Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap bayi yang baru lahir dibedong hingga usia beberapa bulan. Bedong konon dipercaya dapat membantu meluruskan kaki bayi yang ketika lahir cenderung dalam posisi ditekuk seperti kaki katak, walaupun ini hanyalah mitos.
Selain itu, bayi yang dibedong juga lebih anteng karena ia merasa lebih hangat dan nyaman seperti ketika ia masih berada di dalam rahim. Untuk kita, bayi jadi lebih mudah digendong dan mudah disusui karena tangan dan kakinya tidak bergerak-gerak tak menentu.
Namun, baru-baru ini ada kontroversi tentang dampak negatif bedong. Berita CBC News beberapa waktu lalu mengulas tentang bedong. Cara membedong yang tidak tepat diduga dapat memberi pengaruh buruk, yaitu :
1. Bila kita memaksa meluruskan kaki bayi yang biasanya tertekuk seperti kaki katak, dampak negatifnya adalah pada perkembangan tulang pinggul bayi
2. Kaki dan tangan bayi tidak dapat ia gerakkan, sehingga dapat mengganggu perkembangan gerak motoriknya. Baca juga Bagaimana Merangsang Perkembangan Bayi 1 Bulan?
3. Dapat membuat bayi terlalu banyak tidur dan cenderung kurang makan. Jadwal makan (menyusui) yang dianjurkan adalah setiap 3 jam sekali. Baca juga 14 Manfaat Menyusui
Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan dampak negatif bedong tersebut. Namun para ahli yang tidak menyetujuinya menyarankan agar kita membiarkan tangan bayi bebas bergerak dan pastikan leher bayi tetap bisa menoleh ke kiri dan ke kanan.
Dengan usulan ini, bedong hanya seperti kain kemben yang dimulai dari dada bayi. Sedangkan untuk bagian kakinya, perlu sangat berhati-hati agar tidak memaksa bayi meluruskan kakinya.
Saya termasuk orang yang setuju bahwa bayi butuh ruang bebas untuk bergerak, karena kemampuan gerak motoriknya berkembang terus seiring dengan waktu. Saya hanya membedong bayi pada minggu pertama setelah ia lahir, kemudian saya tidak pernah melakukannya lagi.
Tips bedong bayi
Bagaimanapun, membedong atau tidak menjadi pilihan bagi setiap orang tua. Bila Anda ingin membedong bayi Anda, pastikan cara membedongnya baik dan benar, sehingga dampak negatif yang ditakutkan para ahli dapat dihindari. Berikut ini tips yang perlu diikuti:
1. Pilih bahan yang nyaman dan tebalnya disesuaikan dengan kondisi udara agar bayi tidak kepanasan.
2. Jangan memaksa meluruskan kaki bayi, karena dapat mengganggu tulang pangkal paha. Ada pendapat yang mempercayai bahwa kaki bayi yang cenderung dilipat adalah hal alami dan akan lurus sendiri tanpa bantuan bedong. Dalam hal ini, di bagian kaki bayi dapat diberikan ruang gerak yang cukup supaya bayi masih dapat menggerakkan kakinya.
3. Pastikan wajah, terutama mulut dan hidung bayi tidak tertutup kain.
4. Pantau terus reaksi bayi – bila ia terlihat tidak nyaman, segera bukakan bedong karena ia mungkin kepanasan atau bedongan terlalu kencang.
5. Bila Anda kurang mahir membedong, kantong bayi atau bedong modern yang banyak dijual akhir-akhir ini, dapat menjadi pilihan lain.
Kapan Parents Harus Berhenti Membedong Bayi?
“Saya akan berhenti membedong pada usia 2 bulan, sebelum bayi itu sengaja mulai mencoba untuk tengkurap,” kata Rachel Moon, ketua bagian American Academy of Pediatrics, dikutip Healthy Children.
Beberapa daycare atau penitipan anak mungkin memiliki kebijakan untuk melarang penggunaan bedong bayi dalam perawatan mereka.
Alasannya sama, karena bedong berpotensi meningkatkan risiko SIDS atau mati lemas jika bayi berguling saat tidur. Selain itu, bedong juga meningkatkan risiko bayi kepanasan dan hip dysplasia.
“Kami merekomendasikan bayi berusia sekitar tiga bulan untuk bisa dititipkan di daycare, sehingga pada saat itu bedong seharusnya sudah tidak digunakan lagi,” kata Danette Glassy, MD, FAAP, ketua AAP Bagian Pendidikan Dini dan Perawatan Anak sebagaimana dilansir Healthy Children.
Jadi, orang tua memang harus tahu kemungkinan dan risiko dari membedong bayi, sebelum Parents memutuskan untuk membedongnya setiap saat.
Bila Anda ingin berbagi informasi ini dengan teman lainnya, sebarkan artikel ini melalui Facebook, Twitter, dan G+