Di minggu-minggu pertamanya, bayi sering terbangun dan menangis saat ia tidur di malam hari. Sebagai ibu baru, tentu hal ini membuat Anda kewalahan dan bingung.
Biasanya, kondisi ini kerap dialami bayi selama karena berbagai faktor, bahkan bisa juga menjadi tanda suatu penyakit.
Karena itu, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab bayi terbangun dan menangis di malam hari hingga membuat tidurnya tak nyaman.
Penyebab Bayi Menangis Saat Tidur
Bayi memang lebih sensitif dan lebih rentan terhadap berbagai gangguan, terutama di malam hari. Berikut beberapa penyebab yang sering membuat bayi terbangun dan menangis saat tidur.
1. Lapar
Dikutip dari laman Healthline, Dr. Natasha Ahmed, seorang dokter anak di Austin Regional Clinic asal Austin Texas mengatakan bahwa umumnya bayi di bawah 4 bulan akan sering terbangun dan menangis di tengah malam karena rasa lapar.
Mengingat, frekuensi menyusu bayi baru lahir memang lebih banyak, yaitu setiap 2 hingga 3 jam sekali.
Namun yang perlu Anda ketahui, menangis adalah cara paling akhir seorang bayi untuk menunjukkan bahwa ia sudah sangat lapar.
Dalam lamannya, CDC menyebutkan beberapa tanda awal bayi lapar yang harus dipahami orang tua, seperti memasukkan tangannya ke mulut, menjulurkan lidahnya ke bibir, mengepalkan tangan, hingga terlihat mencari arah payudara atau dotnya.
Kabar baiknya, seiring berjalannya waktu frekuensi menyusu bayi di malam hari akan berkurang sehingga ia bisa menghabiskan waktu lebih lama untuk tertidur.
2. Masalah Pencernaan
Sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna dan lebih sensitif.
Ada kemungkinan mereka masih belum mampu memecah zat-zat tertentu yang terkandung dalam ASI atau susu formula yang ia konsumsi, seperti dikutip dalam laman Healthline.
Hal tersebut menyebabkan gas pada sistem pencernaannya, sehingga muncul rasa sakit dan ketidaknyamanan pada bayi.
Jika bayi Anda sering mengalami perut kembung atau tampak menekuk bagian tengah tubuhnya sambil menangis, ada kemungkinan ia mengalami sakit perut yang menyakitkan hingga mengganggu tidurnya.
3. Tumbuh Gigi
Dr. Natasha Ahmed juga mengingatkan, bayi antara usia 4 dan 6 bulan akan mengalami tahap awal tumbuh gigi yang akan membuatnya tak nyaman dan sering terbangun dan menangis saat tidur.
Bayi akan merasa sangat tertekan karena sensasi pegal dan gatal di bagian mulut mereka. Belum lagi, fase tumbuh gigi juga bisa menimbulkan demam pada beberapa bayi.
NHS mencatat, beberapa tanda tumbuh gigi yang dialami pada bayi, di antaranya:
- gusi memerah
- demam ringan kurang dari 38 derajat Celcius
- banyak mengeluarkan air liur
- senang menggigit-gigit
- bayi terlihat menggosok telinganya
- lebih rewel
- sulit tidur
4. Sakit
Bayi masih sangat rentan terkena berbagai penyakit karena imunnya yang masih belum sempurna.
Ketika rasa sakit menyerang, bayi bisa saja lebih sering terbangun dan menangis karena ketidaknyamanan yang ia rasakan. Seperti demam, sakit kepala, sakit perut, napas yang tak nyaman, atau rasa nyeri di bagian tertentu pada tubuhnya yang sakit.
Perhatikan juga jika si Kecil tampak rewel sambil menggosok atau menarik-narik telinga, mata, atau hidungnya. Itu bisa menunjukkan bahwa dia sedang tidak enak badan.
Jika tangisan bayi terdengar makin parah, segera bawa ke dokter untuk segera mendapat penanganan yang tepat ya, Moms.
5. Cemas atau Takut Ditinggal
Pada bayi yang lebih tua, yaitu sekitar usia 9 bulan ke atas, terbangun di malam hari lebih merupakan masalah perkembangan daripada masalah fisik. Hal ini biasanya dialami oleh bayi yang tidur di ranjang terpisah dengan orang tuanya.
Dr. Ahmed dalam laman Healthline menyebutkan, biasanya bayi pada usia 9-12 bulan terbangun karena menyadari bahwa ibu atau ayahnya tidak ada.
