“Belajar bahasa asing untuk anak dan dikenalkan sejak dini, perlu nggak, sih?”
“Apakah jika anak saya akan bingung jika kita mulai dengan lebih dari 1 bahasa?”
“Usia berapa ya, anak bisa dikenalkan bahasa asing selain bahasa Ibu?”
“Kalau anak bisa bilingual, nanti bicaranya campur-campur. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris digabung. Bagaimana, tuh?”
“Anak yang dikenalkan bahasa asing sejak dini, bisa berisiko bikin anak gagap dan speech delay, ya?”
Deretan pertanyaan ini mungkin sempat terbersit di benak Parents. Adalah wajar jika kita sebagai orang tua merasa khawatir jika tumbuh kembang anak mengalami hambatan dan tidak maksimal. Tak terkecuali dengan perkembangan bahasanya.
Apalagi kalau mengingat sampai saat ini masih banyak persepsi yang salah terkait dengan mengenalkan bahasa asing di usia dini. Katanya, bisa menyebabkan anak bingung bahasa bahkan speech delay.
Benarkah?
Dikutip dari laman IDAI, speech delay atau keterlambatan berbicara sebenarnya disebabkan beberapa faktor. Mulai dari adanya gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata. Kesulitan anak ini juga dikenal sebagai gangguan artikulasi. Dari sini maka bisa dipahami, bahwa mengajarkan bahasa asing selain bahasa ibu, tidak menyebabkan anak mengalami speech delay.
IDAI juga menyebutkan, untuk mengetahui apa yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan lebih dalam. Tak hanya dokter anak, namun juga melibatkan dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak, termasuk spesialis lain seperti terapis wicara dan tentunya orang tua. Dengan demikian, dapat diberikan penanganan yang tepat
Biar bagaimana pun, kita sebagai orang tua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa seorang anak.Tak hanya mendampingi dan mengamati, namun juga mengoptimalkan perkembangan bicara dan bahasa anak.
Berdasarkan penelitian perkembangan berbahasa, salah satunya teori dari Noam Chomsky dibuktikan bahwa bayi yang dipaparkan lebih dari dua bahasa tidak akan mengalami keterlambatan wicara. Hal ini dikarenakan setiap manusia sejak bayi sudah memiliki program di dalam otak yang disebut dengan Language Acquisition Device (LAD).
‘Program’ inilah yang akhirnya memungkinkan bayi untuk punya kemampuan menganalisa dan memahami aturan dasar dari bahasa yang mereka dengar, hingga akhirnya bisa berbahasa dengan baik.
Belajar Bahasa Asing untuk Anak, Baik Dikenalkan Sejak Golden Age
Orang tua tentu saja perlu memahami kapan momen belajar bahasa asing untuk anak yang terbaik. Jangan sampai justru terjebak terjebak dengan berbagai mitos yang justru bisa menghambat.
Penelitian membuktikan, mengenalkan bahasa asing di usia dini, khususnya golden age memiliki dampak positif. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa the golden age (pada usia dini) merupakan masa yang efektif untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan anak, Dengan demikian, anak bisa tumbuh dan menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
Oleh karena itulah penting bagi orang tua memberikan berbagai stimulus dan memberikan dukungan agar anak pintar berbahasa asing, Baik Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, dan bahasa asing lainnya.
Proses belajar bahasa asing untuk anak ini tentu saja perlu dimulai sejak dini. Pada saat anak masih berada di usia golden age, orang tua perlu memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk mengenalkannya.
Lagi pula kita tentu cukup menyadari bahwa proses belajar bahasa asing akan lebih sulit dilakukan pada saat usia kian bertambah. Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Cognition, menemukan fakta bahwa momen belajar terbaik bahasa asing perlu dilakukan sedini mungkin. Bahkan, ‘hampir tidak mungkin’ bagi seseorang untuk fasih berbahasa asing apabila mereka baru mulai mempelajarinya di atas usia 10 tahun.
Agar proses pembelajaran lebih efektif, tentu saja diperlukan cara, media atau metode yang tepat dan menyenangkan untuk mendukung momen belajar bahasa asing. Misalnya, mulai dengan mengenalkan anak bahasa asing, lewat lagu dan video. Serta memasukkan anak ke lembaga kursus bahasa asing LingoAce.
LingoAce merupakan platform EdTech global yang menawarkan pembelajaran yang autentik, menarik, efektif, dan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal ini tidak terlepas karena LingoAce percaya bahwa setiap anak unik dan memiliki perkembangan bahasa yang berbeda satu sama lain.
Proses pembelajaran bahasa asing ini tentu saja tidak maksimal tanpa tenaga pengajar yang berpengalam. Di LingoAce, setiap anak akan mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan bahasa Mandarin mereka. Dilatih oleh guru native.
Penasaran dan ingin tahu bagaimana proses belajar bahasa Mandarin di LingoAce seperti apa? Langsung saja daftar kelas free trial gratis, dan buktikan kalau Si Kecil akan menikmati momen terbaik belajar bahasa Mandarin di sana. Tak usah ragu, belajar bahasa asing untuk anak sedini mungkin justru baik untuk perkembangan bahasanya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.