Awal pekan ini, hujan deras mengguyur sejumlah wilayah di provinsi Sulawesi Selatan. Akibatnya, sejumlah sungai meluap dan menimbulkan beberapa wilayah tergenang banjir. Titik banjir Makassar dan Gowa disebut sebagai titik terparah.
Banjir Makassar dan Gowa
Hujan deras yang disertai angin kencang sejak Senin (21/1) malam membuat kota Makassar dan 6 Kabupaten di Sulawesi Selatan lainnya ditergenang banjir. Keenam kabupaten tersebut adalah kabupaten Gowa, kabupaten Maros, kabupaten Pangkep, kabupaten Barru, kabupaten Jeneponto, dan kabupaten Sopeng.
Dilansir dari Detik News, kondisi terparah dari bencana alam banjir yang menimpa wilayah provinsi Sulawesi Selatan saat ini ialah kabupaten Gowa dan kota Makassar.
“Kondisi terparah ada di Gowa dan Makassar akibat curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut dan sungai Jeneberang, yang sungai terpanjang di Sulawesi Selatan, meluap,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers, Rabu (23/1).
Hingga sampai saat ini, Rabu (23/1) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir di Provinsi Sulawesi Selatan ini menyebakan delapan orang meninggal dunia.
Evakuasi, pencarian, penyelamatan, dan distribusi bantuan masih terus dilakukan. Berbagai titik pengungsian pun dibangun.
Titik pengungsian di kabupaten Gowa terdapat di
- masjid Baitul Jihad Tompobalang 70 jiwa
- kelurahan Samata 200 jiwa
- masjid Mangngalli 200 jiwa
- puskesmas Pallangga 21 jiwa
- kantor camat Pallangga 56 jiwa
- BTN Pallangga Mas 33 jiwa
- puskesmas Kampili 6 jiwa
- masjid Nurul Iman Yabani Bonto Ramba Somba Opu 94 jiwa
- pasar Sungguminasa 600 jiwa
- gardu induk PLN Sungguminasa 40 jiwa
- Pandang-pandang 120 jiwa
- bukit Tamarunang 160 jiwa
- kompleks RPH Tamarunang 521 jiwa
Mensos mengatakan bahwa saat ini sudah ada dua titik dapur umum dari kota Makassar, masing-masing di Paccerakkang dan Perumahan Bumi Tamalandrea Permai. Sedangkan dapur umum di Gowa berada di Pasar Sentral Sungguminasa.
Menurut data dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Rabu (23/1) pukul 09.00 WIB menunjukkan sebanyak 2.121 jiwa di Kabupaten Gowa mengungsi dan lebih dari 1.000 jiwa di Kota Makassar mengungsi.
“Tim sudah bergerak. Ada 450 tagana ke lokasi, yakni dari Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, dan Barru. Mereka membantu proses evakuasi warga yang terjebak banjir. Juga kami kerahkan 2 perahu karet di Gowa dan satu di Makassar,” ujar Mensos.
Tak sempat mengungsi hingga panik rumah terseret arus
Dikutip dari Kompas.com, banjir yang melanda provinsi Sulawesi Selatan saat ini cukup berbeda. Salah satu warga Perumnas Antang Makassar, Muh Jihadul Arifin mengaku terkejut ketika banjir datang secara tiba-tiba dan sudah tinggi.
“Tidak sempat lagi kami menyelamatkan barang berharga karena air langsung tinggi. Kalau tanda-tandanya setinggi mata kaki kemudian meninggi. Kami masih bisa menyelamatkan barang-barang berharga,” ujarnya.
Banjir di kawasan tersebut mulai terjadi pada Selatan (22/1) sekitar pukul 16.00 Wita. Saat banjir terjadi, Jihadul mengatakan bahwa banjir di perumahannya sudah mencapai atap rumah, sedangkan untuk rumahnya sendiri air baru setinggi di atas 1,5 meter.
Jihadul mengaku menerima informasi bahwa banjir yang terjadi di perumahannya itu terjadi akibat arus air deras dari wilayah Kabupaten Gowa sebagai akibat dari dibukanya pintu air Bendungan Bili-Bili.
Menurut pengakuan Jihadul, perumahannya yang berada di Kecamatan Manggala, Makassar, tersebut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Gowa.
“Saat ini, saya dan warga lainnya mengungsi di masjid dan kami membutuhkan bantuan pakaian ganti, selimut, dan dapur umum,” ungkapnya.
Di wilayah lain, sejumlah jembatan dan rumah warga bahkan terlihat terseret arus deras akibat banjir yang melanda provinsi Sulawesi Selatan. Melihat hal tersebut, warga pun histeris ketakutan.
Video banjir Makassar
Referensi: Kompas.com, Detik News, Youtube
Baca juga:
Merinding! Video detik-detik tsunami Banten yang menyapu personel Band Senventeen