Seorang ibu 'protes' ke minimarket karena pajang kondom dekat kasir, ini yang Parents perlu tahu!

Seorang ibu memberikan kritik pada sebuah minimarket lantaran meletakan kondom di dekat meja kasir.

Belum lama ini ada seorang ibu membuat sebuah status di laman Facebook-nya yang menuliskan salah satu kekhawatirannya sebagai orangtua. Ia cemas karena minimarket meletakkan kondom di display dekat kasir sehingga memancing anak tanya soal kondom.

Sejak diposting tanggal 9 Maret 2018, status ini pun kian viral dan mengundang beragam komentar dari warganet.

Seperti apa kutipan rasa khawatir seorang ibu jika anak tanya soal kondom ini?

Dear Alfarmart yang saya sayangi…  Saya mohon, rak dagangan kondom dan bekal kenikmatan dunia lain ini dipindah ke tempat lain. Maksudnya di rak pajangan lain selain di meja kasir. Yang agak menjauh dari pandangan anak-anak yang sekarang sudah melek googling. Saat itu di meja kasir anak saya kelas 3 SD (sekarang mau lulus SD dan baru sempat membuat status) menunjuk rak kondom ini di meja kasir dan pastilah bertanya.

“Kondom itu apa, Bu?” Saya jawab alat kontrasepsi. “Apa itu?” tanyanya lagi. Untuk mengatur jarak kelahiran antara kakak dan adik.

Tak berhenti bertanya “Bagaimana caranya,” katanya lagi. Dipakai oleh suami istri yang sudah menikah. “Maksudku terus kondom itu diapain? Diminum ? Atau dimakan?”  Modyarrr akuuu. Rasanya saya pengen ngajak tengkar mas kasir tapi dia hanya staf kasir. Lalu saya alihkan Intan dengan es krim dung dung dan tim tam. Berhasil. Tapi, sampai hari ini saya masih deg-degan dan mikir, apakah dia pernah googling tentang kondom dan cara… cara… duh, gustiii paringono kuwat pitnesss. Meski sekarang Intan udah tahu karena saya jelaskan pelan-pelan, tapi,  bagaimana dengan anak-anak lain dan orangtuanya belum siap jawaban. Lalu saat saya sendirian ke Alfamart ngomong ke kasir, mbok rak kondom ini dipindah tho mas, agar anak-anak tidak tahu atau tanya lebih dini kalau lihat. Kan bingung jawabnya. Dia jawab, katanya itu sudah standar aturan display barang Alfamart di seluruh Indonesia. Baiklah, saya pun tak berkata apa-apa lagi. Padahal di minimarket lain juga punya dagangan yang sama, tapi menaruhnya lebih sopan di rak dan tersamar dengan produk lain. Dan pastilah untuk orang dewasa yang waras butuh kondom tahu di mana mencari atau tanya ke pegawai. Oh Alfamart, please,  saya mohon, pindahlah rak mungil isi kondom, tisu, tube pelicin (saya sampai hapal) pindah dari meja kasir. Kalau saya butuh, saya akan cari dan tanya di mana naruhnya. Siapa tahu ada yang mau, nge-share, boleh.

Anak tanya soal kondom, bekali dengan pendidikan seks

Tidak berbeda jauh dari  status sosial media yang menjadi viral, beragam komentar sudah dipastikan muncul. Ada yang mendukung karena merasa memiliki kekhawatiran serupa, cemas jika anak tanya soal kondom, namun ada juga yang sebaliknya.

Setidaknya status ini bisa memberikan pelajaran dan mengingatkan pada Parents bahwa pendidikan seks bukanlah hal tabu dan idealnya sudah dikenalkan pada anak sejak dini. Namun, tentu harus mengacu dengan usia dan sejauh mana pemahaman anak.

Seperti yang dijelaskan oleh Nadya Pramesrani, psikolog sekaligus Co-Founder dari Rumah Dandelion yang mengatakan bahwa untuk anak-anak usia sekolah, khususnya anak yang masih duduk di kelas 3, pendidikan seks yang perlu ditanamkan orangtua masih seputar biologis, dengan penjelasan arena mana yang boleh disentuh dan area mana yang bersifat pribadi.

Baca juga : Pendidikan seks untuk anak

“Anak usia sekolah pendidikan seksnya masih seputar mengenalkan anatomi tubuhnya, perempuan punya vagina, anak laki-laki punya penis. Bagaimana cara merawatnya termasuk melindunginya area sentitif. Apa yang harus dilakukan anak jika tidak nyaman saat ada orang yang menyentuhnya. Sebenarnya masih seputar itu. Nanti ketika anak sudah kelas 5 atau kelas 6 baru dilanjutkan dengan penjelasan pubertas,” ujar Nadya.

Menanggapi status ibu yang khawatir kondom diletakkan di display minimarket, psikolog jebolan Universitas Indonesia mengatakan, “Ya, baiknya memang ada keterangan lebih dulu mengapa minimarket tersebut meletakkan kondom di dekat kasir. Pasti mereka punya SOP, artinya sebagai perusahaan mereka punya policy dan pertimbangannya sendiri yang dilihat secara bisnis,” tegasnya.

Hal positif yang dibisa dilihat saat anak tanya soal kondom

Menurut Nadya, justru ketika anak tanya soal kondom, ada hal positif yang bisa dilihat orangtua. Karena lewat pertanyaan yang diajukan  tersebut justru menunjukkan kalau seorang anak itu memang punya rasa ingin tahu yang besar. Selayaknya anak sehat dan tumbuh kritis, ketika menemukan suatu hal atau benda yang memang belum dia tahu, tentu akan bertanya.

“Bagus lho, kalau anak tanya soal kondom ke orangtuanya, artinya anak menganggap orangtua adalah tempat memberikan informasi yang mereka bisa percaya. Ketika anak tanya soal kondom, kenapa pandangan orangtua harus berbeda ketika anak bertanya tentang benda lain? Misalnya tanya ini permen apa? Berarti ini konteksnya lebih ke mindset orangtuanya kan? Ada apa dengan kondom sehingga orangtua sampai malu untuk menjelaskannya?”

Dari sini bisa digarisbawahi bahwa orangtua memang perlu siap memberikan jawaban tepat saat anaknya bertanya.

“Jadi orangtua memang harus prepare, jangan salahkan saat ini zamannya anak bisa googling. Justru orangtua yang harus lebih siap, ketika anak bertanya, jelaskan dengan tepat. Justru bagus anak langsung bertanya pada orangtua, bagaimana kalau anak bertanya pada orang lain yang ternyata predator seks? Bisa kebayang nggak risikonya seperti apa?”

Nadya mengingatkan bahwa orangtua perlu memahami, ketika anak bertanya mengenai kondom atau pertanyaan terkait dengan pendidikan seks, bahwa sebenarnya apa yang dipikirkan anak tidak sama dengan apa yang dipikirkan orang dewasa.

“Yang perlu diingat, ketika anak bertanya itu sebenarnya tidak ada muatan seks atau apapun seperti yang kita pikirkan, di mana orangtua sudah punya asosiasi yang lebih jauh, karena perkembangan anak memang belum sampai sana. Anak bertanya, benar-benar karena penasaran. Mau kan kalau anaknya bertanya? Mau kan anaknya dapat informasi yang tepat?”

Oleh karena itu, Nadya  menegaskan, jika Parents khawatir anak melakukan hubungan seks di luar pernikahan, ya, harus berikan pembekalan yang kuat sejak dini.

“Bagaimana anak harus bisa mengontrol dorongan seksual sebelum waktunya, anak belajar ini tentu butuh bimbingan orangtua. Jadi kalau nggak ingin anak terdorong untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah, caranya ya bukan dengan tidak diperlihatkan kondom, tapi bagimana melatih anak bisa mengontrol dorongan seksual. Dorongan seksual ini human nature, ketika anak sampai usia remaja dorongan seks ini akan muncul. Di sinilah peran orangtua sangat penting, bagaimana mengarkan value yang tepat tentang pendidikan seks pada anak,” pungkasnya.

Bagaimana, sudahkah Parents memberikan pendidikan seks yang tepat untuk anak, termasuk memberikan jawaban saat anak tanya soal kondom?

 

Baca juga :

Inilah Panduan Pendidikan Seksual untuk Anak Menurut UNICEF dan WHO