Hal-hal yang harus diketahui orangtua ketika bayi sering gumoh dan cegukan

undefined

Meskipun gumoh dan cegukan normal terjadi. Namun tetap ada beberapa hal yang perlu Bunda waspadai.

Astri, seorang ibu baru yang memiliki satu orang putera berusia 2 bulan begitu panik saat mengetahui kondisi bayi sering gumoh dan cegukan, seperti yang dialami buah hatinya.

Sebelum melakukan konsultasi dengan dokter, ia pun mengajukan pertanyaan ini di dalam Aplikasi theAsianparent untuk mendapatkan insight dari para orangtua lainnya.

“Bun… anak saya sering sekali gumoh dan cegukan. Biasanya, sih, setelah menyusui. Kenapa ya? Saya khawatir ini bahaya untuk anak saya,” tanyanya.

Perlu diketahui bahwa ada begitu banyak kebiasaan bayi baru lahir yang terlihat berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Beberapa di antaranya yaitu bayi sering gumoh dan cegukan.

Bayi sering gumoh dan cegukan

Sebagai orangtua baru, melihat bayi yang sering gumoh dan cegukan memang bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Walaupun terlihat berbahaya, tetapi hal ini sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Kondisi tersebut sangat wajar dan umum terjadi.

Meski begitu, ada baiknya bila Bunda memahami kondisi gumoh dan cegukan yang normal dan hal apa saja yang perlu diwaspadai.

Gumoh pada Bayi

Bayi sering gumoh dan cegukan 2

Gumoh biasanya terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun. Ini terjadi ketika keluarnya cairan susu atau makanan yang baru saja ditelan.

Para ahli menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena kerongkongan bayi yang belum berkembang sepenuhnya dan ukuran lambung bayi juga masih sangat kecil. Bahkan ukuran lambungnya baru hanya sebesar kelereng sehingga hanya mampu menampung cairan sebesar 60 hingga 90 ml saja.

Dalam sebagian besar kasus, gumoh akan menghilang ketika bayi telah berusia lebih dari 1 tahun. Karena pada saat itu cincin otot di dasar kerongkongan bayi telah berfungsi dengan baik sehingga makanan yang masuk tidak mudah keluar.

Cara mengatasi bayi yang sering gumoh

Pada dasarnya, mencegah bayi gumoh memang sulit untuk dilakukan. Namun ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi frekuensi dan jumlah gumoh bayi:

  • Pastikan Bunda memberikan makan bayi dengan suasana tenang dan santai
  • Hindari interupsi seperti suara yang tiba-tiba, lampu terang, dan lainnya saat sedang menyusui
  • Sendawakan bayi setidaknya tiga atau lima menit setelah menyusui
  • Hindari menyusui bayi dalam posisi berbaring
  • Pegang bayi dalam posisi tegak selama 20-30 menit setiap Bunda selesai menyusui
  • Jangan langsung mengajak bayi bermain setelah dia menyusu
  • Jika Bunda memberikan bayi susu melalui botol, maka pastikan lubang di puting susu tidak terlalu besar atau terlalu kecil

Hal yang perlu diwaspadai

Meski tidak berbahaya tetapi ada beberapa hal yang tetap perlu Bunda perhatikan ketika bayi sering gumoh.

  • Bayi tetap gumoh setelah berusia lebih dari 1 tahun
  • Bayi terlalu sering gumoh atau tampak terpaksa
  • Cairan gumoh bayi berwarna kuning, hijau, atau merah (karena disertai darah)
  • Volume cairan gumoh bayi cukup banyak dan berlangsung hingga dua jam setelah dia menyusu
  • Berat badan bayi tidak bertambah
  • Bayi terlihat sulit bernafas dan sakit
  • Perut bayi tampak membuncit
  • Demam lebih dari 38 derajat celcius
  • Terlihat dehidrasi
  • Bayi rewel, menangis, dan terlihat tidak nyaman

Selain beberapa hal di atas. Bunda juga sebaiknya bisa membedakan antara gumoh dan muntah.

