Istilah autisme sudah cukup lama dikenal masyarakat. Bahkan telah sering menjadi tema pembicaraan, baik di kalangan awam maupun juga dalam forum ilmiah di kalangan profesional.
Namun pemahaman yang benar tentang autisme, dalam kenyataannya banyak yang masih belum benar-benar sesuai dengan arti autisme sesungguhnya.
Beragam pendapat dan gambaran yang salah kaprah beredar di kalarangan masyarakat awam, yang mengesankan seolah autisme terkait dengan ‘alam halus’, kemampuan ‘luar biasa’, ataupun justru suatu ‘penyakit yang tak tersembuhkan’
Tindakan dalam menyikapinya pun menjadi tidak tepat, bahkan cenderung memperberat keadaan individu autistik itu sendiri.
Berangkat dari kenyataan ini, upaya sosialisasi autisme –berkaitan dengan arti maupun langkah-nyata penatalaksanaannya– patut dilakukan secara meluas dan benar-benar optimal.
Seperti diketahui, angka-kejadian (incidence) autisme di seluruh dunia mengalami peningkatan pesat dari hari ke hari.
Bila di akhir abad ke-20 silam angka-kejadian tersebut berkisar pada empat kasus dari 10.000 kelahiran, maka pada saat ini telah mencapai satu kasus dari 80 – 100 kelahiran.
Sebagaimana diketahui, Center for Desease Control and Prevention mengemukakan bahwa 1% penduduk dunia (70 jiwa) adalah individu Autistik (2014).
Di Indonesia (Kemenkes 2013), diperkirakan 112.000 anak menyandang autisme pada rentang usia 5 – 19 tahun.
Tentulah peningkatan seperti ini harus disikapi secara tepat, agar tak menimbulkan dampak yang makin merugikan, baik bagi para individu autistik maupun masyarakat luas.
Gangguan spektrum autisme
Seperti diketahui, Gangguan Spektrum Autisme pada hakikatnya adalah gangguan perkembangan nerobiologi yang luas pada anak.
Gangguan ini menimbulkan masalah bagi si kecil, dalam hal berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan.
Akibatnya, anak autistik tak dapat berinteraksi dengan siapa pun secara berarti, karena ketidakmampuan memahami apa yang dimaksud orang lain.
Gejala atau tanda-tanda ini sudah tampak jelas sebelum anak berusia 3 tahun. Kemudian berlanjut hingga dewasa, jika tak dilakukan intervensi atau terapi secara benar.
Secara umum, anak autistik memiliki gangguan dalam hal: komunikasi, interaksi sosial, imajinasi, pola perilaku berulang, dan tak mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
Gangguan interaksi sosial, menyebabkan mereka jadi tampak ‘aneh’ dan berbeda dengan anak lain. Gangguan komunikasi terjadi baik pada komunikasi verbal maupun non verbal.
Selain itu, gangguan imajinasi mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas dan bermain, sehingga tampak berbeda dengan anak lain.
Ciri umum autisme
Banyak bayi autistik yang sudah tampak ‘berbeda’ dari sejak lahir. Dua ciri umum yang perlu dikenal yaitu: menghindari kontak fisik (misalnya membalikkan punggung hingga menjauhi pengasuh), dan tak bereaksi jika akan digendong.
Juga, mereka mungkin terlihat pasif atau bahkan sebaliknya bergerak berlebihan. Tampak pasif, artinya hampir sepanjang waktu sepenuhnya tenang.
Sedangkan bergerak berlebihan, artinya tak mau diam dan banyak menggoyang-goyangkan badan atau membentur-benturkan kepala.
Di tahun pertama kehidupannya, perkembangan motorik sebagian bayi umumnya normal, dan sebagian lain mengalami keterlambatan.
Semakin besar, anak-anak autistik akan terkesan makin ‘terbelakang’ dibanding anak lain seusianya, yakni dalam bidang komunikasi, keterampilan sosial, dan pemahaman.
Ciri umum lain anak autistik yaitu keterlekatannya terhadap hal yang sama terus-menerus. Mereka terpaku berlebihan pada suatu rutinitas, yang jika diubah sedikit saja akan menyebabkannya bingung dan merasa terganggu, hingga bisa jadi marah atau bahkan mengamuk.
Salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan mereka memahami atau mengatasi situasi yang baru.
Dengan memahami semua tanda-tanda di atas, kita bisa segera mengonsultasikan si kecil lebih lanjut kepada profesional (psikiater, dokter anak, neurolog, dan lain-lain), agar secepatnya diterapi, demi terwujud kesembuhannya.
Benarkah dapat disembuhkan?
Jawabannya adalah: Benar. Anak autistik dapat disembuhkan, menjadi seperti anak-anak lain, dan masuk ke sekolah reguler.
Foto : sampul buku Autism is Curable; Benar, Autisme Dapat Disembuhkan, oleh Dr. Kresno Mulyadi SpKJ dan Dr. Rudy Sutadi SpA MARS, Elex Media Komputindo, 2014
Informasi selanjutnya tentang autisme dibahas lebih detail pada buku Autism is Treatable di toko buku terkemuka di kota Anda.