Akibat wabah Virus Corona, kehidupan sehari-hari kita jadi berubah. Terutama anak-anak yang tidak lagi belajar di sekolah bersama guru dan teman-temannya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah secara online selama pandemi COVID-19 ini.
Pembelajaran daring ini tentu jadi tantangan tersendiri lantaran penyebaran internet di seluruh Indonesia masih belum merata. Daerah-daerah di luar pulau Jawa, khususnya di kota-kota kecil, akses internetnya sangat terbatas.
Seluruh sekolah di Indonesia secara serentak ditutup sejak bulan Maret lalu. Anak-anak yang mudah mendapatkan akses internet dapat belajar online dengan pertemuan secara virtual bersama guru mereka atau melalui video yang sudah direkam sebelumnya.
Komunikasi antar orangtua dan guru juga dimudahkan dengan adanya fasilitas untuk berkirim pesan seperti Whatsapp.
Sebagai tambahan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga bekerja sama dengan TVRI sebagai stasiun televisi nasional untuk menyiarkan siaran pembelajaran melalui televisi. Akan tetapi, para siswa yang tidak memiliki fasilitas internet atau televisi punya cerita lain.
Masih banyak daerah yang belum terjangkau internet, belajar di rumah secara online tidak bisa dilaksanakan
Menurut Titis Kartikawati, seorang guru SD di Sanggau, Kalimantan Barat, daerah tempatnya mengajar masih banyak titik-titik yang belum terjangkau internet.
“Di Sanggau ini letak geografisnya beragam. Tidak semua daerah punya jaringan internet. Banyak blank spot di Sanggau yang tidak bisa mengakses internet. Jadi pembelajaran daring tidak bisa dilaksanakan,” ujar Titis dalam konferensi pers virtual di kanal Youtube milik BPNB, seperti dikutip dari Detiknews.
Menurutnya, mayoritas siswa yang diampunya bukan berasal dari kalangan berada. Kebanyakan orangtua mereka bekerja sebagai buruh tani atau pedagang sayur. Sehingga biaya untuk membeli kuota internet bukan menjadi prioritas mereka.
“Di sini orangtuanya masih banyak yang bekerja sebagai buruh tani, pekerja sawit, kemudian pedagang sayur, dan sebagainya. Jadi pakai internet itu cukup memberatkan (biayanya),” tuturnya.
Artikel terkait: 4 Tips agar kegiatan belajar anak di rumah lebih efektif, wajib tahu!
Komunitas guru di Kalimantan Barat dan RRI membuat program belajar khusus pandemi lewat siaran radio
Menyiasati kondisi para siswanya tersebut, Titis dan guru-guru lainnya yang tergabung dalam Komunitas Guru di Kalimantan Barat menggunakan siaran radio untuk memberikan materi pembelajaran. Mereka bekerjasama dengan RRI (Radio Republik Indonesia) Sanggau untuk menyampaikan materi tersebut.
“Kami di Sanggau bisa berkolaborasi dengan RRI Sanggau dan Komunitas Guru Belajar mengadakan program belajar di RRI selama satu jam. Jadi dari hari Senin sampai Jumat kita bergantian, semua guru dapat memberikan materi sesuai dengan apa yang mereka kuasai.” Titis menjelaskan.
Ia mengaku dirinya dan rekan-rekannya tidak harus mengejar materi yang ada di kurikulum, akan tetapi tetap melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan arahan Kemendikbud.
Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, mengatakan bahwa para guru harus berupaya sekreatif mungkin untuk mengatasi masalah seperti tidak adanya akses internet atau listrik yang terbatas.
“Kita juga harus memikirkan tentang anak-anak yang tidak punya internet, listrik, atau televisi. Beberapa kota menggunakan siaran radio daerah. Ini adalah waktunya untuk para guru melakukan inovasi baru dalam proses belajar,” ungkap Hamid, seperti dilansir dari The Jakarta Post.
Artikel terkait: Jangan sampai terlewat! Ini jadwal tayang program ’Belajar di Rumah’ di TVRI
Guru di Muntilan menggunakan aplikasi TikTok untuk mengajar
Titik Nur Istiqomah, guru SD di Muntilan, Magelang, memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai pembelajaran secara daring yang dilakukan di rumah ini.
Ia bersyukur bahwa penggunaan teknologi di Pulau Jawa sudah tidak asing bagi siswa dan keluarganya, namun tetap guru mendapat tantangan baru untuk berkreasi dengan mengajar menggunakan teknologi.
“Selama ini konsepnya bagaimana menjauhkan gadget dari anak-anak, tapi ternyata di posisi seperti ini justru para pendidik ditantang berkreasi memajukan pendidikan dengan menggunakan teknologi yang ada,” katanya.
Titik pun bercerita kalau dirinya sempat menggunakan aplikasi TikTok untuk mengisi pembelajaran jarak jauh. Menurutnya, aplikasi ini disenangi para siswa sehingga bisa memudahkan proses belajar.
“Kami pernah gunakan TikTok, itu kami gunakan karena anak-anak kami itu sekarang senang menggunakan media itu. Tidak ada salahnya TikTok sebagai media pembelajaran.” Titik berujar.
Namun ia tidak memberi rincian bagaimana mekanisme pembelajaran menggunakan aplikasi tersebut. Yang jelas, para siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menggunakan aplikasi TikTok tersebut.
“Kuncinya adalah komunikasi antara guru, orangtua, dan anak. Karena saya yakin pendidikan berhasil dengan kolaborasi yang baik antara ketiganya.” ia menambahkan.
Sumber: Kompas, Medcom.id, TheJakartaPost, Detik
Baca juga:
Social Distancing, 5 Selebmom ini unggah kegiatan belajar di rumah bersama anak!