Bayi 3 bulan alami kejang 30 kali sehari, ternyata ini penyebabnya

Bayi Kimberly mengalami kejang 30 kali sehari. Orangtuanya menggalang dana untuk pengobatan dan operasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat bayi kejang pastinya membuat orangtua khawatir, apalagi jika hal tersebut terjadi pada bayi baru lahir. Namun, apa yang dihadapi oleh orangtua bayi bernama Kimberly ini sungguh tak bisa dibayangkan oleh siapapun. Bayi berusia 3 bulan tersebut mengalami kejang 30 kali sehari.

Kejang yang dialami bayi Kimberly terjadi pertama kali saat ia baru berusia 2 hari. Ketika bayi asal Singapura yang lahir di Indonesia ini mengalami kejang selama 30 menit, tentu saja membuat orangtuanya khawatir. Bayi Kimberly pun segera dibawa ke rumah sakit.

Kimberly menjalani pemeriksaan MRI, dan juga diberi obat untuk mengurangi gejala kejang yang ia alami. Namun kejang tersebut tidak pergi sepenuhnya.

Hemimegalencephaly jadi penyebab bayi kejang

Dokter mendiagnosis Kimberly mengalami kondisi saraf langka yang disebut Hemimegalencephaly yang menyebabkan bayi kejang.

Karena kejang yang dialami Kimberly tak kunjung hilang, dan tidak ada dokter di Indonesia yang sanggup menangani kondisinya. Kimberly kemudian dibawa ke RS KK Women's and Children di Singapura untuk perawatan lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah dilakukan pemindaian MRI di RS KK, dokter mengonfirmasi bahwa bayi Kimberly memang mengidap Hemimegalencephaly. Kondisi ini menyebabkan salah satu bagian otak tumbuh lebih besar dari bagian otak yang lainnya.

Jaringan otak yang membesar membuat bayi Kimberly sering mengalami kejang-kejang, dan jaringan ini harus diangkat melalui prosedur operasi. Namun, konsekuensinya, Kimberly tidak memiliki kendali saraf pada salah satu sisi tubuhnya, dan hanya otak bagian kiri yang bisa bisa mengatur semua fungsi tubuhnya.

Akan tetapi, mengingat usia Kimberly yang masih bayi, dokter tidak yakin bagaimana operasi tersebut akan berdampak pada tumbuh kembangnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun orangtua Kimberly akan terus berusaha untuk memberi Kimberly kesempatan bertahan hidup, karena dia adalah bayi yang mereka tunggu selama 10 tahun. Ayah dan Ibunya tidak ingin kehilangan Kimberly.

Biaya pengobatan Kimberly lebih dari 70 ribu dolar Singapura (Sekitar 700 juta rupiah), ini sudah termasuk biaya operasi. Biaya ini bisa meningkat hingga dua kali lipat jika bayi Kimberly membutuhkan beberapa kali operasi. Sebuah akun di GiveAsia dibuka untuk membantu menggalang dana guna pengobatan bayi Kimberly. 

Semoga bayi Kimberly bisa segera pulih dah tumbuh normal layaknya anak-anak seusianya.

Penyebab bayi kejang

Kejang pada bayi terjadi ketika ada sel di dalam otak yang mengalami aktivitas listrik yang tidak normal, hingga menganggu sinyal listrik normal di otak. Sama seperti hubungan arus pendek listrik yang bisa menyebabkan percikan api, hanya saja ini terjadi di otak dan menimbulkan kejang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut  National Neuroscience Institute, bayi kejang bisa terjadi karena beberapa hal berikut ini:

  • Cedera otak
  • Infeksi di otak
  • Tumor otak
  • Stroke
  • Kondisi genetik yang rentan

Artikel terkait: Kejang demam pada anak, begini cara mengatasinya

Tanda-tanda bayi kejang yang harus diwaspadai orangtua

Tanda-tanda kejang pada bayi

  • Kejang demam. Bola mata bayi memutar ke atas, lengan dan kaki kaku atau malah tersentak. Kejang ini biasanya dipicu oleh kondisi demam tinggi.
  • Kejang fokal. Gejalanya meliputi keringat dingin, muntah-muntah, kondisi bayi pucat, otot-otot kaku atau kejang di bagian tangan, lengan atau kaki. Tanda lainnya ialah bayi menjerit, menangis, atau hilang kesadaran, dan bibir mengecap atau ekspresi hendak muntah.
  • Kejang absence. Pandangan bayi terlihat menerawang, atau dia kelihatan mengigau. Bayi juga menunjukkan gejala kejang dengan berkedip berkali-kali, atau terlihat seperti dia mengunyah sesuatu. Kejang ini biasnaya berlangsung 30 detik dan bisa kembali beberapa kali dalam sehari.
  • Kejang Atonik. Bayi tiba-tiba lemas dan tidak responsif karena bentuk otot yang tiba-tiba hilang. Contoh, kepala bayi tiba-tiba jatuh saat sedang merangkak.
  • Kejang Tonik. Beberapa bagian tubuh atau seluruh anggota tubuh bayi menjadi kaku
  • Kejang Miklonik. Ditandai dengan gerakan seperti kaget atau tersentak di bagian leher, bahu atau lengan bagian atas.

Cara menangani kejang pada bayi

  • Jangan panik
  • Baringkan anak di tempat datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh
  • Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala
  • Keluarkan benda atau makanan yang ada dalam mulut
  • Longgarkan pakaian anak
  • Jauhkan dari benda-benda berbahaya
  • Segera bawa ke UGD terdekat.

Semoga bermanfaat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Disadur dari theAsianparent Singapura

Baca juga:

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani