Bagi ibu yang melahirkan lewat prosedur operasi caesar, umumnya akan memiliki bekas luka yang cukup besar di daerah perut. Tidak sedikit yang akhirnya berujung dengan keluhan bekas jahitan caesar tersebut timbul dan menganggu penampilan.
Bila Anda memiliki masalah yang sama, beberapa informasi berikut ini mungkin bisa membantu Anda!
Bekas jahitan caesar timbul, mengapa bisa terjadi?
Beberapa bulan setelah menjalani prosedur operasi caesar, Bunda mungkin akan melihat luka bekas jahitan caesar berwarna kemerahan atau pink. Bunda tidak perlu terlalu khawatir karena kondisi tersebut bukanlah tanda infeksi yang berbahaya.
Luka bekas jahitan caesar yang berwarna kemerahan atau pink merupakan salah satu bagian dari proses penyembuhan luka itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, warnanya akan berubah menjadi pucat dan bahkan hampir tidak nampak.
Namun dalam beberapa kasus, bekas jahitan caesar itu akan tetap nampak, bahkan timbul. Dalam hal ini dr Febriansyah Darus SpOG(K) mengatakan bahwa bekas jahitan caesar yang timbul dan menonjol di tubuh disebut sebagai keloid.
Penyebabnya antara lain karena faktor genetik atau pengaruh gesekan pakaian.
“Keloid itu tergantung sama genetik atau keturunan. Kalau ada bakatnya ya tetap akan timbul,” ujar dr Febriansyah dilansir dari detikHealth.
Gesekan yang ditimbulkan oleh penggunaan celana atau korset setelah masa pemulihan juga bisa menimbulkan masalah keloid. Sebab bekas luka operasi yang tergesek celana atau korset akan merangsang jaringan hingga terluka.
Selain di muncul di perut tempat bekas jahitan caesar, keloid juga mungkin muncul di area yang sering mendapat tekanan seperti di dagu, rahang bawah, lengan dan dada atas.
Berikut ini beberapa gejala keloid yang perlu Bunda ketahui:
- Muncul secara perlahan, pada umumnya keloid tumbuh dalam waktu 3 hingga 12 bulan setelah luka
- Berwarna merah muda, merah, atau keunguan saat muncul pertama kali
- Tumbuh perlahan, karena keloid bisa tumbuh lebih besar dari luka atau melebar dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan
- Keloid terasa gatal dan lunak, tetapi lambat laun akan mengeras
- Ketika berhenti tumbuh, warnanya pun akan berubah menjadi lebih gelap
Artikel terkait: 5 Cara menghilangkan keloid bekas operasi caesar, ampuh!
Cara mengatasi keloid di bekas jahitan caesar
Pada umumnya, keloid bersifat jinak dan tidak berbahaya. Perawatan keloid pun tidak dapat membantu menghilangkannya. Hanya bisa mengurangi penampilannya dan mencegahnya dari infeksi.
Bila Bunda merasa kehadiran keloid cukup menganggua dan ingin menghilangkannya. Berikut ini beberapa perawatan dan cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasinya.
a. Operasi
Bunda bisa melakukan operasi untuk menghilangkan keloid. Namun hal ini seringkali tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan risiko luka yang lebih besar. Selain itu, keloid yang lama juga mungkin akan muncul kembali setelah operso.
Untuk meminimalkan risiko tersebut, dokter biasanya akan mengombinasikan operasi dengan tindakan lain. Seperti radiasi atau penyuntikan steroid pada bekas luka.
b. Suntikan kortikosteroid pada keloid
Memberikan suntikan kortikosteroid pada keloid merupakan salah satu cara yang cenderung aman tetapi menyakitkan.
Suntikan kortikosteroid diberikan pada bagian keloid secara rutin satu atau dua bulan sekali, hingga bagian keloid mengempis. Meski mengempis tetapi suntikan ini bisa membuat bagian keloid berwarna kemerahan karena merangsang bagian pembuluh darah di area permukaan kulit.
Selain itu, jika suntikan ini sudah mencapai hasil yang maksimal, bekas luka pada kulit biasanya tetap terlihat berbeda dengan bagian kulit lainnya.
c. Laser
Prosedur laser dapat membantu meratakan keloid dan membuat warna merahnya menjadi lebih pudar. Namun sayangnya, metode ini termasuk mahal dan perlu dilakukan beberapa kali.
d. Cryotherapy
Cryotherapy dilakukan dengan menggunakan nitrogen cair yang akan membekukan keloid. Prosedur ini bisa mengempiskan keloid, tapi biasanya tetap akan meninggalkan bekas luka berwarna gelap pada permukaan kulit.
e. Silikon Gel
Cara ini menggunakan gel silikon yang dibalutkan pada bagian kulit yang ditumbuhi keloid. Ini dapat mengempiskan keloid.
Namun perlu diketahui bahwa hasil dapat bervariasi pada tiap penderita dan penggunaannya harus dilakukan selama beberapa bulan.
f. Suntikan Fluorouracil
Suntikan kemoterapi cukup sering digunakan untuk mengatasi keloid. Fluorouracil dapat disuntikkan dengan steroid atau tanpa steroid.
g. Interferon
Intereferon adalah protein yang secara alami diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk membantu melawan bakteri atau virus. Meski dapat mengempiskan keloid, tetapi sampai saat ini masih belum jelas apakah metode ini dapat memberikan hasil yang permanen atau tidak.
h. Radiasi
Cara menghilangkan keloid dengan radiasi sebaiknya dijadikan pilihan terakhir. Hal ini karena radiasi dikhawatirkan justru dapat memicu kanker.
Oleh karena itu, penting diingat untuk melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan hendak melakukan jenis perawatan apapun. Hal ini karena pilihan perawatan yang akan dilaksanakan harus disesuaikan berdasarkan evaluasi dan pemeriksaan dokter terlebih dahulu.