Memiliki rasa syukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan adalah hal yang harus selalu dilakukan. Selalu mensyukuri semua nikmat akan membuat Anda memiliki hati yang legowo dan lebih tenang dibandingkan dengan sifat kufur. Sebuah hasil riset menunjukkan bahwa bersyukur sangat baik untuk diajarkan kepada anak. Mari simak alasan mengapa anak perlu diajar bersyukur.
Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
Mana yang Anda pilih, uang Rp 100 ribu di atas meja atau uang Rp 300 ribu yang akan Anda dapat 3 minggu lagi? Pasti Anda pilih yang pertama, ya nggak?
Bisa dimaklumi jika Anda memilih opsi pertama. Semua orang ingin dapat uang dengan cepat dan tak pakai lama.
“Pola pikir manusia cenderung memilih apa yang ada saat ini, daripada apa yang bisa didapat di masa depan,” jelas David DeSteno, profesor psikologi Norteastern University. “Inilah penyebab beberapa masalah semacam hutang kartu kredit dan segala jenis kecanduan.”
Menurut DeSteno, seseorang dikatakan punya gangguan emosional karena tidak sabar saat menghadapi masalah. Sedangkan kesabaran manusia dianggap bisa ditumbuhkan jika ia mengedepankan logika dan tekadnya.
Penelitian terbaru mengungkapkan hal yang berbeda. DeSteno dan timnya menyimpulkan, ada satu jenis emosi yang bisa membantu menumbuhkan sikap sabar, yaitu, bersyukur.
Kaitan antara bersyukur dan sabar
DeSteno dan tim mengumpulkan 105 orang partisipan dalam satu ruangan. Mereka diminta menyelesaikan sebuah tugas dengan komputer. Saat mereka hampir selesai, komputer mendadak rusak.
Seorang peneliti masuk ke ruangan dan mengumumkan, komputer mereka akan segera diperbaiki. Namun mereka harus mengulang tugas yang telah dikerjakan dari awal.
Datanglah seorang pria ke ruangan itu. Ia berkata akan memperbaiki komputer para partisipan. Ia menekan sebuah tombol dan komputer mereka kembali seperti semula.
Para partisipan mengatakan, mereka bersyukur atas kedatangan pria itu. Tiga minggu kemudian para peneliti bertanya pada mereka, apakah mereka masih merasa bersyukur.
Para peserta yang bersyukur saat insiden komputer di atas, cenderung bersyukur atas semua yang mereka alami selama minggu itu.
Setelah itu, mereka diminta memilih. Pilih sedikit uang yang akan diberikan saat itu juga, atau lebih banyak uang yang akan diberikan beberapa hari kemudian? Orang-orang yang bersyukur saat penelitian sebelumnya memilih opsi kedua.
“Kami menyimpulkan, rasa syukur meningkatkan kemampuan mengontrol diri. Orang yang bersyukur juga lebih sabar menunggu,” jelas DeSteno.
Alasan Anak Perlu Diajar Bersyukur
Seperti disebutkan dalam penelitian di atas, rasa syukur erat kaitannya dengan rasa sabar dan kemampuan mengontrol diri.
“Bersyukur atas kehidupan Anda ibarat penopang kemampuan mengontrol diri. Ini akan membantu Anda melawan godaan dan membantu mengarahkan Anda ke jalan yang benar.”
Menurut DeSteno, rasa syukur bisa ditumbuhkan dan dibiasakan. Mensyukuri hal-hal sederhana yang ada pada kita sama pentingnya dengan bersyukur atas hal-hal besar.
Hal inilah yang bisa kita ajarkan pada anak. Melalui hal-hal kecil seperti makanan yang terhidang di meja, tubuh yang sehat dan keluarga yang lengkap.
Mengucapkan terima kasih pada teman lama yang pernah membantu kita sama pentingnya dengan bersyukur pada Tuhan atas pekerjaan impian, atau gaji yang berlipat.
Sedangkan kesabaran mutlak dibutuhkan guna mengatasi kejadian-kejadian tak terduga dalam hidup kita.
Jadi, jangan lupa mengajar anak-anak kita untuk selalu bersyukur.
Referensi : Time
Baca juga: