Peristiwa seorang anak kecanduan HP hingga berujung pada kematian baru-baru ini menyita perhatian warga Banyumas. Sebelum meninggal, anak tersebut sempat mendapat diagnosis gangguan mental.
Lantas, seperti apa kronologi kejadian tersebut? Bagaimana pula kecanduan ponsel bisa menyebabkan kesehatan mental seorang individu terganggu? Simak fakta-fakta selengkapnya berikut ini.
Artikel terkait: Cara Mengatasi Kecanduan Game Pada Anak
Kronologi Anak Kecanduan HP di Banyumas
Sempat Tidak Enak Badan
Melansir Detik News, seorang anak berusia 12 tahun di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meninggal diduga akibat kecanduan HP. Anak tersebut meninggal pada Selasa (25/5).
Kepala desa setempat berinisial S, mengatakan berdasarkan keterangan pihak keluarga, sebelum meninggal, anak itu sempat dirawat di RSUD Banyumas.
“Sempat dirawat di rumah sakit Banyumas. Saya kemarin juga sempat jenguk ke rumah duka. Keterangan dari ibunya itu jadi siang malam tidak terlepas dari handphone. Gitu saja keterangannya. Lalu dibawa ke rumah sakit, katanya syaraf,” kata S dikutip dari Detik.com.
Dia menambahkan, masih berdasarkan keterangan keluarga, anak itu sempat merasakan tidak enak badan. Ia kemudian drop dan dilarikan ke rumah sakit.
“Nah, kalau mainan game online apa saya juga tidak tahu persis, yang jelas pegang HP itu saja. Itu mulai terasa tidak enak badan hari raya (lebaran) kedua. Setelah itu langsung drop berkurang, berkurang, berkurang,” terangnya.
Meskipun demikian, dirinya tidak mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya anak itu.
“Kalau secara jelas saya tidak bisa tahu, untuk diagnosa dia kecanduan atau tidak itu dokter. Kalau saya hanya sepintas dengar saja. Kalau secara formal, itu yang bisa menjelaskan pihak rumah sakit,” pungkasnya dikutip dari sumber Detik.com.
Diagnosis Dokter
Masih dikutip dari sumber, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Banyumas dr Rudi Kristiyanto membenarkan bahwa anak tersebut sempat menjalani perawatan di RSUD Banyumas pada tanggal 16-17 Mei 2021. Pasien didiagnosis mengalami gangguan mental organik (GMO) dan encephalitis.
“Pasien tersebut didiagnosis gangguan mental organik dan encephalitis. Itu berdasarkan rapat bersama antara dokter spesialis jiwa dengan dokter spesialis anak. Pasien tersebut diprogram karena ada gangguan mental organik dan encephalitis, jadi diprogramlah CT scan dengan obat-obatan yang sudah dijalankan,” ujar Rudi.
“Tapi untuk kasus ini, pasien tidak jadi dilakukan CT scan karena penolakan CT scan, dan meninggalnya di rumah karena menolak tindakan untuk penegakan diagnosis,” tambahnya.
Rudi menjelaskan, secara umum gangguan yang muncul akibat aktivitas berlebih dengan game memang ada dalam dunia medis. Gangguan ini didefinisikan dalam revisi ke-11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11), yakni sebagai pola perilaku bermain game yang ditandai dengan gangguan kontrol atas game.
Sedangkan, diagnosis pada anak tersebut adalah gangguan mental organik dan encephalitis. Diagnosis medis tersebut sudah sesuai dengan standar internasional berdasarkan WHO.
Kenali Ciri Anak Kecanduan Game
Menurut WHO, kecanduan game didefinisikan sebagai gangguan pola perilaku bermain game, baik permainan online maupun offline. Adapun gejalanya, yaitu:
- Tidak dapat mengendalikan keinginan bermain game
- Lebih memprioritaskan bermain game dibandingkan minat terhadap kegiatan atau aktivitas lainnya.
- Terus bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat
Kecanduan game atau game disorder ditetapkan sebagai penyakit gangguan mental dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD).
Artikel terkait: Ibu Kecanduan Smartphone, Anak Curhat di Media Sosial
Bagaimana dengan Gangguan Mental Organik dan Ensefalitis?
Melansir Alodokter, gangguan mental organik (organic mental disorder) adalah kondisi kerusakan pada otak yang menyebabkan gangguan mental. Kondisi ini dapat terjadi akibat kerusakan otak pada area-area yang terkait dengan kemampuan belajar, mengingat, merencanakan, dan mengambil keputusan. Penyebabnya karena penurunan fungsi otak karena penyakit degeneratif. Bisa juga karena infeksi atau cedera otak.
Sementara itu, ensefalitis atau radang otak adalah peradangan yang terjadi pada jaringan otak yang dapat menyebabkan gejala gangguan saraf. Gejala gangguan saraf yang ditimbulkan dapat berupa penurunan kesadaran, kejang, atau gangguan dalam bergerak.
Radang otak dapat terjadi akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan lansia, karena sistem kekebalan tubuh mereka cenderung lebih lemah.
****
Parents, itulah penjelasan tentang penyebab kematian anak yang kecanduan HP di Banyumas. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi Parents untuk mengawasi dan mengendalikan keinginan anak bermain gadget.