Merangkak 3 km untuk bersekolah, begini perjuangan sang bocah SD

Dengan keterbatasan fisiknya, ia penuh semangat untuk mengenyam pendidikan!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Coba Parents ingat-ingat waktu sekolah dulu, seberapa jauh jarak dari rumah ke sekolah dan bagaimana mencapainya? Apakah diantar orangtua, menggunakan mobil jemputan, atau berjalan kaki? Kalau saya sih, masih mengalami jalan kaki untuk berangkat ke sekolah. Itu pun jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, hanya sekitar 1 km. Dan syukurnya, saya masih diberi kesehatan dan fisik yang lengkap untuk berjalan kaki.

Adalah Mukhlis Abdul Holik atau biasa dipanggil Adul, yang belakangan ini kisahnya viral karena perjuangannya harus menempuh jarak sejauh 3 km untuk berangkat ke sekolah.

Ah, 3 km nggak jauh? Mungkin tidak jauh untuk orang dengan kaki normal. Ya, sayangnya Adul mengalami kelainan fisik pada bagian kedua kakinya sejak lahir sehingga ia tidak bisa berjalan kaki dengan normal, tapi harus merangkak bertumpu pada dua tangannya!

Sumber: Republika

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perjuangan berangkat ke sekolah dengan merangkak

Dilansir dari Liputan6, Adul yang baru berusia 8 tahun ini sehari-harinya harus merangkak sejauh 3 km dari rumahnya ke sekolahnya di SDN 10 Cibadak, Kampung Cikiwul Tonggoh, Sekarwangi, Sukabumi. Karena kakinya tidak bisa digunakan, ia hanya bisa merangkak bertumpu pada dua tangannya, yang mengenakan sandal seperti bagaimana biasa dikenakan pada kaki.

Jalanan yang ia lalui pun tidak selalu mulus beraspal, namun kadang terjal, menanjak, dan menurun. Adul bahkan juga harus melewati jembatan bambu.

Video perjuangan Adul berangkat ke sekolah

Putra keempat pasangan Dandan Hamdani (52) dan Pipin (48) ini masih duduk di bangku kelas 3 SD. Keterbatasan fisik sejak lahir tidak membuatnya patah semangat untuk tetap mengenyam ilmu untuk mencapai cita-citanya, yaitu ingin menjadi petugas pemadam kebakaran. Semoga terwujud ya, Adul!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sungguh terharu melihatnya ya, Bun. Semoga semangat Adul ini bisa menjadi motivasi untuk anak-anak kita agar rajin sekolah.

Baca juga:

[Video] Terlahir tanpa tangan dan kaki, bocah 11 tahun ini jago matematika

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika mengingat masa sekolah, apa yang paling membekas di ingatan Anda? Masa masa sekolah atau perjuangan untuk sekolah? Tampaknya, perjuangan untuk ke sekolah yang akan paling membekas di ingatan seorang anak laki laki bernama Mukhlis Abdul Holik. Jika Anda orang yang beruntung dapat berangkat sekolah dengan fasilitas yang memadai, berbeda dengan Adul, sapaannya. Adul harus merangkak untuk berangkat ke sekolah, yuk simak ulasan lengkapnya di sini!

Tidak Pernah Menyerah dengan Keterbatasannya

Sekolah adalah impian setiap orang karena dengan mengeyam bangku sekolah, ia dapat ilmu yang dapat menunjang hidupnya. Selain itu, belajar dapat menjadikan seseorang beradab dan berilmu. Dengan segala keterbatasan yang ada, harusnya tidak membuat semangat itu luntur. Itulah yang dirasakan oleh Mukhlis Abdul Holik, siswa sekolah dasar yang harus menempuh perjuangan luar biasa.

Untuk berangkat sekolah saja, Adul harus berjuang keras karena jarak rumahnya 3 km dari sekolah. Jarak yang dekat bagi sebagian orang, terutama yang memiliki fisik sempurna. Akan tetapi, anak laki laki itu harus berjalan dengan kedua tangannya. Adul tidak pernah menyerah ataupun malas sekolah, ia tetap semangat sekolah dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Merangkak Menyusuri Medan yang Berat

Jika dirasa bahwa berjalan itu ringat, berbeda halnya dengan Adul yang harus berjalan sejauh 3 km dengan bertumpu pada tangan. Tangannya mengenakan sandal seperti selayaknya kaki yang mengenakan sandal. Hal tersebut dikarenakan ia memiliki kelainan, sehingga kakinya tidak dapat digunakan untuk berdiri ataupun berjalan seperti yang dapat dirasakan oleh orang lain.

Selain keterbatasan pada kaki, ia juga tidak memiliki kendaraan untuk mengantarkannya ke sekolah. Sehingga ia harus menempuh perjalanan dengan berjalan di atas tangannya. Cobaan yang dirasakannya tidak berhenti di situ. Ia harus menempuh jalan yang tidak mulus karena tidak jalanan tidak beraspal, kontur yang terjal, jalanan menanjak, bahkan menurun. Anak berusia 8 tahun ini pun harus melewati jembatan bambu.

Sekolah adalah hal yang sangat menyenangkan bagi anak dari pasangan Dandan Hamdani dan Pipin ini. Saat ini, anak lelaki berusia 8 tahun itu sedang duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Keterbatasan untuk berangkat ke sekolah tidak menyurutkan keinginannya dalam menempuh pendidikan. Melalui pendidikan, ia dapat meraih cita citanya, yaitu sebagai petugas pemadam kebakaran. Melalui pekerjaan itu, ia dapat membantu orang orang yang kesulitan.

Memiliki mimpi membuat seseorang berusaha sangat keras untuk belajar. Setiap orang harus mempunyai target atau mimpi agar semangatnya terus terpacu. Itulah yang dimiliki oleh Adul, sehingga sangat bersemangat dalam menempuh pendidikan. Bocah berusia 8 tahun itu sangat senang berangkat sekolah, meskipun harus berjalan dengan tumpuan tangannya sejauh 3 km. Melihat keterbatasan dan kegigihan Adul, tentu dapat memompa semangat para pembaca lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan