Pilu, anak dua tahun kelilingi jasad kedua orangtua dan calon adik kembarnya

Dalam satu waktu bocah kecil ini kehilangan kedua orangtua dan calon adik kembarnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Belum lama ini viral kumpulan foto yang memperlihatkan anak peluk jasad orangtua.  Bagi yang melihatnya, foto-foto ini tentu saja mampu membuat terenyuh, apalagi mengingat usia anak tersebut masih begitu belia.

Peristiwa ini dialami oleh seorang anak di Malaysia yang terekam dalam sebuah foto tengah berada di sekitar keranda jasad orangtuanya. .

Ditinggal keluarga kecilnya

Anak peluk jasad orangtua

Adalah Muhammad Arfan Ziqri, seorang anak lelaki berusia berusia 2 tahun. Di usia yang masih begitu belia, ia harus menerima kenyataan ditinggal oleh orang-orang terkasih di sekelilingnya. Orangtua yang sejatinya menjadi tumpuan hidupnya. Ya, si kecil yang akrab disapa Arfan ini kehilangan ayah dan ibunya dalam waktu yang bersamaan.

Artikel terkait : Tragis! Sebelum bunuh diri polisi ini tembak istri, begini kronologisnya

Meninggal karena kecelakaan

Kedua orangtuanya diketahui mengalami kecelakaan saat hendak sama-sama pergi bekerja, di Kuala Lumpur, Malaysia. Mengendarai sepeda motor, kecelakaan terjadi karena kendaraan orangtuanya menabrak bagian belakang mobil.

Menurut laporan, sang Bunda meninggal di tempat lokasi kejadian. Sementara itu ayah bocah tersebut sempat dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Malaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak hanya itu, kisah pilu lainnya juga dikarenakan sang Bunda pun diketahui tengah mengandung calon anak kembar, calon adik untuk Afan.

Berada di sekitar keranda

Anak peluk jasad orangtua

Afan yang masih berusia 2 tahun tentu saja masih belum memahami konsep kematian. Ia terlihat berdiam di sekitar keranda dan jasad kedua orangtuanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat kedua jenazah orangtuanya disolatkan, ia pun masih terlihat berjalan-jalan di area keranda.

Artikel terkait : Diselamatkan dari kardus, begini kondisi bayi yang diadopsi Bupati Karawang

Anak peluk jasad orangtua untuk yang terakhir kalinya

Anak peluk jasad orangtua

Tangis keluarga dan orang-orang terdekat pun pecah saat Afan memeluk jasad kedua orangtuanya untuk yang terakhir kali. Tatapan pilu melihat wajah Afan yang begitu polos terlihat dari raut wajah para pelayat. Di usia yang masih belia, Afan  harus menerima kenyataan bahwa di sisa hidupnya dirinya tidak lagi bisa mendapat dampingan dan bimbingan kedua orangtuanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengenalkan konsep kematian pada anak

Mengenalkan konsep kematian apada anak yang balita memang tidak muda. Meskipun begitu, bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Saat si kecil melihat ada kerabat, terlebih orangtuanya yang meninggal, mungkin akan muncul rasa bingung di benaknya. Mengapa orang-orang terlihat bersedih? Kenapa banyak yang menangis? Kok, om, tante, atau orangtua saya harus dikuburkan? Atau, pertanyaan lainnya.

Pada dasarnya, anak-anak usia 3 atau 4 tahun sudah mulai belajar memaami apa arti kehilangan. Dari sini, apa pun sudah bisa mulai belajar kehilangan dan memahami konsep kematian.

Dalam mengenalkan konsep kematian pada anak, ada beberapa prinsip yang perlu diingat. Apa saja?

1. Jujur
Bicaralah apa adanya pada pada si kecil, tak perlu mengalihkan dengan mengatakan kerabata atau orangtua yang meninggal. Hal ini tentu saja sangat berisiko membuatnya bingung. Bukankah seseorang yang tidur akan bangun lagi, sementara orang yang meninggal tidak? Selain itu, jelaskan dengan kalimat atau bahasa yang muda dimengerti anak.

2. Belajar lewat film atau buku cerita
Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan menggunakan media seperti film kartun atau buku cerita. Dengan begitu, si kecil bisa mulai belajar untuk memahami. Parents bisa memperlihatkan film kartun yang bisa memperlihatkan konsep kematian, misalnya film Finding Nemo. Tapi, hindari untuk membacakan buku cerita yang seram yang memaparkan soal neraka, karena pada usia balita anak-anak tentu saja belum memahaminya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Perhatikan respon anak
Coba perhatikan bagaimana respon anak setelah kepergian kerabat atau orangtuanya. Biar bagaimana pun kematian orang terkedat memang bisa menyisakan trauma bagi anak. Pastikan anak memahami bahwa dirinya tidak sendiri, jadi jangan lupa untuk terus memberikan dampingan dan perhatian. Jangan biarkan si kecil tenggelam dalam kesedihannya seorang diri.

 

Sumber : siapakeli.my

Baca Juga :

Sebelum meninggal, ini pesan terakhir Satia, bocah 7 tahun yang alami obesitas

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

nisya