Pernah baca puisi Anak Belajar Dari Kehidupan ini?
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Puisi anak tentang kehidupan
Penggalan puisi anak di atas aslinya berjudul “Children Learn What They Live”. Banyak orang mengira puisi ini adalah karya Kahlil Gibran. Padahal, penulisnya adalah Dorothy Law Nolte.
Puisi itu telah dibaca ribuan orang selama dua dekade. Puisi itu menjadi semacam mantra bagi banyak orangtua.
Ironisnya, sejak tahun 1954 hingga 1972, Ny.Nolte tak mendapat royalti dari puisi yang telah menginspirasi banyak orangtua di dunia, karena puisi itu memiliki hak cipta. Mulai 1972 ia telah medapatkan royalti dari puisi legendaris tersebut.
Share agar puisi ini tetap ada di wall FB Anda…
Inilah puisi anak tersebut dalam versi aslinya:
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.
by Dorothy Law Nolte
Pelajaran parenting dari puisi anak yang abadi sepanjang masa
Kenyataannya, pelajaran parenting dalam artikel di atas ada benarnya.
Anak-anak memang akan menjadi seseorang sesuai perlakuan yang mereka terima sejak kecil. Karakter dan sikap anak sama sekali tak ditentukan oleh status dan jumlah kekayaan orangtuanya.
Anak yang lahir dari keluarga baik-baik dan terhormat tidak selalu akan menjadi anak yang baik-baik juga. Anak yang lahir dalam keluarga biasa-biasa saja, punya kemungkinan menjadi orang yang lebih baik dari orangtuanya.
Anak ibarat sebuah spons yang menyerap air di sekelilingnya, di mana saja ia diletakkan. Ia akan menyerap semua perkataan, kebiasaan dan cara berpikir orang-orang yang ada di sekelilingnya, baik orangtua maupun masyarakat.
Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Demikian juga kita. Meski demikian, kita bebas berbuat, berkata, bersikap dan berpikir dengan cara terbaik setiap hari, sepanjang hayat.
Semua itu kita lakukan agar anak-anak mampu bertahan hidup dan merasakan bahagia. Agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya, bahkan setelah kita telah tiada.
Baca juga :
7 Pelajaran Parenting ala Presiden Jokowi dan Ibu Iriana
9 Pelajaran Parenting Dari Film Star Wars 7 : The Force Awakens
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.