Jadi, jika bayi menangis namun membaik saat Moms menghampirinya, kemungkinan besar si Kecil mengalami kecemasan emosional.
6. Regresi Tidur
Menurut laman What to Expect, regresi tidur terjadi ketika bayi yang tidurnya nyenyak tiba-tiba mengalami kesulitan untuk tidur atau terbangun dengan rewel di tengah malam. Kondisi ini terjadi di suatu periode waktu, biasanya sekitar dua hingga empat minggu.
Ada beberapa tahap perkembangan yang mungkin menyebabkan regresi tidur, termasuk di usia 4, 6, 8, 12, 18, dan 24 bulan.
Tahapan usia tersebut menandai semacam tonggak perkembangan pada anak, dan perubahan ini seringkali menyebabkan gangguan tidur.
Selain itu, regresi tidur juga bisa disebabkan oleh keterikatan bayi pada rutinitasnya sebelum tidur.
Misalnya, jika si Kecil punya kebiasaan ditidurkan dengan botol atau dot, lalu ia akan terbangun dan menyadari dotnya tidak ada lagi, mereka pun akan khawatir dan menangis.
7. Growth Spurts
Bayi yang berusia lebih muda akan mengalami lonjakan pertumbuhan atau yang lebih dikenal dengan growth spurts secara berkala yang membuat mereka terus lapar dan tak pernah puas menyusu.
Artinya, mereka akan lebih sering terbangun di malam hari untuk minta menyusu dengan sangat mendesak.
Percepatan pertumbuhan biasanya hanya berlangsung sekitar 2 atau 3 hari. Kemungkinan, situasi ini hanya sementara dan akan teratasi dengan sendirinya.
8. Mimpi Buruk
Dikutip What to Expect, mimpi buruk biasanya terjadi pada bayi yang usianya lebih besar, ketika mereka sudah mulai bisa mengembangkan imajinasinya. Mimpi buruk dapat menyebabkan bayi terbangun dengan perasaan kesal dan ketakutan.
Ketika mengalami hal ini, si Kecil sebenarnya tidak benar-benar terbangun, melainkan mereka berada dalam tahap tidur terdalam, namun mungkin berteriak, bernapas dengan cepat, berkeringat, hingga meronta-ronta.
Moms tidak perlu mencoba membangunkannya, hanya perlu menepuk halus punggungnya atau sentuhan fisik untuk membantu mereka kembali tidur.
9. Lingkungan yang Tidak Nyaman
Bayi yang sering terbangun dan menangis juga bisa disebabkan karena ketidaknyamanan yang ia rasakan saat tidur, seperti suhu ruangan yang terlalu dingin atau terlalu panas.
Selain itu, terkadang berbaring dalam posisi yang sama terlalu lama dapat menyebabkan kekakuan dan si Kecil mungkin akan terbangun sambil menangis karena kesakitan.
Pada bayi yang lebih kecil, mereka rentan terhadap refleks kaget yang terlalu aktif sehingga mungkin juga akan lebih mudah terbangun hingga menangis jika ada gangguan atau suara bising.
10. Popoknya Sudah Terlalu “Penuh” atau Basah
Popok yang terlalu basah atau “penuh” juga akan membuat bayi tidak nyaman dalam tidurnya. Pastinya, bayi akan lebih sering terbangun dan menangis.
Jika ini terjadi, Anda harus segera menggantinya.
Selain membuat tak nyaman, popok penuh yang tidak diganti terlalu lama juga bisa membuat si Kecil rentan mengalami ruam popok dan infeksi saluran kemih.
11. Rutinitas yang Berubah
Bayi membutuhkan jadwal dan rutinitas yang konsisten.
Jika ada perubahan besar pada rutinitasnya, bayi bisa merasa kelelahan dan menyebabkan terbangun di malam hari. Ia pun akan kesulitan tertidur di malam hari.
12. Terlalu Banyak Stimulasi
Terlalu banyak stimulasi atau overstimulasi juga bisa menyebabkan bayi sering terbangun dan menangis.
Terlalu banyak aktivitas dan menyimpan informasi baru yang berlebihan bisa membuat bayi kelelahan dan sulit untuk tenang.
Kondisi itulah yang mungkin bisa membuat bayi gelisah dan tidak tenang, sekalipun saat ia tidur.
13. Infeksi Telinga
Rasa sakit akibat infeksi telinga atau sakit telinga yang disebabkan oleh kotoran atau faktor lainnya dapat membuat bayi sulit tidur di malam hari.
