Selama ini, jika ingin berkonsultasi dengan dokter kita harus antri berjam-jam di puskesmas, klinik ataupun rumah sakit. Begitupun saat ingin membeli obat, tak jarang kita harus berkeliling dari satu apotek ke apotek lain karena obatnya langka. Permasalahan inilah yang menginspirasi terciptanya aplikasi Halodoc.
Jonathan Sudharta CEO dari Mhealth Tech, menciptakan Halodoc dengan tujuan untuk memberi kemudahan, dalam menerima akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Aplikasi Halodoc berisi fitur-fitur yang bisa membantu penggunanya mendapat layanan medis. Seperti chat, panggilan suara, dan panggilan video dengan dokter yang tersedia 24 jam.
“Kami ingin agar akses layanan kesehatan bisa lebih sederhana, sehingga siapapun dan dimanapun mereka berada bisa dengan mudah terhubung dengan dokter, dan membeli kebutuhan medis lewat ponsel pintar,” ujar Jonathan saat ditemui di acara peluncuran Halodoc 2.0 Selasa, 16 Mei lalu.
Halodoc pertamakali diluncurkan pada bulan April 2016, namun saat itu pelayanannya masih belum sempurna. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelayanan sekitar 88 menit, karena itulah kini diluncurkan Halodoc versi 2.0 dengan kecepatan waktu layanan hanya sekitar 30 detik.
Aplikasi halodoc juga tawarkan layanan pharmacy delivery
Selain kemudahan akses menghubungi dokter, Halodoc juga menawarkan layanan membeli kebutuhan medis melalui fitur pharmacy delivery. Halodoc bekerjasama dengan 1000 apotek di seluruh wilayah Indonesia, untuk menyediakan layanan ini.
Agar lebih akrab dan lebih mudah diakses oleh para pengguna, Halodoc bekerjasama dengan aplikasi GO-JEK. Sehingga, bagi pengguna yang ingin mencoba layanan Halodoc bisa mencoba pada layanan GO-MED yang telah tersedia di ponsel pintarnya.
Monica Oudang, Chief HR dari Go-Jek yang juga hadir dalam acara tersebut menambahkan, “Kolaborasi antara Go-Jek dan Halodoc bisa menjawab berbagai kebutuhan medis pelanggan, dengan lebih cepat dan mudah.”
Sekilas mengenai aplikasi Halodoc, Anda bisa melihatnya dalam video berikut ini:
Acara peluncuran Halodoc 2.0 yang bertempat di Restoran The Hook ini, juga menghadirkan Drs. Darodjatun Sanusi, MBA yang merupakan Direktur Eksekutif GP Farmasi dan Majelis Kehormatan Ikatan Apoteker Indonesia.
Pak Darodjatun mendukung adanya aplikasi Halodoc, karena menurutnya bisa membantu apotek memperluas pasarnya. Juga membantu masyarakat memperoleh kebutuhan medis dengan mudah dan aman.
“Harapan kedepannya, akan ada teknologi telemedicine yang bisa membantu petugas medis dan tenaga kesehatan lainnya berbagi informasi dan bantuan yang dibutuhkan. Misalnya, dokter di pedalaman dengan peralatan medis yang seadanya, bisa meminta saran dari dokter di kota untuk melakukan tindakan medis pada pasien gawat darurat,” ungkap Pak Darodjatun.
Aplikasi Halodoc kini sudah bisa diakses oleh semua orang di seluruh Indonesia, selama memiliki jaringan internet dan ponsel yang mendukung aplikasi ini. Akan tetapi, untuk layanan Apotek Antara baru tersedia di area Jabodetabek dan 10 kota besar di Indonesia.
Kedepannya, Halodoc akan menyesuaikan area pelayanannya dengan area pelayanan Go-Jek yang lebih luas, yakni 40 kota.
Meski memiliki slogan menyederhanakan layanan kesehatan, aplikasi Halodoc juga berusaha memberikan nilai-nilai yang baik kepada pelanggan. Sehingga mereka tidak akan melayani permintaan medis yang sifatnya ilegal, seperti obat-obatan terlarang.
“Halodoc tidak menyediakan layanan untuk pembelian narkotika, dan obat-obatan yang digunakan untuk aborsi,” tegas Jonathan.
Baca juga:
Aplikasi HappyFresh Membantu Ibu Belanja Tanpa Harus Keluar Rumah