Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, salah satunya adalah dengan memberikan ASI (Air Susu Ibu). Namun, sering ada kekhawatiran bagi ibu yang melahirkan bayinya secara cesar menyoal ASI yang dikeluarkan. Benarkah bayi lahir cesar sulit dapat ASI?
Setelah selesai operasi cesar, biasanya bayi akan dievaluasi terlebih dahulu keadaannya sebelum dilakukan inisiasi dengan ibunya. Evaluasi tersebut meliputi tangisan yang kencang atau tidak, kulit yang kemerahan atau tidak dan saturasi oksigen yang baik atau tidak yakni tidak kurang dari 95%. Setelah evaluasi tersebut dilakukan, barulah akan dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi dengan cara skin to skin contact dengan ibunya.
Menurut dr. Muhammad Fadli, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah dalam channel YouTube theAsianparents Indonesia memang terdapat beberapa kasus kesulitan produksi ASI pasca caesar. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode ERACS dapat membuat produksi ASI ibu tetap sama dengan persalinan pervaginam.
“Dengan metode ERACS yang nyerinya minimal, ibunya yang dapat mobilisasi aktif sedini mungkin, maka produksi ASI tetap sama dengan persalinan pervaginam,” ujarnya.
Artikel terkait: Bolehkah Memberikan Gripe Water untuk Redakan Kolik Bayi? Ini Faktanya, Bun!
Mengenal Metode ERACS Sebagai Solusi Bayi Lahir Cesar Sulit Dapat ASI
Metode Enhanced Recovery After Caesarean (ERACS) merupakan metode persalinan yang minim rasa sakit. Penggunaan metode ini dilakukan dengan tujuan mempercepat proses pemulihan dengan mengoptimalkan kesehatan ibu mulai dari sebelum, selama dan setelah persalinan cesar.
1. Sebelum Persalinan
Jika Bunda memilih untuk melakukan metode persalinan ERACS, bunda akan dipersiapkan sejak sebelum proses persalinan. Pada tahapan ini, ibu hamil akan diedukasi dan dilakukan berbagai persiapan untuk mengurangi kecemasan dan membuat ibu yang akan melahirkan merasa lebih nyaman.
Berbeda dengan saat operasi caesar konvensional, biasanya ibu hamil dilarang untuk makan dan minum selama 8 jam sebelum operasi. Dengan metode ini, ibu hamil bahkan masih boleh mengonsumsi air putih ataupun minuman yang mengandung gula hingga 2 jam sebelum operasi.
Penggunaan obat lambung juga akan diberikan kepada ibu yang akan menjalani cesar dengan metode ini. Gunanya adalah untuk mengurangi risiko muntah.
2. Saat Persalinan
Saat persalinan akan dimulai, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan agar operasi berjalan lancar. Pemeriksaan tersebut meliputi suhu tubuh, pemberian antibiotik hingga cairan infus. Dalam proses persalinan, dokter juga tidak akan menggunakan obat bius yang terlalu banyak.
3. Setelah Persalinan
Dalam metode ERACS, ibu akan didorong untuk bergerak lebih awal pasca persalinan. Tentu saja dengan tetap menyesuaikan kenyamanan pasien. Setelah itu, ibu juga akan dianjurkan untuk makan sekitar dua jam setelah persalinan.
Penggunaan metode persalinan ERACS ini juga telah terbukti lebih efektif dalam meminimalkan rasa sakit pasca operasi, dengan demikian pemulihan ibu juga terjadi lebih cepat. Akibatnya, proses inisiasi menyusui dini (IMD) dan skin to skin dengan buah hati juga bisa dilakukan lebih awal.
Artikel terkait: Terasa Nyeri di Bawah Pusar Saat Hamil? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
4 Tips Menyusui Setelah Selesai Persalinan Cesar
Menyusui setelah operasi cesar memang lebih menantang dibanding setelah persalinan pervaginam. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk menyusui si kecil setelah operasi cesar:
1. Segera Menyusui Setelah Operasi
Penelitian menunjukkan bahwa isapan sedini mungkin pada payudara dapat membantu mengaktifkan sel-sel pembuat susu. Selain itu, ibu yang mampu menyusui atau memompa dalam satu jam pertama telah terbukti memulai laktasi lebih awal, menyusui lebih lama dan memiliki produksi susu yang lebih besar dibandingkan dengan ibu yang terlambat menyusui. Namun, jika Bunda dibius untuk waktu yang lama atau membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, sering-seringlah menyusui bayi saat Bunda sudah bisa bertemu dengan si kecil.
2. Terus Berada Dekat dengan Bayi
Sekali lagi, sangat penting untuk Bunda melakukan skin to skin dengan bayi yang baru lahir. Hal ini penting bagi produksi ASI dan bounding antara Bunda dan si kecil. Komunikasikan keinginan Bunda agar memungkinkan bagi si kecil berada pada dada sembari dokter dan perawat mengobati luka.
3. Menyusui atau Memompa ASI Sesering Mungkin
Baik melahirkan dengan cara pervaginam ataupun cesar, penting bagi ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin. Menyusui bayi sesering mungkin dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Jika Bunda tidak bisa menyusui bayi karena masih terpisah, Bunda bisa memompa ASI setidaknya 8 kali dalam 24 jam.
4. Sesuaikan Posisi Menyusui dengan Rasa Sakit Pasca Caesar
Setelah melakukan operasi caesar biasanya Anda akan merasakan sakit di bagian tubuh tertentu. Oleh karena itu, menentukan posisi menyusui menjadi penting demi kenyamanan proses menyusui.
Posisi menyusui “football hold” yaitu seperti memegang bola dapat Bunda lakukan karena membuat beban bayi tidak menimpa luka sayatan, sehingga luka akan lebih cepat sembuh. Namun jika Bunda masih menemukan kesulitan dalam menentukan posisi yang nyaman, pastikan meminta bantuan dari dokter kepercayaan Bunda, ya.
Tentunya ada banyak perubahan dan tantangan bagi ibu baru dalam menyusui sang buah hati. Semoga bunda dan si kecil selalu sehat, ya.
***
Baca juga:
[Video] Momen mengharukan bayi peluk wajah Ibu usai operasi Cesar
10 Hal Unik Tentang Melahirkan Caesar yang Jarang Dibicarakan
3 Fakta Tentang Ibu Melahirkan Cesar yang Harus Diketahui Semua Orang