Posisi berbaring mengubah tekanan di telinga, menyebabkan rasa sakit semakin parah di malam hari atau saat tidur siang, seperti dikutip dalam laman What to Expect.
Cara Mengatasi Bayi Menangis Saat Tidur
Saat bayi terbangun tiba-tiba dan menangis saat tidur, ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan untuk menanganinya, seperti berikut:
- Cek popok bayi. Hal yang umum membangunkan bayi di malam hari adalah popok yang basah atau sudah penuh. Cek popoknya secara berkala dapat menghindari risiko ruam popok dan infeksi saluran kemih pada bayi, bayi pun akan tidur lebih nyaman.
- Cek kondisi bayi. Cari tahu apakah mereka terlihat membutuhkan sesuatu? Apakah ia sudah puas menyusu? Bagaimana suhu tubuhnya, panas atau kedinginan? Anda juga bisa coba menilai apakah bayi Anda sedang merasa kesakitan di bagian tubuh tertentu. Jika bayi kedinginan atau kepanasan, atur suhu ruangan atau kamar bayi senyaman mungkin sesuai dengan cuaca di luar rumah. Jika perut bayi terlihat kembung, Moms bisa menggerakkan kaki bayi perlahan seperti sedang mengayuh sepeda, seperti dikutip dari WebMD.
- Pastikan suasana tidur nyaman. Beberapa bayi terbangun karena rangsangan yang hampir tidak disadari orang tua, seperti suara bising AC atau lampu tidur yang terlalu menyorot si Kecil. Jika sudah tahu penyebabnya, segera atasi gangguan tersebut.
- Jangan terburu-buru menggendongnya. Jika si Kecil hanya sedikit rewel namun tidak menangis kencang, tahan keinginan untuk menggendongnya. Cobalah menepuknya dengan lembut sampai dia tenang. Lalu, berhentilah sesaat sebelum ia tertidur pulas. Hal ini untuk mencegah agar ia tidak benar-benar terbangun dan sulit ditidurkan lagi.
- Beri sentuhan lembut. Jika tangisannya tetap berlanjut, cobalah ajak bicara sambil beri sentuhan lembut pada punggung dan perutnya. Hal ini membantu mereka menyadari keberadaan Anda di sisinya. Jika perlu, Moms boleh mendekapnya dan timang-timang hingga tangisannya mereda.
- Susui bayi jika ia tidak juga terlihat tenang. Ada kemungkinan ia benar-benar perlu menyusu sekaligus dekapan Anda.
- Bersikaplah tenang saat menenangkan bayi. Dikutip dari laman BabyCenter, bayi sangat sensitif dengan sekelilingnya. Jika Anda panik, ia akan merasakannya. Biarkan mereka tahu bahwa semua baik-baik saja. Tetaplah tenang sambil menepuk-tepuk punggungnya sampai ia tertidur lagi.
- Jika bayi terbangun setelah mengalami mimpi buruk, hiburlah ia dan lakukan ritual tidur yang menenangkan agar ia kembali tertidur.
- Amati pola tidur bayi. Mengidentifikasi pola tidur bayi yang khas, seperti bagaimana mereka tertidur lelap atau sesaat sebelum terbangun dapat membantu Anda menilai penyebab tangisannya.
Dikutip dalam laman Medical News Today, ada beberapa tanda-tanda yang harus Anda perhatikan jika si Kecil terbangun dan menangis di malam hari, seperti:
- Menangis sambil terlihat kesakitan.
- Demam 38 derajat Celcius atau di atasnya.
- Kebiasaan tidur yang tiba-tiba berubah.
- Masalah tidur yang berlangsung selama beberapa hari dan mengganggu kemampuan bayi.
- Kesulitan menyusu, seperti sulit melakukan pelekatan, tidak mendapat cukup ASI, atau intoleransi susu formula.
Jika beberapa tanda tersebut terlihat pada bayi, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Rangkaian produk Bambi Baby Sleepy Time yang mengandung Lavender Oil dan Chamomile Oil membantu meningkatkan kualitas tidur dan membuat bayi tidur lebih tenang.
Kandungan Ginger dan Peppermint di dalamnya juga bisa mengatasi perut kembung pada bayi.
Selain tidur lebih nyaman, kulit bayi Moms juga tetap lembap karena kandungan Pro Vitamin B5 yang ada dalam Bambi Baby Sleepy Time.
Aromaterapi dari Bambi Baby Sleepy Time bisa membuat bayi lebih tenang. Bayi pun tidur pulas tanpa drama!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.