Tahukah Bunda, tingkat kecenderungan alergi pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun? Karena itu, alangkah baiknya kita mengenal dan memahami faktor-faktor penyebab alergi, termasuk riwayat keluarga alergi, gejala-gejala yang tampak pada anak, serta pencegahan yang perlu dilakukan.
Alergi merupakan reaksi tubuh terhadap lingkungan atau asupan makanan pendamping yang tidak cocok dengan daya tahan tubuhnya yang masih dalam tahap perkembangan.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi pada anak adalah:
1. Riwayat keluarga alergi
Apabila salah satu orangtua memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak terkena alergi antara 20-40%. Dan risiko itu bertambah besar, apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi yang sama, yaitu sebesar 72%.
2. Pemberian makanan padat atau susu sapi sebelum si Kecil berusia 6 bulan
Pemberian susu sapi atau makanan padat dapat memicu timbulnya alergi sebagai reaksi tubuhnya yang belum mampu mencerna dan menyerap protein tinggi yang terkandung dalam susu sapi dan makanan pendamping.
3. Paparan terhadap tungau, debu rumah
Debu dan tungau juga bisa menjadi faktor risiko alergi. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun bisa mengalaminya.
Apa saja sih, jenis-jenis alergi yang sering dijumpai pada anak?
Jenis-jenis alergi pada anak #1 Alergi saluran pernapasan
Alergi ini muncul sebagai reaksi terhadap udara yang mengandung zat-zat tertentu. Seperti serbuk bunga, tungau, debu rumah, asap rokok, dll.
Gejala yang tampak biasanya berupa : mata gatal dan berair, hidung berair, hidung tersumbat, dan batuk.
Jenis-jenis alergi pada anak #2 Alergi kulit
Alergi ini muncul ketika terjadi kontak antara kulit bayi/anak dengan zat-zat tertentu. Misalkan emas imitasi, parfum, bahan pakaian dari jenis tertentu, dll.
Gejala yang tampak biasanya : kulit menjadi merah/meruam, bengkak, dermatitis dan gatal.
Jenis-jenis alergi pada anak #3 Alergi makanan
Alergi ini merupakan penolakan tubuh pada makanan jenis tertentu. Seperti, kacang, telur, daging ayam, ikan laut, dll.
Gejalanya akan muncul berupa : kram, mual, muntah dan diare.
Dan pada anak dari orangtua yang mengalami gejala alergi, alergi makanan ini akan muncul dalam bentuk : gatal pada kulit, dermatitis.
Bunda, sekalipun alergi menyerang buah hati seringkali tidak membahayakan jiwa, namun ada juga beberapa alergi yang menimbulkan reaksi berlebihan pada tubuh penderita. Alergi inilah yang harus kita waspadai, Seperti alergi ikan, obat-obatan yang mengandung penisilin, dan sengatan lebah.
Reaksi alergi ini membutuhkan perawatan medis segera. Yaitu, apabila reaksi yang muncul adalah sebagai berikut: sesak napas, susah menelan dan pingsan.
Bagaimana mencegah timbulnya alergi?
Untuk mencegahnya, Bunda dapat melakukan beberapa pencegahan sebagai berikut.
Pencegahan Primer
- Jauhkan anak dari asap rokok dan debu, terutama selama hamil dan masa bayi.
- Hindarkan anak dari lingkungan perumahan yang lembap
- Mengurangi jumlah polutan dalam ruangan
- Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Pencegahan Sekunder
Dilakukan dengan cara mengobati penyakit alergi tersebut. Berkonsultasilah pada dokter spesialis anak dan spesialis kulit untuk melakukan pengobatan yang terbaik.
Pencegahan Tersier
Dilakukan dengan cara menghindari zat penyebab alergi atau dengan mengurangi paparan dengan zat-zat tersebut.
Alergi Susu Sapi
Dilema yang sering dialami adalah ketika ibu sudah menyapih bayi tetapi si bayi memiliki alergi terhadap susu sapi. Alergi tersebut muncul sebagai reaksi penolakan tubuhnya terhadap protein tinggi yang terkandung dalam susu sapi.
Bila mengalami hal seperti ini, sebaiknya bunda memberikan formula hipoalergenik, yaitu suatu formula berbasis susu sapi yang telah diproses guna memecah sebagian besar protein penyebab reaksi alergi. Atau memilih susu formula yang berasal dari nabati.
Parents, semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga: