Sebuah penelitan baru cukup membuat banyak orang terkejut. Bedong bayi yang dapat membuat bayi tidur lebih tenang, justru bisa meningkatkan risiko terjadinya kematian mendadak pada bayi, atau dikenal sebagai Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
SIDS lebih sering terjadi pada bayi di bawah 1 tahun, dan agak jarang terjadi di Asia. Hingga saat ini penyebab SIDS masih tidak diketahui dengan pasti.
Penelitian tentang bedong bayi
Peneliti mengumpulkan data dari 760 kasus SIDS yang ada. Secara umum, riset ini menyimpulkan bahwa risiko SIDS menjadi lebih besar bila bayi tidur tengkurap atau tidur miring sambil dibalut bedong bayi.
Anna S. Pease, peneliti dari University of Bristol mengatakan bahwa kita harus mengintepretasikan hasil riset ini secara hati-hati, karena jumlah objek yang diteliti tidaklah terlalu banyak, dan bukti-bukti yang ada sangat terbatas.
Lebih jauh lagi ia mengatakan, “Kita tahu bahwa posisi tidur miring dan tengkurap tidak aman untuk bayi, jadi sebaiknya baringkan bayi terlentang, terlebih saat kita membedongnya.”
Risiko SIDS juga meningkat seiring dengan usia bayi. Walaupun bukti yang ada belum banyak, risiko menjadi 2 kali lebih besar ketika bayi berusia di atas 6 bulan. Dr Pease menyarankan kita untuk berpikir kapan sebaiknya si Kecil tidak pakai bedong bayi lagi.
“Bayi umumnya mulai bisa membalik badan (berguling) pada usia 4-6 bulan, dan pada usia inilah sebaiknya kita tidak membedongnya lagi,” saran Dr. Peace.
Parents, semoga informasi di atas dapat membantu kita semua.
Referensi: nytimes.com
Biasanya anak yang baru lahir akan dijaga dengan cara khusus oleh orang tuanya. Misalnya adalah dengan cara memberikan bedong untuk si bayi. Memang bedong yang ada disebut sebut dapat membuat seorang bayi tertidur nyenyak. Namun, tahukah Anda bahwa bedong bayi dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian mendadak pada bayi? Simak penjelasannya di bawah ini.
Penggunaan Bedong untuk Bayi yang Baru Lahir
Di Indonesia, pada umumnya bayi yang baru lahir akan dibedong dengan maksud dan tujuan tertentu. Misalnya adalah membuat si bayi menjadi tidur lebih pulas sekaligus menghangatkan tubuh si kecil. Namun banyak orang yang belum mengetahui bahwa kebiasaan tersebut memiliki risiko tersendiri bagi si kecil. Misalnya adalah meningkatnya risiko SIDS yang terjadi pada seorang bayi.
Kasus SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang Terjadi
Penelitian yang fokus dalam masalah ini juga menggunakan data dari ratusan kasus SIDS yang ada. Kasus SIDS sejumlah 760 kasus tersebut juga membuahkan sebuah kesimpulan yang cukup mencengangkan. Diketahui secara umum bahwa risiko terjadinya SIDS menjadi lebih besar saat seorang bayi tidur dalam keadaan miring atau tengkurap sambil dibalut dengan bedong bayi.
Seorang peneliti bernama Anna S. Pease juga mengungkapkan bahwa Anda harus berhati hati dalam mengintepretasikan hasil riset yang ada. Selain dikarenakan jumlah objek yang digunakan tidak terlalu banyak, namun juga bukti yang tersaji di dalam penelitian ini juga sangat terbatas. Namun peneliti dari University of Bristol ini juga mengungkapkan bahwa posisi tidur miring dan juga tengkurap memang tidak baik untuk bayi.
Kapan Seorang Bayi Tidak Perlu Dibedong Lagi?
Posisi yang aman untuk bayi yang dibedong adalah bayi dengan posisi terlentang. Hal tersebut jauh lebih baik daripada posisi miring ataupun tengkurap. Risiko terjadinya SIDS sendiri juga dapat meningkat seiring bertambahnya usia si bayi. Walaupun belum terdapat banyak bukti pendukung. Namun risiko menjadi lebih besar 2 kali lipat saat seorang bayi telah berusia di atas 6 bulan.
Peneliti tersebut juga mengungkapkan bahwa sebaiknya orang tua mengetahui kapan waktunya si kecil tidak perlu dibedong lagi. Dr. Anna S. Peace juga menyarankan orang tua untuk tidak lagi membedong si kecil saat usia mereka telah menginjak 4 sampai 6 bulan. Karena pada usia tersebut si kecil sudah dapat membalikkan badan ataupun berguling di atas tempat tidur.
Banyak hal yang harus dipahami oleh orang tua yang memiliki bayi. Jangan sampai karena mengikuti kebiasaan yang ada, justru dapat menyebabkan nyawa si kecil justru terancam. Misalnya adalah kebiasaan dalam membedong seorang bayi. Hal tersebut memang dapat tetap dilakukan namun dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar si kecil terhindar dari risiko SIDS atau kematian mendadak yang terjadi pada anak bayi.