Sebuah video menampilkan seorang ayah memukul anak karena sang anak tidak bisa membaca dengan baik. Video ini mendapat banyak reaksi dari warganet. Kekasaran ayah memukul anak hingga anaknya menangis kesakitan dan berusaha keras untuk belajar.
Berikut adalah videonya.
Artikel terkait: Penelitian; Memukul anak sebagai hukuman berdampak buruk pada perkembangan mental dan IQ anak
Pelajaran yang bisa diambil dari video ayah memukul anak
Menjadi orangtua membutuhkan kesabaran tinggi, termasuk saat menemani anak belajar. Memukul anak tidak akan serta merta membuatnya menjadi pintar, justru akan menimbulkan trauma hingga membuat anak takut untuk belajar.
Musni Umar, sosiolog sekaligus wakil rektor Universitas Ibnu Khaldun mengatakan, “Seringnya kemarahan seorang ayah ditimbulkan oleh masalah yang menumpuk. Kemudian dilampiaskan pada anak-anak.”
“Kebiasaan orangtua dalam menyikapi masalah juga menjadi salah satu faktor. Apabila orang tersebut suka melampiaskan kekesalan pada istri dan anaknya, masalah apapun yang menimpa, maka keluarga inti dia yang akan menjadi korban,” tambahnya seperti dikutip dari Merdeka.
Bisa jadi, perilaku ayah memukul anak dihasilkan dari pengalaman masa lalu, karena dirinya juga dididik dengan cara kekerasan. Sehingga hal tersebut memengaruhinya dalam pola pengasuhan anak.
Musni Umar membagikan tips untuk agar terhindari dari perilaku kekerasan pada anak.
1. Buat tradisi curhat bersama keluarga
Pentingnya keterbukaan dalam mengungkapkan masalah antar anggota keluarga. Sediakan sesi curhat seminggu sekali atau setiap hari bila perlu, saat setiap orang bisa mengemukakan masalahnya untuk mencari solusi.
Meski mungkin solusi tidak bisa didapat dengan mudah, berbagi masalah dengan keluarga bisa membuat beban terasa berkurang. Sehingga tidak ada emosi terpendam yang bisa membuat orangtua berlaku kasar pada anak.
2. Hindari membawa masalah dari tempat kerja ke dalam rumah tangga
Setiap masalah yang Anda dapatkan di luar rumah, jangan membawanya ke dalam rumah. Masalah pekerjaan atau masalah dengan teman, sebisa mungkin tidak memengaruhi hubungan baik Anda dengan istri dan anak. Jangan jadikan orang rumah menjadi pelampiasan amarah Anda karena masalah di luar rumah yang belum selesai.
Selesaikan masalah Anda tanpa harus menyakiti hati istri maupun anak, karena mereka tidak tahu apapun mengenai masalah Anda.
3. Kurangi pengaruh buruk internet dan dunia luar
Berbagai pengaruh buruk bisa didapat dari media sosial, internet, hingga televisi. Semua ini bisa menimbulkan perilaku kekerasan pada anak dan istri. Cobalah melindungi diri dari faktor eksternal tersebut dengan cara menghindari paparan internet yang negatif.
Sebagai orang dewasa, kita harus pintar menyaring informasi dan paparan internet. Jangan sampai hal-hal di dunia maya memengaruhi perilaku kita hingga membuat hubungan dengan pasangan dan anak menjadi buruk.
4. Kekerasan pada anak bisa mendapat hukuman dari negara
Bagi Anda yang termasuk pelaku kekerasan pada anak, harus ingat bahwa bila ada ayah memukul anak bisa dijerat UU tentang perlindungan anak. UU No. 23 tahun 2002 telah memberikan perlindungan pada seluruh anak di Indonesia, agar bisa hidup aman dan nyaman bersama orangtua atau walinya.
Kekerasan pada anak dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan. Anak memiliki hak untuk hidup aman dan nyaman, secara fisik maupun mental. UU ini juga melindungi anak dari pelecehan dan kekerasan yang dilakukan oleh orang lain di luar keluarga.