Rotavirus ditemukan oleh Ruth Bishop dan rekannya di tahun 1973.1 Virus ini dikenal sebagai penyebab utama gastroenteritis non bakteri (infeksi lambung dan saluran usus yang menyebabkan diare dan muntah) terutama pada bayi dan anak kecil di seluruh dunia.2 Rotavirus sangat menular dan tidak dapat diprediksi, dan dapat mengakibatkan dehidrasi parah (kehilangan cairan tubuh) bahkan kematian.2
Bagaimana Rotavirus Menular?
Si Kecil terpapar ribuan kuman setiap hari di lingkungan tempat ia beraktivitas.3 Ia berisiko terpapar Rotavirus, terutama karena penularan Rotavirus terjadi melalui jalur fecal-oral.1 Si Kecil dapat terpapar Rotavirus jika ia menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi Rotavirus, lalu memasukkan jari ke dalam mulut, atau juga memakan makanan yang terkontaminasi.4
Orang yang terinfeksi Rotavirus umumnya mengeluarkan partikel Rotavirus dan dapat menginfeksi orang lain sejak sebelum mereka menunjukkan gejala sampai 3 hari sesudah pulih.5 Namun, orang dengan Rotavirus juga dapat menginfeksi orang lain bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala.5
Apa yang Terjadi Ketika Kita Terinfeksi Rotavirus?
Rotavirus dapat menginfeksi orang dewasa maupun anak-anak. Namun, pada orang dewasa yang sehat, infeksi rotavirus hanya menyebabkan gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali.6 Sedangkan pada anak gejala yang ditimbulkan bervariasi, dari ringan sampai berat. Gejala yang ditimbulkan – seperti diare, muntah-muntah, dan demam, dapat menjadi penyebab dehidrasi seperti hasil dari pengamatan pada beberapa pasien anak yang mengalaminya,4 dan ini bisa sangat berbahaya bagi bayi dan anak kecil.7
Benarkah Pemberian ASI Membantu Pencegahan Infeksi Rotavirus?
Beberapa peneliti melaporkan bahwa diare rotavirus paling sering terjadi pada usia 6-24 bulan.8 Anak-anak yang lebih besar terlindungi dari infeksi Rotavirus serius karena sudah pernah terpapar sebelumnya, dan jika terjadi infeksi, biasanya bersifat ringan.9 Setelah anak berusia 2 tahun, antibodi terhadap rotavirus meningkat sampai usia dewasa.8 Hal tersebut menyebabkan derajat infeksi rotavirus berkurang setelah usia 2 tahun.8
Dalam laporan ECDC (European Centre for Disease Prevention and Control), pemberian ASI terbukti melindungi dari rawat inap untuk penyakit rotavirus, dengan peningkatan risiko pada bayi <6 bulan jika tidak diberikan ASI pada bulan sebelum rawat inap.4
Penelitian lain yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa bayi berusia kurang dari 3 bulan jarang menderita diare rotavirus, diduga berhubungan dengan antibodi ibu terhadap rotavirus yang disalurkan melalui plasenta dan air susu ibu.10 Disamping itu Lactadherin pada air susu ibu diketahui berperan mengganggu proses replikasi virus rotavirus.10
Dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan atau lebih, bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif berisiko dua kali lebih sering menderita diare rotavirus.10 Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, 3 (2,58%) kasus diare rotavirus pada usia kurang 3 bulan dan 12 (10,34%) kasus pada usia 3-6 bulan. Hasil tersebut mendukung bukti penting memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan untuk mencegah diare berat karena rotavirus pada bayi.10
Bagaimana Cara Melawan Infeksi Rotavirus?
Tidak ada terapi khusus yang tersedia saat ini untuk melawan rotavirus.11 Seperti diare pada masa kanak-kanak lainnya, dasar pengobatannya adalah penggantian cairan untuk mencegah dehidrasi, dan pengobatan zinc yang mengurangi keparahan dan durasi diare.11 Tindakan pengobatan tambahan selama episode diare termasuk terus menyusui, dan jika oralit tidak tersedia, gunakan cairan yang sesuai yang tersedia di rumah.11
Vaksinasi masih merupakan intervensi terbaik untuk mencegah diare rotavirus yang parah.12 Mengapa demikian? Karena perbaikan kualitas air, kebersihan dan sanitasi dapat menghentikan bakteri dan parasit yang menyebabkan diare jenis lain, tetapi tidak secara memadai mencegah penularan rotavirus.12 Vaksin rotavirus harus diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan komprehensif untuk mengendalikan penyakit diare secara terintegrasi bersama langkah intervensi lain seperti terapi rehidrasi oral, menyusui, pengobatan zinc, dan peningkatan air dan sanitasi.12
Perhatian:
Pesan kesehatan ini disampaikan oleh GlaxoSmithKline Pharmaceuticals. Hanya sebagai informasi umum. Materi yang terkandung dalam artikel ini bukan merupakan saran medis. Konsultasikan langsung kepada dokter Anda untuk pertanyaan medis
Referensi:
- CDC. Rotavirus. (https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/rota.html, diakses 13 November 2020, pukul 12.00 wib)
- Junaid, et al. “Incidence of rotavirus infection in children with gastroenteritis attending Jos university teaching hospital, Nigeria”. Virology Journal. 2011. 8:233.
- Center for Disease Control and Prevention (CDC). How Vaccines Strengthen Your Baby’s Immune System. 2010. 1-2. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/parents/why-vaccinate/strengthen-baby-immune.html. Accessed on July 2020
- Gualtiero Grilli, MD, PhD, et al. “Expert opinion on rotavirus vaccination in infancy”. ECDC Scientific Advice. 2017. page 5. Available from:https://publications.europa.eu/resource/cellar/aedea432-f681-11e7-b8f5-01aa75ed71a1.0001.01/DOC_1. Accessed on July 2020
- CDC. Rotavirus: Transmission. (https://www.cdc.gov/rotavirus/about/transmission.html, diakses 6 November pukul 9.50 wib)
- Mayo Clinic.“Rotavirus” (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotavirus/symptoms-causes/syc-20351300, diakses 6 November 2020 pukul 09.15 wib)
- CDC. Rotavirus: Symptoms. (www.cdc.gov/rotavirus/about/symptoms.html, diakses 6 November pukul 9.50 wib)
- Hasibuan, et. al. “Infeksi rotavirus pada anak usia di bawah dua tahun”. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011, hal. 167
- Chandran, et al. “Prevention of rotavirus gastroenteritis in infants and children: rotavirus vaccine safety, efficacy, and potential impact of vaccines”. Biologics. 2010; 4: 213–229. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2921258/#b30-btt-4-213
- Widowati, Titis, et.al. “Diare Rotavirus pada Anak Usia Balita”. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 5, Februari 2012, hal. 341.
- Rotavirus vaccines. WHO position paper – January 2013. Weekly Epidemiol Rec. 2013; 88(5): 49-64.
- Suwantika, Auliya A, et.al. “Accelerating the introduction of rotavirus immunization in Indonesia”. Expert Rev. Vaccines 13(4), 463–472 (2014)
GSK Indonesia
Menara Standard Chartered 35th floor.
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164. Jakarta 12930
Tel. (62-21) 2553 2350 Fax. (62-21) 2553 2360
NP-ID-ROT-ADVT-220001 AD04/22 ED04/24