Gumoh biasanya terjadi tanpa disadari oleh bayi dan tidak menyebabkan ketidaknyamanan. Volume cairan yang keluar pun cukup kecil dibandingkan muntah yang sesungguhnya.

Sementara muntah biasanya disadari oleh bayi dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Volume makanan yang keluar pun lebih besar dibandingkan gumoh.

Segera konsultasikan pada dokter bila bayi gumoh dan muntah secara terus menerus. Terutama bila mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas.

Artikel terkait: 3 Cara membuat bayi sendawa yang aman dan efektif

Cegukan pada Bayi

Bayi sering gumoh dan cegukan 1

Cegukan adalah kontraksi yang kuat atau kejang pada diafragma yang disebabkan oleh iritasi atau stimulasi otot. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi. Bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa bayi bisa mengalami cegukan ketika dia masih berada di dalam kandungan.

Bila bayi cegukan saat sedang menyusu. Sebaiknya hentikan aktivitas menyusu dan menunggu hingga cegukan bayi hilang. Namun bila cegukan tidak menghilang dengan sendirinya dalam lima hingga sepuluh menit maka cobalah untuk lanjutkan aktivitas menyusu.

Tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah dapat menghentikan cegukan. Seperti mengejutkan bayi, menarik lidahnya, atau memberikan obat-obatan tradisional.

Lebih baik cobalah untuk memberikan bayi makan ketika dia teang dan sebelum dia sangat lapar. Hal ini biasanya dapat mengurangi kemungkinan cegukan yang sering terjadi selama menyusui.

Selain itu, ada pula beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi kebiasaan cegukan bayi:

a. Jangan memberi bayi makan terlalu banyak

“Overfeeding adalah penyebab umum dari cegukan. Jika perut mengalami distensi terlalu cepat atau menjadi terlalu penuh, ini dapat memicu otot diafragma menjadi kejang,” ujar Dr. William Sears dilansir dari Parenting.

b. Pastikan posisi mulut bayi benar saat menyusu

Menelan terlalu banyak udara saat menyusu dapat menyebabkan bayi sering cegukan. Untuk itu, Dr Sears menyarankan para ibu memperbaiki teknik latch-on atau pelekatan mereka.

“Pastikan bibir bayi Anda terbuka lebar dan menutupi seluruh bagian areola Anda, bukan hanya puting,” jelasnya.

Bila Bunda mendengar suara tegukan yang terlalu cepat, maka bayi mungkin menelan terlalu banyak udara atau makan terlalu cepat. Hal ini bisa membuat dia cegukan.

Bayi yang minum susu botol bisa menelan terlalu banyak udara juga jika botol mereka tidak diposisikan dengan benar. Botol bayi harus miring pada sudut 45 derajat sehingga udara naik ke bagian bawah botol, kata Dr Sears.

c. Jangan menyusui bayi dengan posisi berbaring

Agar bayi tidak cegukan saat menyusu. Bunda sebaiknya tidak menyusui bayi dengan posisi berbaring.

Untuk mencegah udara menetap di perut bayi Anda, Dr. Sears menyarankan agar mendudukkan bayi dipangkuan saat menyusui pada sudut 30- sampai 45- derajat.

Setelah itu, biarkan bayi duduk tegak dengan menyender pada tubuh orangtua setidaknya selama dua puluh menit. Hal ini dapat membuat udara untuk naik ke atas perutnya dan lebih mudah untuk bersendawa. Dengan begitu, dia pun tidak cegukan.

Hal yang perlu diwaspadai

Meski tidak berbahaya tetapi ada beberapa hal yang tetap perlu Bunda perhatikan ketika bayi sering cegukan.

  • Cegukan tidak terkendali
  • Terlalu sering cegukan
  • Bayi tetap cegukan setelah berusia lebih dari 1 tahun

Segera konsultasikan pada dokter bila bayi mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas.

Banner TAP app

Referensi: Birthing Center of New York, Alo Dokter

Baca juga

Sering Merasakan Bayi Cegukan Dalam Kandungan? Bumil Wajib Tahu Penyebabnya!

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.