Semua orang tua pasti tak ingin anak berantem di sekolah, jadi korban bullying atau bahkan jadi pelaku bully di sekolah. Perkelahian di sekolah memang hal yang umum terjadi, tapi jangan sampai keterusan, ya Parents!
Jangan sampai ya Parents, anak kita jadi suka menyakiti orang lain. Lantas, bagaimana ya caranya mendidik anak supaya tidak jadi tukang pukul?
Artikel terkait: Kisah Masa Kecil Iko Uwais, Pernah Dipalak Preman Hingga Dikeroyok
Memahami Perilaku Anak Berantem di Sekolah
Anak berantem di sekolah bisa disebabkan banyak hal, baik itu intimidasi fisik atau verbal. Jika tidak dihentikan, perilaku ini dapat menyebabkan antisosial yang lebih agresif dan mengganggu keberhasilan anak di sekolah dan kemampuan untuk membentuk dan menjaga persahabatan.
Anak berantem di sekolah bisa karena mereka merasa tidak aman. Anak akan cenderung menyakiti seseorang yang tampaknya lebih lemah secara emosional atau fisik, sehingga memberikan perasaan lebih penting, populer, atau memegang kendali.
Dalam kasus lain, anak berantem di sekolah karena mereka tidak tahu bahwa menyakiti anak-anak lain yang berbeda, baik secara ukuran, penampilan, ras, atau agama adalah hal yang tidak boleh dilakukan
Dalam beberapa kasus, bullying adalah bagian dari pola perilaku menantang atau agresif. Anak-anak ini kemungkinan besar membutuhkan bantuan untuk belajar mengelola kemarahan dan rasa sakit hati, frustrasi, atau emosi kuat lainnya. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang mereka butuhkan untuk bekerja sama dengan orang lain.
Lantas, bagaimana kita harus bersikap jika mendapati kabar anak berantem di sekolah? Simak langkah-langkah berikut ya.
Artikel terkait: Masih Polos, 9 Anak Artis Ini Tak Luput Jadi Sasaran Bully Netizen!
1. Tanggapi dengan Serius
Pastikan anak-anak Anda memahami bahwa Anda tidak akan menoleransi intimidasi di rumah atau di mana pun. Tetapkan aturan tentang intimidasi dan dorong anak untu mematuhi aturan itu. Anak berantem di sekolah sebaiknya tidak dimarahi terus-terusan. Parents bisa berlaku tegas dengan menghentikan hak-hak istimewanya, semisal bermain game, HP, dan lain-lain.
2. Ajari Anak untuk Memperlakukan Orang Lain dengan Baik
Ajari anak Anda bahwa mengejek perbedaan seperti ras, agama, penampilan, kebutuhan khusus, jenis kelamin, status ekonomi adalah salah. Cobalah untuk menanamkan rasa empati kepada mereka. Pertimbangkan untuk terlibat bersama dalam kelompok komunitas di mana anak Anda dapat berinteraksi dengan anak-anak yang berbeda.
3. Pelajari Kehidupan Sosialnya
Cari tahu alasan anak berantem di sekolah atau mengapa ia menyakiti orang lain. Bicaralah dengan orang tua dari teman-teman anak Anda, guru, konselor bimbingan, dan kepala sekolah. Apakah anak-anak lain juga menyakiti anak Anda? Bagaimana dengan teman anak Anda? Apa jenis tekanan yang dihadapi anak-anak di sekolah?
Setelah itu, bicarakan hasilnya dengan anak. Libatkan mereka dalam kegiatan di luar sekolah sehingga mereka bertemu dan mengembangkan persahabatan dengan anak-anak lain di luar sekolah.
Artikel terkait: Parents Bingung Saat Anak Berantem dengan Temannya? Ini 7 Cara Melerai Mereka
4. Mendorong Anak Berperilaku Baik
Mendorong anak untuk berperilaku baik bisa dilakukan dengan memberi pujian ketika mereka melakukan hal-hal positif. Dengan begitu, mereka akan tahu bahwa hal yang dilakukannya benar. Ketika mereka menangani situasi dengan cara yang positif, perhatikan dan pujilah mereka karena hal itu.
5. Contohkan Kebiasaan Baik di Rumah
Sangat wajar terjadi jika anak-anak bertengkar dengan saudara mereka di rumah. Kecuali ada risiko kekerasan fisik, Parents sebaiknya tidak terlibat dalam perkelahian mereka. Tetapi tetap perhatikan pertengkaran itu, dan bicarakan dengan setiap anak, apa yang dapat diterima dan apa yang tidak.
Jaga juga perilaku Anda sendiri. Pikirkan tentang bagaimana Anda berbicara di sekitar anak-anak Anda dan bagaimana Anda menangani konflik dan masalah. Hari-hari yang penuh dengan teriakan, ejekan, kritik keras, atau kemarahan fisik dapat memicu kebiasaan anak berantem di sekolah.
Jika Anda berperilaku agresif — terhadap atau di depan anak-anak Anda — kemungkinan besar mereka akan mengikuti dan mencontoh hal itu. Sebaliknya, tunjukkan hal positif pada orang lain, bukan negatif. Ketika konflik muncul dalam hidup Anda sendiri, terbuka tentang frustrasi Anda dan bagaimana Anda mengatasi perasaan Anda.
Yuk, didik anak supaya jangan suka berantem dan menyakiti orang lain ya, Parents! Semua bisa dimulai dari orang tua dan suasana di rumah.
Baca juga:
9 Potret Rumah Syahnaz Sadiqah yang Mewah, Ada Kamar Bermain Anak!
17 Tahun Bersama, Ini Momen Ultah Pernikahan Joe Taslim dan Istri
Bikin Pangling, Ini 10 Potret Metamorfosis Artis Indonesia Dulu dan Kini