Balita PDP COVID-19 di Medan meninggal dunia setelah dirawat 2 hari

Seorang anak berusia 2,5 tahun harus meregang nyawa setelah menjadi PDP COVID-19 dan mendapat perawatan di rumah sakit selama dua hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang balita PDP COVID-19 yang masih berusia 2,5 tahun mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (12/04), pukul 03.00 WIB dini hari. Sebelumnya, balita tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

“Statusnya PDP. Meninggalnya pukul 03.00 WIB dini hari,” jelas Kassubag Humas RSUP Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy Simanjuntak.

Rosario menambahkan, pasien balita ini dirawat di ruang isolasi RSUP Haji Adam Malik Medan sejak Sabtu (11/04), pukul 04.00 WIB. Selain memiliki gejala yang mengarah ke COVID-19, pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung.

“Belum tahu tertular dari mana, tapi yang jelas pasien memang punya riwayat penyakit jantung dan punya gejala lain yang mengarah ke COVID-19,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari laman CNN.com.

Artikel terkait : Bayi satu tahun tertular Covid-19 setelah ayahnya berbelanja ke supermarket

Meskipun dirawat di rumah sakit Medan, nyatanya pasien bukan warga Medan, tapi merupakan rujukan dari salah satu daerah di provinsi Sumatera Utara. Tim medis RSUP Haji Adam Malik Medan sudah mengambil swab balita tersebut untuk mengetahui apakah balita itu positif COVID-19 atau tidak.

“Untuk sampel swab baru tadi diambil. Kita tunggu lah hasilnya nanti,” katanya.

Balita PDP COVID-19 yang meninggal sudah dimakamkan sesuai protokol

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Balita malang tersebut dimakamkan sesuai protokol penanganan pasien COVID-19 di tempat pemakaman khusus COVID-19 di Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

“Sudah dimakamkan di Simalingkar B,” ujar Rosario.

Berdasarkan data di RSUP Haji Adam Malik Medan, saat ini ada 10 orang PDP dan 3 orang pasien positif COVID-19 yang dirawat di sana. Sementara itu, kasus meninggalnya balita PDP corona ini menambah deretan pasien PDP corona yang meninggal dunia di Medan.

Balita PDP COVID-19 di Medan menjadi kasus pasien anak pertama yang meninggal

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meninggalnya balita ini, menjadi kasus kali pertama terkait COVID-19 yang merenggut nyawa anak-anak di Provinsi Sumatera Utara. Maka dari itu, jumlah PDP yang wafat bertambah menjadi 2, lalu pasien positif yang wafat tetap 3 orang, serta yang sembuh 8 orang.

Informasi terkini per 12 April 2020, di provinsi Sumatera Utara seluruhnya terdapat 90 kasus terkonfirmasi positif. Baru 9 orang yang dinyatakan sembuh, sedangkan pasien dalam pengawasan sebanyak 145 orang.

Artikel terkait : Bayi 3 bulan positif Covid-19 di Bogor, begini kondisinya

Risiko infeksi COVID-19 pada pengidap penyakit jantung

Mengutip dari Health.harvard, penelitian menunjukkan, seseorang dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, kemudian terinfeksi COVID-19, maka berisiko menimbulkan kondisi lebih serius. Seperti, dapat mengalami serangan jantung atau gagal jantung kongestif.

Memburuknya kesehatan kardiovaskular yang cepat ini kemungkinan karena kombinasi dari penyakit virus yang parah dan meningkatnya aktivitas pada jantung. Misalnya, kondisi pada saat demam menyebabkan detak jantung lebih cepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini diperparah oleh tingkat oksigen yang rendah karena pneumonia. Selain itu, pada pasien dengan bawaan penyakit jantung juga bisa memicu terjadinya pembentukan gumpalan darah.

Kemudian, kondisi tidak biasa yang disebut miokarditis juga telah diamati terjadi pada pasien COVID-19. Miokarditis adalah rusaknya otot jantung karena peradangan.

Seperti apa gejala COVID-19 pada anak-anak?

Gejala infeksi COVID-19 pada anak, mirip dengan gejala pada orang dewasa. Penelitian menunjukkan anak-anak menunjukkan gejala yang ringan dibanding orang dewasa.

Melansir dari laman Kidshealth, gejala yang dilaporkan pada anak-anak mirip seperti gejala flu. Seperti, demam, pilek, dan batuk, serta muntah dan diare.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Walau demikian, belum diketahui apakah anak-anak berisiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 atau tidak. Terlebih bagi anak-anak dengan kondisi medis bawaan dan yang memiliki kebutuhan perawatan kesehatan khusus.

Masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana COVID-19 berdampak pada anak-anak. Akan tetapi, yang lebih baik adalah mencegah penularan penyakit ini, seperti tetap berada di rumah, atau jika terpaksa keluar rumah, gunakan masker wajah untuk melindungi mereka saat harus keluar rumah.

Tak luput, jangan lupa cuci tangan selama 20 detik pakai sabun dan air mengalir. Ajarkan juga anak-anak tentang etika ketika batuk dan bersin.

Demikian informasi tentang balita PDP COVID-19 di Medan. Semoga semua pasien yang sakit segera sembuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Referensi : Cnn.com, Health.harvard.edu, Kidshealth

Baca juga :

Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi

Penulis

febri