Kisah mengenai istri simpanan tertanya tidak hanya terjadi di novel atau pun seria televisi. Berikut merupakan kisah seorang anak mengenai sang ayah yang memiliki pasangan selain ibunya.
Kisah nyata: Ayahku selama ini memiliki istri simpanan, dan itu membuatku trauma
Beruntung aku memiliki kekasih yang sangat menghargai keberadaanku saat ini. Pasalnya, masa kecilku dibayangi dengan trauma. Salah satunya, akibat pertengkaran orang tua dan pasangan simpanan ayah. Hal tersebut tentu berpengaruh pada sudut pandangku akan makhluk bernama pria.
Masih terbayang jelas saat ibu meneriaki seorang wanita yang tidak kukenal di pintu gerbang. Saat itu ia turun dari mobil ayah dan ia pun tidak terlihat malu atau merasa bersalah karena makian ibu.
Untuk seorang anak yang berusia tiga tahun, tentu saja aku heran mengapa ibu demikian marah dengan teman ayah. Ternyata wanita itu adalah istri simpanan ayahku.
Misteri istri simpanan terkuak
Misteri tersebut terkuak saat aku menginjak usia delapan tahun. Ibu mengajakku ke McDonald, restoran favoritku. Dia yang berlinang air mata bercerita bahwa ayah jarang menghabiskan akhir pekan bersama kami semua karena ia bersama dengan istri simpanannya, seorang janda beranak satu yang bekerja sebagai staf administrasi.
Ibuku menduga bahwa ayah terkena guna-guna. Benar atau tidaknya, aku tak ingin terlalu banyak tahu. Yang kutahu adalah aku sangat membenci ayahku.
Nuraniku berontak saat kekesalan ibu tumpah pada ayah yang tidak pulang sama sekali sejak Jumat malam hingga hari Minggu berakhir. Ibu menelepon kantor ayah dan bertanya akan keberadaannya, namun hasilnya nihil. Senin pagi sebelum berangkat ke kantor, pertengkaran hebat pun terjadi.
“Wanita itu harus pergi,” seru ibu.
“Pergi ke mana? Dia tidak tinggal di sini,” jawab ayah, tak kalah marah.
“Tolong pikirkan anakmu,” nenekpun campur tangan.
“Dia selalu kuberikan yang terbaik. Rumah mewah, mobil, dan semua yang ia inginkan selalu kuberikan. Jangan libatkan dia,” jawab ayah.
Apakah aku harus membenci ayah?
Ayah memang tidak pernah memperlakukanku dengan kasar. Justru ayah tetap memanjakanku dan memberi apapun yang aku minta. Hadiah ulang tahun, rekreasi kemanapun yang aku mau, dan barang apapun yang aku inginkan. Masihkah aku harus tetap membencinya?
Sepupu terdekatku pun tidak menyarankanku untuk membenci ayahku karena ternyata ayahnya—adik dari ayahku—pun memiliki istri simpanan.
Sedalam apapun luka yang dideritanya, ia tetap memintaku untuk tetap menghormati ayahku, seperti halnya ia menghargai ayahnya yang selalu menyayanginya. “Carilah pria yang baik kelak. Jangan sampai ia mengkhianatimu,” tuturnya kepadaku saat itu.
Bersama tunanganku sekarang, aku merasa nyaman. Aku memiliki karir bagus dan ibuku pun masih sehat dan mengurus nenekku di tempat asalku. Aku belum tahu bagaimana kabar ayah, entah ia masih bersama dengan istri simpanannya atau tidak. Ingin kubangun masa depanku tanpa diracuni masa laluku yang pahit.
Bagaimana perasaan Anda bila menjadi aku? Bencikah kepada ayah? Bagaimana perasaan Anda bila menjadi ibuku? Semoga kisahku ini menyadarkan semua pria yang memiliki istri simpanan.
Bagaimana Anda Menjaga Hubungan Agar Jauh dari Perselingkuhan?
Pertama, bicarakan dengan pasangan Anda tentang definisi perselingkuhan bagi mereka. Orang-orang memiliki gagasan berbeda tentang apa pengertian selingkuh dan pasangan perlu mengembangkan konsensus. Lebih mudah untuk memahami di mana batas-batasnya dan apa yang akan menyakiti pasangan Anda jika Anda telah melakukan diskusi terbuka tentang hal itu.
Kebanyakan orang setuju bahwa hubungan seks dengan orang lain merupakan perselingkuhan tetapi ada beberapa perilaku lain sudah dianggap sebagai perselingkuhan. Misalnya, apakah pergi makan siang bersama rekan kerja lawan jenis dan berdua saja merupakan perselingkuhan? Bagaimana dengan sesi obrolan seksi dengan orang asing via online?
Ajukan pertanyaan tersebut melalui diskusi terbuka dengan pasangan. Pertanyaan semacam itu akan membantu menetapkan batasan dan mudah-mudahan menghindarkan hubungan Anda dari perselingkuhan.
Jika Anda adalah orang yang berjuang dengan perselingkuhan, sebagai korban atau pelaku, penting untuk mendapatkan bantuan, melalui terapi atau membaca buku oleh para profesional dengan gelar sarjana psikologi. “Sekali selingkuh, akan selalu selingkuh” tidak harus menjadi kenyataan, demikian seperti dikutip dari Psychology Today.
Baca juga kisah nyata lainnya yang dikirimkan pembaca TheAsianParent Kisah Nyata, Saya Memiliki Istri Simpanan