Ayah Bakar Wajah Anaknya yang Tunawicara, Contoh Buruk Bagi Parents!

Seorang ayah tega bakar wajah anak hanya lantaran kesal pada anaknya tersebut yang terbilang masih balita.

Seorang anak yang masih berusia 4 tahun itu harus merasakan perihnya luka bakar pada wajah dan sebagian tubuhnya. Ia menjadi korban kebrutalan ayahnya sendiri. Sang ayah tega bakar wajah anaknya hanya karena merasa kesal.

Bagaimana sesungguhnya kronologi kejadian dan apa yang diperbuat balita tersebut sehingga menyulut amarah sang ayah? Simak ulasan lengkap yang telah dirangkum oleh theAsianparent berikut ini.

Ayah Bakar Wajah Anaknya yang Tunawicara

Adalah R, ayah berusia 48 tahun yang tega membakar wajah anaknya sendiri. Entah apa yang merasuki R sehingga ia sampai hati menganiaya sang anak yang diketahui adalah seorang penyandang disabilitas.

Melansir Detik.com, diwartakan bahwa seorang pria di Aceh Utara, R (48), ditangkap polisi karena diduga membakar wajah anaknya yang tunawicara atau bisu. R diduga menganiaya anaknya yang berusia 4 tahun itu karena kesal kepada korban.

Kanit PPA Sat Reskrim Polres Aceh Utara, Bripka T Ariandi, mengatakan R awalnya menggunakan seikat daun kelapa kering untuk memancing api di kayu bakar. Keluarga tersebut masih menggunakan kayu untuk memasak.

Tersangka diamankan polisi. Foto: Dok. Istimewa

"Kebetulan ada api itu, tersangka kesal dengan korban sehingga menyulutkan api itu ke tubuh korban," kata Ariandi kepada wartawan, Rabu (18/11/2020).

Polisi mengatakan ada ahli bahasa dari dari SLB Aneuk Nanggroe yang didatangkan untuk membantu proses pemeriksaan korban dan ibunya yang tunawicara. Menurut Ariandi, kasus ini terungkap setelah nenek korban membuat laporan.

"Kasus ini terungkap setelah nenek korban membuat laporan ke Polres Aceh Utara," tuturnya.

Artikel terkait: Kekerasan Terhadap Anak – Anda pun Bisa Jadi Pelakunya!

Pelaku Mengaku Tak Sengaja Menyulutkan Api

Akan tetapi, menurut keterangannya di kepolisian, R mengaku tak sengaja membakar anaknya sendiri. Hal itu disampaikan Kanit PPA Sat Reskrim Polres Aceh Utara, Bripka T Ariandi.

Ariandi menyebut R membantah membakar wajah dan dada anaknya. Dia mengatakan, R beralasan bara api itu tidak sengaja mengenai wajah korban karena korban selalu ingin bergerak dan tak bisa duduk tenang.

"Tersangka mengaku karena anaknya lasak di saat dia mengayunkan daun kelapa kering itu mengenai anaknya. Tapi menurut saksi ibu korban yang melihat langsung kejadian itu, pelaku sengaja menyulutkan api tersebut ke tubuh korban," jelas Ariandi.

Ariandi mengatakan korban mengalami luka bakar di wajah serta dada akibat perbuatan ayahnya. R kini ditahan di Polres Aceh Utara setelah 2 bulan buron.

"Tersangka kita tangkap 5 November lalu di Aceh Timur," beber Ariandi.

Peristiwa ini diduga terjadi pada Jumat (16/9) lalu. Empat hari berselang, nenek korban melapor ke polisi.

Berdasarkan hasil visum, terdapat sejumlah luka bakar di bagian wajah, leher, dan badan korban. Selain itu, korban disebut terluka akibat disulut rokok pada bagian kaki.

R disebut sempat beralasan api tak sengaja mengenai wajah anaknya. Dia mengaku bara api dinyalakan untuk mengusir nyamuk.

Artikel terkait: Jangan sepelekan! Ini akibatnya jika anak terpapar tindak kekerasan di dalam keluarga

Untuk Direnungkan: Menjadi Orangtua tak Sekadar Melahirkan Anak

Parents, hampir semua orang sepakat bahwa memiliki anak keturunan merupakan salah satu anugerah yang paling indah. Maka tak heran, banyak yang memimpikan kehadiran buah hati yang bisa menjadi penyejuk hati.

Akan tetapi, yang sering luput disadari adalah menjadi orangtua bukan sekadar melahirkan anak yang bertingkah lucu sepanjang hari. Adakalanya, bahkan boleh jadi sering, anak menguji kesabaran orangtua dengan beragam tingkah mereka.

Pendek kata, kehadiran anak sepaket dengan rasa bahagia dan tanggung jawab yang harus diemban. Sudah siapkah Parents dengan semua konsekuensi itu? Bisakah kita menjadi orangtua yang sabar menghadapi tingkah pola anak?

Parents memang tak harus dan tak mungkin juga menjadi orangtua yang sempurna. Namun setidaknya, kita bisa menjadi orangtua yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang. Hadir sebagai sosok yang dibutuhkan anak-anak, bukannya menjadi monster yang menakutkan.

Dalam hal ini, kecakapan mengelola emosi menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh setiap orangtua. Pasalnya, ketika orangtua tak mampu mengelola emosi, terutama emosi negatif seperti marah, kesal, jengkel, maka akan berefek buruk terhadap pola asuh kepada anak. Nantinya, sadar tak sadar anak-anak akan menjadi korban.

Nah, jika saat ini Parents telah dititipkan dengan kehadiran seorang anak, yuk jadikan kesempatan ini untuk terus belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca juga:

Penulis

Titin Hatma