Perdebatan mengenai ASI vs formula selalu saja terdengar di antara para ibu. Sebelum memutuskan akan memberikan ASI atau susu formula (atau bahkan keduanya!), pahami dulu perbedaan kandungan nutrisi di antara keduanya.
Kandungan nutrisi ASI vs Formula
ASI menjadi pilihan utama makanan bayi karena alami, aman, dan mengandung nutrisi lengkap yang dihasilkan oleh tubuh ibu. ASI mengandung penguat imun tubuh dan sel hidup yang dapat membantu bayi melawan infeksi.
Selain itu, ASI juga menyediakan kalori yang cukup bagi pertumbuhan bayi. Tambahan lagi, air susu ibu juga mengandung bakteri baik dan enzim yang memperkuat usus serta pencernaan bayi.
Sebagai perbandingan, susu formula merupakan makanan olahan sintetis yang memiliki masa simpan. Sufor tidak memiliki sel hidup yang dapat melindungi bayi dari infeksi maupun enzim pencernaan.
Jadi, pada dasarnya ada kekurangan bahan utama yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak secara tepat. Jangan lupa juga fakta bahwa susu formula dibuat secara berbeda sesuai kebutuhan.
Parents akan menemukan berbagai pilihan sufor di pasaran, mulai dari susu formula sapi, susu formula kambing, susu formula bubuk, susu formula cair siap pakai, susu formula rendah alergen, susu formula berbasis kedelai, dan masih banyak lagi.
Sekarang mari kita lihat perbedaan kandungan gizi keduanya dalam tabel berikut:
Artikel terkait: ASI vs Susu Formula: Mana yang Lebih Mahal? Bunda Wajib Tahu Perbandingannya
Sebelum memutuskan untuk memberikan susu formula pada bayi Anda, Parents harus berkonsultasi dulu dengan dokter anak. Hal ini disebabkan karena beberapa bayi memiliki alergi terhadap protein dalam susu formula.
Terlepas dari perbedaan kandungan nutrisi ASI vs formula, beberapa ibu menyusui juga memberikan susu formula sebagai tambahan untuk melengkapi stok ASI yang tidak banyak jumlahnya.
Apapun yang menjadi pilihan Bunda, pastikan untuk selalu memberikannya yang terbaik karena Bunda yang paling memahami apa yang menjadi kebutuhan anak.
Semua ibu pasti berencana untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya. Namun, tidak semua ibu bisa memenuhi harapannya tersebut, karena berbagai masalah seperti kurangnya suplai ASI. Hal ini seringkali membuat perempuan merasa gagal menjadi ibu bila tak bisa memberi nutrisi terbaik bagi anaknya yang terdapat dalam ASI.
“Perasaan marah adalah reaksi alami dari para ibu yang selalu berencana memberi ASI eksklusif, namun tak bisa melakukanya. Para ibu ini mungkin tidak bisa memompa ASI-nya dengan jumlah banyak, atau mereka memiliki penyakit yang membuatnya tak bisa menyusui anak mereka,” kata Dr. Ruth Lawrence, seorang profesor di bidang kesehatan anak di Pusat Kesehatan Universitas Rochester, dikutip Live Science.
Terkait hal ini, Yasmine Evjen, seorang desainer grafik dan website di Chandler selalu berencana untuk memberikan ASI pada anaknya. Namun setelah bayinya lahir, tubuhnya tidak bisa mengeluarkan ASI dalam jumlah banyak. Hingga membuat Chloe, putrinya menjadi kelaparan.
“Saat kau tidak bisa menyusui anakmu sendiri, kau akan merasa gagal. Padahal seharusnya menyusui bisa terjadi secara alami,” ujar Yasmine.
Artikel terkait: Manajemen ASI perah dan jadwal pompa ASI untuk ibu bekerja, catat Bun!
Ia menunggu selama berminggu-minggu agar ASI-nya bisa keluar dengan jumlah yang cukup untuk Chloe, namun hal tersebut tidak pernah terjadi. Awalnya Yasmine dan suami meminta bantuan teman yang memiliki suplai ASI melimpah. Namun setelah teman tersebut kehabisan stok ASI, Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain memberi Chloe susu formula.
“Beberapa bayi memiliki kelainan yang membuatnya harus minum susu formula. Di lain pihak, ada pula ibu yang berusaha memompa ASI agar keluar, namun tidak berhasil. Beberapa ibu bisa memiliki ASI melimpah tanpa perlu memompa, namun ada juga ibu yang sudah berusaha keras memompa namun hanya berhasil mengeluarkan beberapa tetes ASI,” ujar Dr. Lawrence.
Yang perlu dipahami adalah, memberikan susu formula bukan berarti merampas momen penting ibu bersama bayi saat menyusui.
Parents bisa memberikan susu botol dengan cara menggendongnya seperti sedang menyusui lewat payudara, melakukan kontak mata dan merasakan pengalaman seperti ibu menyusui yang lain juga menjadi bagian yang penting.
*Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Bayimu alergi terhadap protein susu sapi? Segera beralih ke susu soya. Klik disini untuk mengetahui lebih lanjut.