Orangtua kerap kali merasa ragu untuk bersikap tegas pada anak-anak mereka karena takut tindakan mereka menimbulkan trauma pada anak. Namun sebenarnya, orangtua tetap bisa bersikap tegas kepada anak tanpa membuat anak trauma.
Lalu bagaimanakah cara bersikap tegas tanpa membuat anak trauma? Berikut penjelasan psikolog tentang hal tersebut.
Dampak yang bisa terjadi pada anak bila orangtua tidak tegas
Di era ini, orangtua seakan sangat takut untuk bersikap tegas dengan anak-anak mereka, karena takut anak-anak mereka trauma. Alhasil, orangtua akan bersikap lebih permisif (serba membolehkan, suka mengizinkan) terhadap anak mereka.
Padahal, dilansir dari theAsianParent Singapura, anak-anak dari orangtua yang permisif memang memiliki kebebasan, tetapi mereka mungkin kehilangan periode kritis dalam mengembangkan keterampilan penting, seperti tanggung jawab. Akibatnya, ada banyak efek negatif dari gaya pengasuhan ini terhadap anak, termasuk:
- Kurangnya etiket. Anak-anak dari orangtua permisif cenderung kurang memiliki sopan santun atau tanggung jawab di rumah.
- Perilaku yang tidak diatur. Anak-anak bebas dalam hal waktu tidur, pekerjaan rumah, waktu makan, dan menonton televisi. Menonton televisi dapat berlangsung lebih dari yang disarankan setiap harinya, dan konsumsi camilan yang berlebihan.
- Membuat keputusan buruk. Anak-anak cenderung memutuskan sendiri apa yang harus mereka lakukan tanpa berkonsultasi dengan orangtua atau pengasuh.
- Masalah emosional karena kurangnya batasan. Mereka cenderung impulsif, agresi, ketergantungan, kurangnya tanggung jawab pribadi, dan gejala mengalami kecemasan serta depresi.
- Masalah sikap. Terlepas dari kelebihan, pola asuh permisif juga menghasilkan anak-anak yang terlalu menuntut dan egois.
- Kesehatan mental yang buruk. Anak permisif cenderung tidak siap dengan kebebasan di masa depan, sehingga cenderung depresi, kecemasan, atau stres saat menghadapi dunia perkuliahan.
Artikel terkait: 5 Tanda Anda Membesarkan Si Kecil Menjadi Anak Manja
Tips agar bisa bersikap tegas tanpa membuat anak trauma
Psikolog RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Jane Cindy Linardi, M.Psi, CGA, ditemui dalam acara Media Gathering Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta (19/07), menjelaskan contoh sikap tegas yang tidak membuat anak trauma.
“Orangtua bisa kok bersikap tegas namun tidak menimbulkan trauma pada anak.”
Jane memberikan contoh sederhana seperti saat anak ingin membeli mainan ketika sedang jalan-jalan di Mall, kita sebagai orangtua bisa menolaknya dengan alasan spesifik.
Orangtua bisa memberikan alasan seperti,’nggak boleh ya, mainan kamu di rumah masih banyak’ atau ‘nggak boleh ya, soalnya kamu kemarin kan sudah beli mainan’.
Nah, saat anak menangis karena permintaannya ditolak, orangtua harus tetap konsisten menolak, bisa menggunakan nada suara cukup tinggi atau dengan gestur yang lebih tegas.
“Namun, usahakan untuk tidak melakukan kekerasan fisik, seperti mencubit atau menjewer, dan tidak melabel anak dengan julukan negatif tertentu, seperti menyebut anak nakal atau anak payah. Yang penting selama kalimat penyampaiannya netral, tidak ada kata-kata agresif, labelling atau kasar, itu nggak apa-apa sih,” jelasnya.
Nah, sekarang Parents tak perlu ragu lagi untuk bersikap tegas pada si kecil ya, bisa dengan cara yang tidak membuat trauma, dan pastinya sikap tegas orangtua akan mendidik anak menjadi pribadi yang mandiri dan tidak mementingkan diri sendiri.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga:
Kajian: Anak Akan Lebih Berkelakuan Baik Jika Ibu Ajar Disiplin Dengan Tegas