Ini Cara Memastikan Asupan Gula untuk Anak Tidak Berlebihan

Ini cara memastikan asupan gula untuk anak tidak berlebihan. Simak, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Makanan dan minuman manis selalu menjadi pilihan yang menarik bagi si Kecil. Para orang tua dan pengasuh pun seringkali tergoda untuk memberikannya pada anak. Padahal, asupan gula untuk anak yang berlebihan bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan si Kecil. 

Sebenarnya, mengonsumsi makanan atau minuman manis bukan tidak boleh sama sekali. Namun, seberapa banyak asupan gula untuk anak harus dibatasi, hal inilah yang perlu Parents perhatikan. 

Artikel terkait: 10 Rekomendasi Susu Rendah Gula Terbaik untuk Anak

Perhatikan Asupan Gula untuk Anak

Dari infografik di bawah ini, diketahui bahwa sebanyak 84% orang tua mengaku belum mengetahui kebutuhan gula harian anak. 

Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula seseorang per hari adalah 10% dari total energi.

Sedangkan American Heart Association (AHA) merekomendasikan kurang dari 25 gram (atau sekitar 6 sendok teh) gula per hari untuk anak-anak berusia lebih dari 2 tahun hingga 18 tahun. 

Risiko Asupan Gula untuk Anak yang Berlebihan

Dikutip dari Healthy Children milik American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak yang mengonsumsi lebih dari 10% kalori harian mereka dari gula tambahan cenderung memiliki kadar kolesterol abnormal, termasuk kadar kolesterol LDL “jahat” yang lebih tinggi, kadar trigliserida yang lebih tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang melindungi jantung yang lebih rendah. Mereka juga berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. 

American Academy of Pediatrics dan American Heart Association juga menjelaskan konsekuensi kesehatan dari masalah gula tambahan ini dan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi minuman manis pada anak-anak.

Di Indonesia sendiri, peringatan untuk membatasi asupan gula harian untuk anak juga mulai digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kadar gula darah dalam tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini berkaitan dengan peningkatan faktor risiko kasus diabetes pada anak yang terjadi di Indonesia. Menurut data yang dikeluarkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 2023, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat. 

Dikutip dari laman Kemkes RI, pola makan yang mengandung tinggi gula bisa menjadi faktor risiko anak terkena diabetes, selain dari faktor genetik. 

American Heart Association (AHA) juga meyakini bahwa terlalu banyak gula tambahan di awal kehidupan anak dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.

Dan masalah-masalah tersebut membuat anak-anak berisiko terkena penyakit jantung di masa depan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membatasi Gula Tambahan pada Anak

Banyak makanan atau minuman yang mengandung gula dan sirup tambahan saat diolah atau disiapkan. 

Gula tambahan ini memiliki banyak nama berbeda, seperti brown sugar, pemanis jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sirup jagung fruktosa tinggi, madu, laktosa, sirup malt, maltosa, molase, raw sugar, dan sukrosa.

Rata-rata, gula menyumbang 17% dari apa yang dikonsumsi anak-anak setiap hari. Itu jumlah gula yang sangat banyak, dan setengahnya berasal dari minuman yang mengandung gula tambahan.

Fakta menyebutkan bahwa 75% anak-anak lebih menyukai minuman manis. Dan 46% ibu mengaku memberikan minuman manis yang mengandung gula tambahan setiap hari. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, beberapa anak mungkin juga tidak menyukai rasa plain pada plain milk. Pada akhirnya susu dengan varian rasa menjadi pilihan. 

Infografik di bawah ini menunjukkan, 67% anak menyukai jenis susu dengan varian rasa dan 33% anak lebih menyukai susu tanpa rasa (plain). 

Padahal, gula tambahan dalam minuman kemasan memiliki risiko kesehatan yang kurang baik jika dikonsumsi berlebihan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan.

Dalam PP baru itu terdapat salah satu pasal yang menyebutkan bahwa setiap pihak yang memproduksi, mengimpor, serta mengedarkan pangan olahan wajib memenuhi ketentuan batas minimum kandungan gula, garam, dan lemak yang ditetapkan.

Selain itu, dalam PP tersebut juga mengatur soal jajanan sekolah, di mana Pemda  berwenang untuk mengawasi dan menetapkan kebijakan pada aktivitas jajanan di sekolah untuk mengendalikan risiko penyakit tidak menular di lingkungan sekolah. 

