Senyum manis balita dengan down syndrome
Balita pengidap down syndrome imut ini bernama Connie-Rose Seabourne dan usianya 23 bulan. Ia berhasil menarik perhatian beberapa agensi model di Inggris setelah ibunya, Julie Seabourne, mengirimkan foto Connie pada mereka dan bertanya apakah mereka menyukai senyum manis Connie.
“Saya mengirimkan foto Connie karena banyak orang yang bilang senyumnya manis sekali dan ia pantas menjadi model,” tutur Connie. “Saya mengirim email dengan foto Connie ke tiga agensi model dan bertanya apakah mereka tertarik, atau mungkin saya yang terlalu banyak berharap.”
Dua dari tiga agensi model tersebut segera membalas email Connie dan bilang kalau mereka menyukai Connie.
“Saya katakan pada mereka kalau Connie punya down syndrome. Tapi tak seorangpun dari mereka yang terkejut atau bereaksi berlebihan. Saya nyaris tak percaya.”
Divonis down syndrome di usia 2 minggu
Connie terlahir dua bulan lebih cepat dari masa kehamilan normal, dan baru diketahui mengidap down syndrome ketika ia berusia dua minggu.
“Saat sedang hamil saya telah diberitahu tentang kemungkinan akan melahirkan bayi dengan down syndrome. Tapi itu bukan masalah besar bagi saya dan suami saya. Kami tak merasa sedih akan hal itu.
Kami punya teman-teman yang juga memiliki anak dengan down syndrome dan mereka tak mempermasalahkan kondisi anaknya. Ada banyak dukungan untuk kami di luar sana. Bayi dengan down syndrome tetap layak untuk dicintai.”
Connie dikontrak jadi model
Kini Connie punya peluang jadi model top di Inggris setelah dua agensi model tersebut mengontrak Connie. Julie mengatakan, Connie tampak sangat senang dan ia bisa mengikuti setiap arahan yang diberikan pengarah gaya. Julie mengakui kalau ia sering memotret Connie dengan kamera ponselnya, dan itu membuat Connie tak canggung lagi saat beraksi di depan kamera sungguhan.
Namun, kata Julie, ia menyerahkan segala keputusan tentang akan terus menjadi model atau tidak kepada Connie.
“Jika semua ini tampak menjadi beban untuknya atau ia tidak menyukainya (menjadi model) lagi, kami akan berhenti. Apa yang ingin ia lakukan lebih penting dari segalanya.”
Apa yang telah berhasil diraih Connie saat ini membuat Julie tergerak untuk memberikan dukungan kepada para orangtua lain yang memiliki anak dengan down syndrome. Ia mengunjungi dan berbagi pengalaman dengan mereka yang terguncang dengan kenyataan bahwa anak mereka memiliki down syndrome.
“Beberapa orangtua dari anak dengan down syndrome tampak sangat tertekan dan berpikir bahwa hidup mereka akan berubah selamanya. Padahal ada banyak dukungan bagi mereka di luar sana. Kesetaraan perlakuan yang Connie dapatkan adalah sesuatu yang menakjubkan.”
“Saya kira masyarakat saat ini telah lebih terdidik dalam menggunakan kata-kata yang tepat untuk memahami anak-anak seperti Connie. Disabilitas yang dimiliki Connie bukanlah halangan untuk memperoleh kebanggaan,” pungkas Julie.
Itu di Inggris, Parents. Bagaimana dengan Indonesia?