Perubahan bentuk vagina pasti akan terjadi seiring bertambahnya usia kita. Setiap proses terkait alat reproduksi mulai dari menstruasi, hubungan seksual, kehamilan, melahirkan, hingga menopause tentu turut memengaruhinya.
Dalam setiap periodenya, berbagai perawatan berbeda perlu dilakukan agar vagina bisa tetap sehat.
Lalu seperti apa perubahan bentuk vagina dari masa ke masa?
Bentuk vagina usia 20-an
Vagina yang sudah matang tentunya ditandai dengan proses menstruasi dan perubahan yang lain. Di usia ini, bentuk dan penampilan vagina akan jauh lebih berbeda dari usia sebelumnya ketika belum puber.
Labia, atau bibir luar vagina akan berubah bentuk juga warna. Selain itu rambut sekitar kemaluan akan lebih tebal dan pekat.
Menurut Sherry Ross, M.D., OB-GYN yang berpraktik di Santa Monica, California, rentang usia ini dianggap paling produktif dan ideal untuk memiliki keturunan, khususnya pada perempuan usia 25 tahun.
Ross juga menuturkan untuk rutin menjaga kebersihan vagina sejak dini. Memang, vagina memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri namun tetap butuh berbagai usaha lainnya.
Pastikan membersihkannya tidak menggunakan sabun berbau atau mengandung parfum. Ia pun merekomendasikan penggunaan minyak kelapa virgin (virgin coconut oil) karena mengandung antiseptik dan tidak menyebabkan alergi.
Bentuk vagina usia 30-an
Kebanyakan perempuan di usia ini sudah mengalami persalinan, baik secara normal maupun sesar sehingga perubahan sudah pasti terjadi. Semakin bertambahnya usia, pelvis pun semakin kendur dan kehilangan kekuatan. Tonus otot pada vagina pun menjadi tidak sebaik sebelumnya.
Banyak kasus prolaps atau turunnya pelvis menyebabkan inkontinensia urin atau ketidakmampuan seseorang menahan buang air kecil. Bunda, latihan kegel sangat penting pada periode ini untuk mengatasi berbagai dampak negatif tersebut dikemudian hari, menurut Ross.
Tak jarang pada usia ini pun hubungan seks terasa begitu hebat. Hal ini tentu bisa ditengarai karena faktor hormonal dan pengalaman.
Bentuk vagina usia 40-an
Di usia ini, kadar estrogen menurun sehingga menyebabkan perubahan bentuk vagina. Labia akan nampak lebih longgar sementara rambut kemaluan pun mulai menipis.
Menurut Ross, di usia ini perempuan akan mengalami saat pra menopause, yakni masa-masa mendekati menopause. Gejalanya adalah kekeringan atau infeksi pada vagina.
Terkadang kondisi ini bisa membuat hubungan seksual menjadi menyakitkan. Oleh karena itu, dokter merekomendasikan untuk menggunakan pelumas sintetis ketika bercinta.
Secara keseluruhan pada setiap usianya, seorang perempuan wajib menjaga kesehatan vagina dengan mengonsumsi makanan yang sehat, istirahat cukup, dan menjaga higienitas baik pada kondisi normal maupun saat menstruasi hingga menopause.
Bunda, perubahan yang terjadi tersebut wajar adanya sehingga tidak perlu ditakutkan atau dikhawatirkan. Bila ada berbagai keluhan yang dirasa abnormal, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya.
Artikel disadur dari tulisan Elaine Boey di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
5 Perubahan ini dirasakan miss V setelah melahirkan, Bunda jangan kaget