‘Back to school‘ yuk… Kembali ke sekolah tanpa cemberut
Para ibu mengeluh karena anak susah sekali dibangunkan di hari Senin pagi, dan akibatnya mereka pun terlambat masuk sekolah.
Karena terlambat mereka mendapat hukuman dan harus melalui sepanjang hari Senin dengan tidak menyenangkan.
Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami bad mood ketika mereka harus kembali ke sekolah sesudah akhir pekan atau liburan panjang.
Back to school, back to school! Kembali ke sekolah itu menyenangkan lho ..
Jika sudah begini, kemarahan Anda kepada anak akan menjadi sia-sia. Bukannya jadi bersemangat, bisa-bisa kemarahan Anda akan makin memperkeruh suasana hatinya yang sudah kelabu sejak awal.
Jadi harus bagaimana dong? Tips back to school berikut mungkin dapat membantu Anda.
4 Tips Back to School, kembali ke sekolah dengan ceria
1. Mengerjakan PR di hari Sabtu/ hari libur
Anak cenderung bersantai-santai di Sabtu malam atau hari libur, bermain sepuasnya dan menunda mengerjakan tugas-tugas mereka.
Anda merasa itu adalah sesuatu yang wajar membiarkan mereka tidak mengerjakan tugas atau belajar karena mereka juga perlu beristirahat dari rutinitas mereka.
Namun, perilaku seperti ini justru akan merusak pola hidup teratur yang sudah Anda tanamkan kepadanya.
Tetap ingatkan anak untuk mengerjakan PR atau tugas-tugas sekolah lainnya di Sabtu malam atau hari libur sebelum atau sesudah ia bermain.
Ini akan membuatnya ingat bahwa hari libur tidak berbeda dengan hari-hari biasa, dan kembali ke sekolah adalah sesuatu yang wajar. Yang membedakan adalah ia tidak harus pergi ke sekolah karena tak ada seorang pun ada di sana.
2. Jangan begadang
Anak cenderung mengikuti kebiasaan orangtuanya, termasuk jika Anda terbiasa begadang di Sabtu malam dan bangun siang keesokan harinya.
Anak akan sulit bangun pagi karena jam biologisnya telah terganggu di akhir pekan atau selama liburan. Akibatnya, ia harus membiasakan diri lagi dari nol dan merasa berat karenanya.
Awasilah agar anak tetap pergi tidur di jam yang sama, baik di hari biasa, akhir pekan maupun liburan, agar ia tetap bisa bangun pagi di jam yang sama. Lagipula begadang bukan sebuah kebiasaan baik, bahkan jika Anda melakukannya demi pekerjaan.
3. Membaca buku selama liburan
Liburan semester selama satu atau dua minggu sudah cukup untuk membuat anak melupakan semua materi pelajaran.
Ini bisa terjadi karena mereka tak menyentuh dan membaca buku-buku pelajarannya sama sekali selama liburan. Untuk itu, Anda harus mengarahkan mereka kepada kebiasaan yang tak jauh-jauh dari rutinitas sekolah, yaitu membaca.
Belilah buku komik, buku cerita atau majalah anak-anak sebanyak mungkin ketika musim liburan tiba. Dan jangan lupa untuk menemaninya membaca atau mengobrol dengan anak tentang buku-buku yang sudah mereka baca.
Anak akan senang dan termotivasi untuk membaca karena Anda tertarik dengan penjelasan yang ia berikan.
Anak tak akan merasa malas menekuni buku pelajarannya ketika kembali ke sekolah, karena ia sudah terbiasa membaca sepanjang hari.
Selain itu, membeli buku juga jauh lebih murah jika dibandingkan dengan uang yang harus Anda keluarkan untuk pergi ke tempat wisata populer.
4. Menceritakan teman-temannya
Selain belajar, sekolah juga tempat anak bersosialisasi dengan anak-anak lain yang sebaya dengannya. Minta anak bercerita tentang teman-temannya dan biarkan ia menyebutkan nama teman-teman sekolahnya satu per satu.
Ketika libur ia tak bisa bertemu dengan teman-teman sekelasnya, dan ini akan membuat anak merindukan mereka. Anak pun akan bersemangat kembali ke sekolah, karena ia bisa bertemu teman-temannya lagi.
Waspadalah jika anak menolak bercerita tentang perilaku teman-temannya, karena itu bisa menjadi pertanda bahwa ia pernah atau sedang mengalami bullying.
Selamat kembali ke sekolah ya.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.