Maka, penting bagi Parents membatasi asupan gula tambahan harian untuk anak dengan cara memahami nutrisi yang terkandung pada makanan atau minuman yang akan dikonsumsi si Kecil.

Plus, mengetahui seberapa banyak kandungan gula yang dianggap berlebihan dan tidak baik untuk kesehatan anak, serta memilih jajanan yang tepat untuk anak sebelum dikonsumsi. 

Berikut beberapa tips yang juga dapat membantu Parents mengurangi asupan gula tambahan pada anak, di antaranya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Baca Label Informasi Nutrisi pada Kemasan Minuman dan Makanan Si Kecil

Banyak makanan dan minuman mencantumkan komposisi gula tambahan secara terpisah. Anda juga dapat menemukan gula tambahan dengan membaca bahan-bahannya. Pahami apa saja nama istilah atau nama alternatif dari berbagai jenis gula tambahan. 

Membaca tabel nutrisi dalam produk makanan dan minuman sangat penting karena Parents bisa mengetahui tentang beberapa hal.

Seperti bahan dan aditif apa saja yang ada dalam makanan, cara menyimpan makanan, serta nutrisi utama apa saja yang terkandung dalam makanan dan berapa banyak porsi setiap nutrisi yang ada.

Kabar baiknya, sudah banyak orang tua yang mulai memperhatikan tabel nutrisi yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman sebelum diberikan pada anak.

Faktanya, 83% orang tua mulai membaca tabel nutrisi dalam kemasan sebelum membeli susu. 

2. Batasi Minuman Kemasan dengan Gula Tinggi 

Hindari soda, teh manis, kopi manis, serta batasi minuman buah kemasan dan minuman manis kemasan lainnya. 

Gula sering ditambahkan ke makanan dan minuman jenis tersebut dalam pengolahannya. Sebagai gantinya, penuhi selera anak terhadap makanan manis dengan buah utuh.

3. Sediakan Air Putih dan Susu untuk Anak

Selain batasi minum minuman manis, Parents cukup penuhi kebutuhan cairan anak dengan air mineral sesuai takaran hariannya. 

Selain itu, Parents juga bisa memberikan susu yang mengandung gula alami (laktosa) dan menyediakan kalsium, protein, vitamin D, dan nutrisi lain yang dibutuhkan anak-anak.

Dr Bartosz Buczkowski yang merupakan Dosen Senior Gizi di Manchester Metropolitan dan peneliti utama mengatakan, “Susu dan produk olahan susu lainnya penting untuk asupan kalsium, yang juga penting untuk kesehatan tulang anak-anak yang sedang bertumbuh,” ungkapnya, dikutip dari laman resmi Manchester Metropolitan University.

Selain itu, kandungan nutrisi susu juga dapat membantu mengatur tekanan darah dan menjaga berat badan yang sehat. 

Namun ia menambahkan, karena kandungan gula dan lemaknya, beberapa jenis susu dengan kandungan gula yang berlebihan dianggap tidak baik. Sehingga penting bagi orang tua untuk memahami pilihan mereka. 

Untuk membatasi konsumsi gula tambahan si Kecil, Parents bisa memilih susu anak yang rendah gula

Berita baiknya, sebanyak 54% orang tua mulai membatasi asupan gula tambahan pada anak, termasuk dengan memberikan susu rendah gula untuk anak. 

Indomilk Kids UHT Less Sugar membantu para ibu untuk memberikan nutrisi lengkap dengan cara yang lebih sehat. 

Selain merupakan Pilihan Lebih Sehat, anak-anak juga menyukai rasa Indomilk Kids UHT Less Sugar, dengan rasa coklat 25% Lebih Rendah Gula dan Full Cream Tanpa Tambahan Gula baik untuk anak usia 4-8 tahun. 

Meski rendah gula, tapi rasanya sama enaknya tetap yummy dan tetap memenuhi nutrisi agar Si Kecil Tumbuh Optimal.

Yuk, berikan Indomilk Kids UHT Less Sugar untuk si Kecil. Dapatkan Indomilk Kids UHT Less Sugar di supermarket, toko atau e-commerce langganan Bunda, serta follow media sosial @indomilk.kids.

 

Baca Juga:

5 Susu UHT untuk Anak 2 Tahun Terbaik di 2024, Praktis dan Bergizi

Bijak Mengatur Konsumsi Gula pada Asupan Nutrisi Harian Anak, Agar Si Kecil Tumbuh Sehat dan Optimal

Penulis

Aulia Trisna