Sejarah dan Asal Usul Nama Banyuwangi, Cerita Rakyat dari Jawa Timur

Banyuwangi yang terletak di Jawa Timur memiliki sejarah panjang yang menarik. Seperti apa asal usul Banyuwangi?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Banyuwangi merupakan sebuah daerah yang berada di pinggir pantai Pulau Jawa Timur. Berikut ini kami ulas sejarah singkat dan legenda asal usul Banyuwangi.

Terletak di ujung paling timur Provinsi Jawa Timur, Banyuwangi memiliki bentang alam yang begitu indah hingga membuat wisatanya menjadi daya tarik tersendiri. Pasalnya, Banyuwangi berbatasan langsung dengan Selat Bali. 

Dikenal memiliki banyak julukan, mulai dari Bumi Blambangan, Kota Osing, hingga Kota Santet, Banyuwangi memiliki sejarah dan asal usul yang menarik. Banyuwangi dijadikan sebagai nama sebuah daerah yang berada di pinggir pantai Pulau Jawa.

Sejarah dan Asal-usul Banyuwangi

Sekadar diketahui, Kota Banyuwangi mendapat julukan Bumi Blambangan dari sejarahnya di masa kerajaan. Mari kita ketahui asal usul sejarah Kota Banyuwangi seperti dilansir dari berbagai sumber:

Asal-usul Banyuwangi

Asal-usul Banyuwangi (Tripadvisor)

Legenda Sri Tanjung menjadi cerita yang menggambarkan asal-usul nama Banyuwangi. Konon, seorang raja bernama Prabu Sulahkromo memerintah wilayah ujung timur Pulau Jawa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh Patih Sidopekso, yang memiliki istri cantik bernama Sri Tanjung. Prabu Sulahkromo pun terpikat dengan kecantikan Sri Tanjung, dan segera muncul akal licik untuk memerintahkan Patih Sidopekso menjalankan tugas yang tidak mungkin dilakukan manusia biasa.

Selama Patih Sidopekso menjalankan tugasnya, Prabu Sulahkromo berusaha merayu Sri Tanjung, tetapi tidak berhasil. Ketika Patih Sidopekso kembali, raja justru memfitnah Sri Tanjung telah menggodanya.

Akibat hasutan raja, Patih Sidopekso pun menemui istrinya dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Bahkan, Patih Sidopekso mengancam akan membunuh istrinya, padahal Sri Tanjung sangat setia kepadanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lantaran tidak mengaku, diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh. Sebelum Patih Sidopekso membunuhnya, Sri Tanjung berpesan agar setelah dibunuh jasadnya diceburkan ke dalam sungai.

Apabila darah yang mengalir berbau busuk, maka dirinya telah berbuat serong. Namun, jika air sungai berbau harum, maka Sri Tanjung tidak bersalah.

Patih Sidopekso pun tetap menikamkan kerisnya ke dada sang istri dan jasadnya diceburkan ke sungai. Ternyata, air sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih dan berbau wangi. Dari situlah asal-muasal nama Banyuwangi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Air sungai yang berbau harum itu dinamakan Banyuwangi. Banyu berarti air, sedangkan wangi berarti harum. Kisah ini tetap abadi hingga sekarang.

Artikel terkait: Bikin Merinding, Ini 6 Wisata Mistis di Banyuwangi

Sejarah Berdirinya dari Asal-usul Banyuwangi

Sejarah Berdirinya dari Asal-usul Banyuwangi (Expedia)

Asal-usul Kota Banyuwangi tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Blambangan pimpinan Pangeran Tawang Alun. Saat itu, secara administratif VOC menganggap Blambangan adalah bagian dari wilayah kekuasaannya.

Atas dasar penyerahan kekuasaan Jawa bagian Timur oleh Pakubuwono II kepada VOC. Namun, VOC tidak pernah benar-benar menunjukkan kekuasaannya akan Blambangan sampai akhir abad ke-17.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika pemerintah Inggris mulai menjalin hubungan dagang dengan Blambangan, VOC pun segera bergerak untuk mengamankan kekuasaannya. Kondisi itu memicu terjadinya pertempuran antara pasukan Blambangan dengan VOC, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Puputan Bayu.

Dalam Puputan Bayu yang terjadi pada 18 Desember 1771, Blambangan berusaha keras untuk melepaskan diri dari VOC. Namun, pada akhirnya Kerajaan Blambangan runtuh setelah VOC meraih kemenangannya.

VOC kemudian mengangkat R Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama. Setelah itu, 18 Desember 1771 ditetapkan sebagai hari jadi Banyuwangi. 

Artikel terkait: 7 Kuliner Banyuwangi yang Terkenal Lezat dan Wajib Dicoba

Julukan Banyuwangi

Julukan Banyuwangi (Trip.com Australia)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bumi Blambangan

Kerajaan Blambangan merupakan cikal bakal kehadiran Kota Banyuwangi. Karena itu, Banyuwangi identik dengan julukan Blambangan. 

Kota Osing

Berdirinya Banyuwangi tidak terlepas dari adanya multikulturalisme, di mana masyarakatnya dibentuk oleh keturunan Jawa Mataraman, Madura, dan Osing.

Suku Osing merupakan penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan dari Kerajaan Blambangan, suku ini memiliki adat-istiadat, budaya, dan bahasa yang berbeda dari masyarakat Jawa dan Madura. Kota Santet Banyuwangi juga dijuluki sebagai kota santet.

Julukan ini muncul setelah peristiwa nahas ketika 100 orang lebih dibunuh secara misterius karena dituduh memiliki ilmu hitam. Peristiwa ini disebut dengan Tragedi Santet tahun 1998.

The Sunrise of Java

Keunikan yang ada di Kota Banyuwangi lainnya adalah, dikenal sebagai The Sunrise of Java. Pasalnya, Banyuwangi merupakan daerah yang pertama kali terpapar sinar matahari di Pulau Jawa.

Kota Gandrung

Banyuwangi  memiliki banyak julukan, Kota Gandrung menjadi salah satu bagiannya.  Sebab, Banyuwangi dikenal dengan tari gandrung yang menjadi maskot kota tersebut.

Kota Banteng

Di Banyuwangi terdapat banyak banteng Jawa. Itulah yang membuat Banyuwangi disebut sebagai Kota Banteng.

Kota Pisang

Dari zaman dulu, Banyuwangi dikenal sebagai penghasil pisang terbesar, bahkan di setiap pekarangan rumah warga juga ada pohon pisang.

Itulah mengapa Banyuwangi dijuluki Kota Pisang pada Festival di 2011 lalu, diselenggarakan kegiatan budaya Banyuwangi Ethno Carvinal pertama yang berjalan lancar dan sukses.

Artikel terkait: Cari tempat Liburan keluarga? Coba jelajahi 7 wisata alam di Banyuwangi ini

Itulah mengapa di tahun-tahun berikutnya masyarakat Banyuwangi semakin semangat mengangkat potensi dan budaya daerah melalui serangkaian acara yang bertajuk Banyuwangi Festival.

Baca juga:

Penulis

Tania Latief