Mendapati anak malas belajar menjadi hal yang memusingkan orangtua, mungkin Parents pernah mengalaminya. Beragam cara akan dilakukan agar anak giat belajar, mulai dari membuat jadwal belajar sampai mengikutsertakan anak bergam les pelajaran. Lantas, bagaimana cara menyiasati anak malas belajar yang bisa diterapkan orangtua?
Penyebab anak malas belajar
Bagi Parents yang sedang bingung dengan perilaku buah hati yang enggan belajar, Anda tidak sendirian. Malas belajar rupanya menjadi masalah yang menduduki posisi teratas anak saat memasuki masa praremaja.
Anak berusia 10-12 tahun merasa tuntutan belajar semakin tinggi dan tingkat kesulitan pun bertambah, sehingga belajar menjadi aktivitas yang sebisa mungkin dihindari.
Apa saja faktor penyebab anak menjadi malas belajar?
- Tidak menyukai mata pelajaran tertentu
- Sulit berkonsentrasi dalam waktu lama
- Distraksi lingkungan, misalnya gadget
- Tidak memiliki panutan
- Kesulitan akan pelajaran tertentu
Menyiasati anak malas belajar
Daripada terburu-buru memaksa anak ikut les, penting bagi Parents mencaritahu apa penyebab anak menjadi enggan belajar. Berikut cara yang bisa Anda lakukan agar anak kembali giat belajar:
#1 Ketahui apa minat anak
Mengetahui minat anak sejak dini menjadi poin utama untuk Bunda menelisik apa penyebab anak menjadi enggan belajar. Daripada terlalu fokus pada nilai pelajaran, coba amati apakah ada pelajaran tertentu yang menjadi keunggulan anak.
Setiap anak berbeda, ada yang lebih menyukai segala hal berbau eksakta namun lemah dalam studi bahasa. Ada juga anak yang lebih menonjol di bidang seni.
Di samping itu ada hal lain yang mendorong anak tidak menyukai pelajaran tertentu; misalnya bahan studi yang terlalu rumit, materi yang membosankan atau bahkan anak tidak menyukai gurunya di sekolah.
Hal ini akan membantu anak dan Anda bersama mencari solusi terbaik agar anak lebih semangat belajar.
#2 Buat jam belajar yang fleksibel
Faktanya tidak semua anak memiliki kemampuan berkonsentrasi yang tinggi. Mulai sekarang, coba Bunda perhatikan apakah anak cepat bosan saat belajar dalam kurun waktu tertentu? Ataukah anak mudah teralihkan saat ada hal yang terjadi di sekitarnya?
Jika anak memperlihatkan tanda tersebut, cobalah untuk membuat jam belajar yang tidak terlalu lama namun efektif. Pastikan Anda tidak membuat jadwal tersebut saat anak sedang lelah dan mengantuk agar sesi belajar lebih efektif dan tetap fleksibel.
#3 Ciptakan suasana belajar menyenangkan
Anak menyukai situasi belajar yang sepi atau sambil mendengarkan musik? Setiap anak memiliki gaya belajar berbeda, siasati dengan menyediakan ruangan khusus untuknya belajar.
Pastikan ada meja yang nyaman, peralatan belajar yang lengkap, rak buku dan benda yang disukai si kecil. Anda juga bisa membiarkan anak memilih sendiri warna ruangan yang disukainya, agar ia termotivasi untuk belajar.
Selain itu, cobalah mencari tahu cara belajar anak Bunda di rumah. Tak semua anak bisa belajar dengan duduk tenang sambil membaca buku dalam waktu lama.
Ada yang lebih senang belajar dengan mendengarkan, visual atau kemampuan mengingat jika pelajaran disampaikan berulang. Hal ini akan membantu Anda mencari cara belajar yang sesuai dengan keinginan anak.
#4 Ajukan pertanyaan harian
Apakah Bunda lebih sering langsung menyuruh si kecil belajar? Coba ubah mindset dengan cara menanyakan pertanyaan harian namun rutin. Pertanyaan sederhana seperti; ‘sudah belajar belum Nak, hari ini’, ‘PR sudah dikerjakan belum? Apa ada pelajaran yang susah di sekolah’ akan merangsang kesadaran anak untuk belajar dan melatih kejujurannya.
Selain membuat anak tergerak belajar dengan sendirinya, hal ini perlahan akan membuat anak nyaman bercerita dan terbuka pada orangtua.
#5 Jadilah panutan untuk anak
Seringkali anak malas mendengarkan, namun ia adalah peniru ulung. Bisa jadi malas belajar terjadi karena ia tak memiliki sosok yang bisa dijadikan panutan.
Nah, untuk itu contohkan kebiasaan baik jika ingin si kecil rajin belajar Bun. Mulailah rutin membaca buku dan hindari terlalu sering bermain gadget di hadapan anak. Walaupun terdengar sepele cara ini akan membuat anak melakukan hal serupa sebagai kebiasaan.