Memahami Alergi pada Anak dan Dampaknya Pada Perkembangan Belajar si Kecil

Tidak hanya tumbuh kembang, alergi juga bisa berdampak pada proses belajar si Kecil. Cek selengkapnya di sini, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memastikan tumbuh kembang anak yang optimal sangat penting agar si Kecil meraih prestasi belajar dan menjadi versi terbaiknya di masa depan. Namun, si Kecil bisa menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah risiko alergi pada anak dan dampaknya pada perkembangan belajar.

Alergi sendiri merupakan reaksi berlebihan dari sistem imun tubuh terhadap zat atau penyebab alergi yang seharusnya tidak berbahaya. Alergi umumnya bersifat genetik. Artinya, jika keluarga memiliki riwayat alergi, maka si Kecil pun cenderung berisiko tinggi memilikinya juga. Selain itu, faktor lain yang meningkatkan alergi anak antara lain lingkungan dan penyakit tertentu. Misalnya, dermatitis atopik, asma, atau penyakit infeksi. 

Di tahun pertama kehidupannya, alergi susu sapi dan dermatitis atopik merupakan salah satu alergi yang paling sering ditemukan pada si Kecil. Selain itu, ada juga beberapa alergi lainnya yang mungkin diderita si Kecil, seperti alergi debu, alergi obat, atau alergi terhadap binatang peliharaan tertentu.

Jika si Kecil menderita alergi, beberapa gejala yang mungkin dialami antara lain:

  • Gatal-gatal atau ruam merah di kulit
  • Bersin-bersin
  • Batuk
  • Mual
  • Muntah
  • Sesak napas
  • Pembengkakan di area tertentu.

Alergi pada Anak dan Dampaknya Pada Perkembangan Belajar

Alergi tentu memiliki berbagai dampak pada kualitas hidup si Kecil. Jika si Kecil memiliki alergi, tak hanya tumbuh kembangnya, tapi proses belajarnya pun akan terganggu. Beberapa dampak alergi pada proses belajar si Kecil antara lain: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Menurunkan Kemampuan Kognitif

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di International Journal of Psychophysiology pada 2013, anak-anak yang menderita alergi berupa dermatitis atopik mengalami penurunan fungsi neurokognitif

2. Alergi pada Anak Bisa Mengganggu Konsentrasi dan Fokus

Gejala alergi seperti gatal, bersin-bersin, batuk dan hidung tersumbat tentu dapat mengganggu saat si Kecil berusaha konsentrasi atau fokus mempelajari sesuatu.

3. Mengganggu Tidur si Kecil

Gejala alergi yang muncul akan membuat waktu tidur si Kecil terganggu. Jika ia tidak bisa tidur dengan tenang, tentu ia jadi mudah lelah sehingga tidak memiliki energi untuk bisa belajar dengan maksimal.

Agar perkembangan belajar dan masa depan si Kecil tak terganggu, Mam bisa melakukan pencegahan dan mengurangi risiko alergi pada si Kecil. Berdasarkan rekomendasi pencegahan alergi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi penyakit alergi seperti asma, dermatitis atopik, dan rinitis alergi pada kedua orang tua oleh tenaga kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menentukan risiko penyakit alergi pada si Kecil. Selain itu, hindari si Kecil dari paparan asap rokok saat masih dalam kandungan maupun setelah ia lahir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memberikan nutrisi yang lengkap dan seimbang agar daya tahan tubuh si Kecil terbentuk dan terjaga dengan baik juga merupakan salah satu rekomendasi pencegahan alergi pada si Kecil sejak dini. Salah satu nutrisi yang bisa Mam berikan untuk mengurangi risiko alergi pada anak di usia dini adalah susu yang terhidrolisis parsial.

Menurut Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Pedoman Pencegahan Primer Alergi, susu dengan protein hidrolisis parsial membantu mencegah si Kecil mengalami dermatitis atopik (alergi berupa peradangan pada kulit).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, masih menurut pedoman ini, jika dibandingkan dengan susu kedelai, ditemukan bahwa susu kedelai tidak memberikan keuntungan dalam pencegahan penyakit alergi sehingga susu kedelai tidak direkomendasikan untuk pencegahan alergi makanan pada anak yang berisiko tinggi menderita alergi. 

Susu dengan protein hidrolisis parsial juga direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia-Unit Kerja Koordinasi Alergi Imunologi. Tidak hanya itu, susu dengan susu hidrolisa parsial juga diakui oleh European Food Safety Authority (EFSA) untuk penggunaan rutin anak-anak, serta sudah aman digunakan selama lebih dari 30 tahun. 

Memahami alergi pada anak dan dampaknya pada perkembangan belajar sangatlah penting. Dengan pencegahan sedari dini dan dukungan nutrisi yang tepat, Mam dapat bantu si Kecil terhindar dari risiko alergi sehingga proses belajarnya optimal dan anak bisa menjadi hebat di masa depan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan