Waspadai berbagai macam bahaya keju bagi ibu hamil dan janin

Suka mengonsumsi keju? Anda harus tahu bahaya keju bagi ibu hamil berikut ini agar kehamilan Anda tetap aman dan bayi lahir selamat

Keju adalah panganan yang populer di Indonesia. Namun tidak setiap saat orang bisa mengonsumsinya. Ada bahaya keju bagi ibu hamil dan janin yang membuat Anda harus menghindari keju selama kehamilan.

Bahaya keju untuk ibu hamil dan janin

Jenis keju lembut ini memiliki kadar asam yang jauh lebih rendah daripada keju lain dan teksturnya jauh lebih lembut. Kondisi ini sangat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Salah satunya adalah bakteri listeria.

Meskipun begitu, tidak semua jenis keju berbahaya bagi kehamilan. Jenis yang perlu Anda hindari adalah jenis soft cheese yang rentan terhadap bakteri karena pengolahannya tidak melalui pasteurisasi.

Apa yang terjadi jika seorang ibu terinfeksi bakteri listeria?

Infeksi yang diakibatkan bakteri listeria dinamakan listeriosis. Peluang seorang ibu hamil terserang listeriosis menjadi lebih besar akibat adanya perubahan hormon di dalam tubuh dan paling sering menyerang ibu hamil trimester akhir.

Dilansir dari Healthline, bakteri listeria banyak ditemukan di tanah, debu, air, daging mentah, kotoran hewan, dan makanan yang keju. Bakteri listeria ini dapat dibunuh dengan cara memasak dan pasteurisasi (proses memanaskan cairan ke suhu tinggi untuk membunuh kuman).

Umumnya listeriosis hanya menyebabkan penyakit ringan bagi kebanyakan orang. Namun, listeriosis dapat menyebabkan penyakit yang jauh lebih serius bila dialami oleh ibu hamil.

Dalam kasus yang parah, listeriosis dapat menyebabkan infeksi janin yang kemudian berisiko keguguran atau lahir mati. Tidak hanya itu, listeriosis juga dapat menginfeksi pada bayi baru lahir dan dapat menyebabkan pneumonia hingga kematian.

Untuk oleh karena itu, pemahaman dan pencegahan listeriosis selama kehamilan sangatlah penting.

Artikel terkait: Risiko virus corona bagi ibu hamil dan anak, benarkah sangat berbahaya?

Gejala listeriosis 

Jika seorang ibu hamil mengalami infeksi listeriosis, gejala dapat mulai terlihat dari dua hingga dua bulan setelah terpapar bakteri. Hal ini sedikit berbeda dari orang dewasa sehat dan tidak hamil yang mungkin tidak menunjukan gejala sama sekali.

Adapun gejala listeriosis antara lain ialah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Panas dingin
  • Mual
  • Muntah
  • Leher kaku
  • Kebingungan

Sebaiknya segera konsutasi pada dokter bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini. Terlebih bila Anda mencurigai adanya kemungkinan terkena bakteri listeria.

Jika hasilnya positif, dokter akan memberikan antibiotik untuk melawan infeksinya. Jika bayi Anda juga terinfeksi, dokter akan melakukan langkah serupa ketika sang bayi telah lahir ke dunia.

Jenis keju yang perlu dihindari dan aman dikonsumsi selama kehamilan

Seperti sudah dijelaskan di awal artikel, tidak semua jenis keju berbahaya untuk dikonsumsi. Jenis keju yang harus Anda hindari selama kehamilan adalah

  • Keju Brie
  • Keju Biru
  • Keju yang dibuat dengan susu kambing

Sementara jenis keju yang aman dikonsumsi adalah

  • Cheddar
  • Keju lembaran
  • Cream cheese

Untuk jenis keju semi-lembut seperti Mozzarela, meskipun aman ada baiknya Anda membatasi konsumsi untuk keselamatan janin dalam kandungan.

Apakah listeria dalam kehamilan dicegah?

Kunci untuk mencegah infeksi listeria selama kehamilan ialah mengikuti pedoman yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and PreventionTrusted Source (CDC). Di mana ibu hamil direkomendasikan agar tidak makan makanan dengan risiko tinggi kontaminasi bakteri listeria, seperti:

  • Hot dog dan daging olahan lainnya yang disajikan secara mentah atau dipanaskan kurang dari 165˚F
  • Produk mentah yang belum dicuci bersih
  • Susu mentah (tidak dipasteurisasi)
  • Makanan laut asap didinginkan
  • Keju lunak yang tidak dipasteurisasi

Selain itu, penting juga untuk mempraktikkan pedoman penanganan dan keamanan pangan, seperti:

  • Mencuci buah dan sayuran secara menyeluruh dalam air bersih, bahkan jika kulitnya akan dikupas
  • Baca label makanan
  • Periksa tanggal kedaluwarsa
  • Cuci tangan Anda sesering mungkin
  • Jaga permukaan peralatan dapur tetap bersih
  • Atur suhu kulkas Anda pada suhu 40˚F atau lebih rendah
  • Sering-seringlah membersihkan kulkas
  • Masak makanan sampai suhu yang tepat. Bila perlu, beli termometer makanan untuk memastikan makanan dimasak atau dipanaskan hingga setidaknya 160˚F
  • Dinginkan atau bekukan makanan yang mudah rusak atau siap saji dan sisa makanan dalam waktu dua jam persiapan. Kalau tidak, buang saja.

Referensi: Americanpregnancy, Healthline

Baca juga

20 Fakta Perubahan Tubuh Saat Hamil yang Harus Diketahui Setiap Ibu Hamil

 

Penulis

Febby