianya, hal juga akan melatih ketrampilan motorik halusnya. Ajarkan bagaimana mengacingkan baju dengan mudah, seperti memulainya dari kancing paling bawah dan kemudian keatas.
Jauhkan mainan, TV atau apapun yang bisa mengganggu perhatian si Kecil saat makan. Awal mula potong-potong sayur atau lauknya lebih kecil sehingga ia mudah untuk menghabiskan makanannya. Setelah ia terampil menyendok makanan ke mulutnya, beri potongan lebih besar dan ajarkan ia untuk memotong sendiri sayur dan lauknya.
Ide langkah-langkah membiasakan si kecil untuk makan dengan baik ini mungkin bisa menjadi inspirasi Parents untuk membantu si Kecil.
2. Beri kesempatan
Mengajari si Prasekolah untuk melakukan kegiatan pribadinya bukanlah hal yang mudah. Satu dua hari saja tidak cukup; bisa jadi mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga memasuki tahap mahir. Jadi, berikan mereka waktu. Maklumi bila ia terlihat lelet.
Hindari untuk menggunakan standar waktu orang dewasa bagi kegiatan si Kecil. Bila kita bisa menghabiskan sepiring nasi dalam waktu 15 menit, bisa jadi si Kecil membutuhkan 2 kali lebih lama dari waktu kita. Hindari juga untuk terus menyuapi si Kecil dengan alasan agar cepat selesai.
Jadi ketika berencana pergi dengan si Kecil, beritahukan padanya untuk bangun lebih awal esok hari. Ajak ia mandi dan berpakaian, serta makan lebih awal.
Ketika ia sudah mahir, Parents bisa mulai untuk mengenalkan waktu padanya. Awali dengan menggunakan timer, dan bila si Kecil sudah mengenal angka, barulah gunakan jam sebagai penanda waktu.
Perbaikan pada orangtua untuk mengatasi lelet si Kecil
Lelet itu memang menyebalkan. Satu saja anggota keluarga yang lelet, maka bisa rusak semua kegiatan orang serumah. Sebuah penelitian menunjukkan bila seorang anak tidak bisa menyesuaikan kecepatan diri dengan orang-orang disekitarnya, ia bisa menghadapi banyak masalah saat besar nanti.
Mengatasi lelet, sepertinya memang hanya perlu perubahan pada si Kecil. Namun, penelitian juga telah membuktikan bahwa mengurangi tingkat stres disekitar si Kecil bisa membantunya mengatasi masalah lelet ini.
Caranya, kenali dulu kecepatan kita dalam beraktivitas dan kemudian sesuaikan dengan kemampuan si Kecil. Dan keempat cara ini, mungkin juga bisa mengakomodasi proses belajar mandiri dan mengatasi masalah lelet dengan lebih baik.
1. Lakukan semua kegiatan si kecil dalam rutinitas yang sama;
yaitu pada waktu yang sama, tempat yang sama, dan pada urutan yang sama. Jadwal yang sama akan membangun rutinitas berjalan lebih otomatis, sehingga kegiatan yang dilakukan akan lebih efisien.
2. Ubahlah cara Anda berbicara pada si Kecil
Ubahlah kecepatan, intonasi, serta pilihan kata saat bcara dengan si Kecil. Memberikan perintah pada si Kecil dengan kalimat kompleks tentu sangat sukar dimengerti.
“Kita pergi jam sembilan, jadi cepat selesaikan makannya. Adik masih harus sikat gigi dan merapikan baju nanti.”
Kalimat seperti di atas mungkin akan mudah dipahami bagi mereka yang sudah mengenal jam. Bagaimana bila si Kecil belum mengenal jam? Lagipula ada beberapa perintah pada kalimat tersebut. Lebih baik, biar ia menyelesaikan satu persatu, baru berikan perintah selanjutnya.
Jadi, lebih baik katakan, “Selesaikan makan Adik sampai jagung ini berbunyi kringggg …., ya”. Selain mudah dipahami, si Kecil pun bisa fokus pada satu kegiatan terlebih dahulu.
3. Mulai kenalkan pada jam
Bila si Kecil sudah mengenal angka (atau mulai usia 5 tahun), maka gunakan jam untuk menunjukkan kapan waktu yang ia miliki untuk menyelesaikan kegiatannya.
4. Gunakan lebih banyak perintah visual daripada kata-kata
Lebih baik tunjukkan bagaimana cara ia harus melakukan dibanding hanya dengan memberikan perintah.
Dibanding mengatakan “Pakai kaos dalamnya kebalik, tu, dik, benerin“, lebih baik siapkan baju si Kecil dengan membentangkannya pada kasur. Tunjukkan mana sisi punggung dan dada, dan bagaimana harusnya ia mengenakannya.
Standar yang harus si Kecil kuasai dari latihan ini adalah menguasai 3M; mandi, makan, main, dalam kerangka waktu yang tepat. Jadi, bila ia sudah masuk sekolah dasar nanti, ia akan tahu berapa menit ia harus mandi, makan dan bermain agar tidak terlambat berangkat sekolah atau melanggar waktu belajar.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
Baca juga:
Mencari Alternatif Kata ‘Jangan’
13 Ucapan Orangtua yang Berdampak Buruk pada Pola Makan Anak