Bentakan atau makian seringkali dikaitkan dengan efek samping yang negatif untuk anak-anak. Efek ini bersifat destruktif terhadap sel-sel otak, terutama bagi anak yang menjadi sasaran bentakan tersebut. Hal itu pun pernah dialami oleh Raja Sabdasakha Firmansyah, anak Chua Kotak.
Anak Chua Kotak mengalami perubahan sikap setelah pernah dibentak
Setiap orang tentu pernah melakukan kesalahan. Hal itu diakui oleh Swasti Sabdastantri atau yang akrab disapa Chua ‘Kotak’.
Kepada tim theAsianparent Indonesia, Chua mengaku pernah melakukan kesalahan. Ia mengaku pernah membentak anak pertamanya dengan cukup keras.
“Dulu pernah melakukan kesalahan. Manusiawi ya karena lagi capek,” ujar Chua ‘Kotak’ saat ditemui dikediamannya di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).
Menurut penjelasan Chua, asisten rumah tangganya saat itu tengah mudik lebaran. Ia dan sang suami, Firmansyah, harus berkerja sama mengurus Si Kecil Raja tanpa bantuan siapapun.
“Nah saat itu, pernah ngebentak Raja karena saat itu dia gak mau makan. Ngebentak yang cukup keras. Hal yang membuat mama-mama stres adalah ketika anak gak mau makan. Jadi aku marah-marah dan buat dia (raja) sedih. Itu bener-bener nyesel banget, senyesel-nyeselnya,” ungkap Chua lirih.
Tak disangka, bentakan yang ia berikan saat itu memiliki efek yang cukup hebat dan lama untuk sang anak. Ia bahkan harus mendapatkan panggilan dari sekolah Raja karena perubahan sifat yang dialami anak sulungnya tersebut.
“Efeknya ke Raja waktu itu dapet laporan dari guru di sekolahnya kalau Raja jadi pendiam, Raja jadi gak mau diajak main, Raja mukanya jadi murung terus. Pokoknya bener-bener bikin down banget sebagai seorang ibu,” jelas bassist dari grup band Kotak tersebut.
Artikel terkait: “Tolong jangan berteriak kepadaku”, surat curahan hati anak untuk orangtuanya
Chua ‘Kotak’ mengingatkan para ibu lainnya untuk tidak membentak anak
Ibu dua anak ini mengaku cukup lega setelah membentak Raja saat itu. Namun rasa lega itu kemudian berubah menjadi penyesalan mendalam yang terus ia ingat sampai saat ini.
“Karena memang kondisi sedang emosi, jadi saat marah itu memang terasa agak lega. Tapi setelah itu rasa nyesel-nya itu berkali-kali lipat,” ujar Chua.
Belajar dari pengalamannya tersebut, Chua pun mengingatkan para ibu lainnya agar tidak pernah membentak ataupun memaki anaknya.
Sebab bentakan atau makian itu benar-benar bisa memberikan dampak buruk untuk anak-anak. Seperti perubahan sifat yang dialami oleh Raja anak pertamanya.
“Jadi saran saya untuk ibu-ibu jangan melakukan apa yang saya lakukan. Itu sangat berdampak buruk bagi anak, bagi alam bawah sadar dia, bahkan merubah perilaku dia juga. Duh sedih banget deh pokoknya,” ucap Chua.
Terakhir, ia pun memberikan sedikit saran untuk para ibu lainnya agar tidak membentak ataupun memaki anaknya saat sedang emosi.
“Kalau kita lagi emosi, lagi capek sebaiknya kita menghindar dulu. Kita menyendiri dulu, entah kita di kamar atau di kamar mandi. Entah kita nangis atau apa. Kita tarik nafas, setelah lega baru kita ketemu anak supaya anak tidak jadi korban,” tutup Chua.
Semoga pengalaman Chua ‘Kotak’ ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua ya Bun!
***
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.