Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!

undefined

Alergi sering dianggap sepele. Namun, alergi makanan dapat menyebabkan gejala yang parah hingga mengancam jiwa anak Anda. Maka, penting untuk mengetahui gejalanya!

Alergi makanan merupakan salah satu gejala yang sering mengintai anak, tanpa Anda sadari. Mungkin alergi makanan masih dianggap sebagai hal sepele bagi sebagian orang. Tetapi, hal ini dapat menyebabkan reaksi yang serius, bahkan mematikan.

Jadi, penting untuk Anda mengetahui dan mengenali reaksi alergi pada anak.

Apa saja tanda dan gejala alergi makanan?

Pada seseorang yang mengalami alergi makanan, tubuhnya akan bereaksi seolah-olah jenis makanan atau obat tertentu itu berbahaya. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh (yang melawan infeksi dan penyakit) menciptakan antibodi untuk melawan alergen makanan.

Setiap kali seorang anak makan atau bahkan menghirup jenis makanan yang memicu alergi baginya, tubuh akan melepaskan bahan kimia seperti histamin. Hal ini memicu gejala alergi yang dapat memengaruhi sistem pernapasan, saluran pencernaan, kulit, hingga sistem kardiovaskular.

Gejala tersebut dapat termasuk:

  • Mengi atau sesak napas
  • Kesulitan bernapas
  • Batuk
  • Suara serak
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Diare
  • Mata gatal, berair, atau bengkak
  • Gatal-gatal pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya
  • Bintik merah
  • Pembengkakan
  • Penurunan tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kehilangan kesadaran.

Apa saja alergen makanan yang paling umum?

alergi makanan

Seorang anak bisa mengalami alergi terhadap makanan apa pun, tetapi 8 jenis makanan ini merupakan alergen yang paling umum dialami 90 persen dari semua reaksi yang terjadi pada anak-anak:

  • Susu
  • Telur
  • Kacang kacangan
  • Gandum
  • Ikan
  • Seafood, seperti udang, kerang, dan lainnya.

Menurut sumber laman KidsHealth, dari semua anak yang alergi terhadap susu, sekitar 80 persen akhirnya bisa mengatasi alerginya tersebut.

Selain itu, sekitar dua pertiga anak dengan alergi telur dan sekitar 80 persen anak dengan alergi gandum kebanyakan terjadi pada mereka yang berusia 5 tahun. Namun untuk jenis alergi makanan lainnya mungkin akan lebih sulit untuk diatasi.

Apa yang terjadi pada reaksi alergi makanan?

Reaksi alergi makanan dapat bervariasi pada setiap anak. Jadi sangat penting untuk cepat mengidentifikasi dan mengobati reaksi alergi makanan.

Reaksi dapat berupa:

  • Gatal-gatal pada kulit di satu bagian tubuh atau lebih.
  • Reaksi bisa terjadi dalam beberapa menit hingga 2 jam setelah kontak dengan makanan.
  • Benjolan merah dan gatal, eksim pada kulit, kemerahan dan pembengkakan wajah, gatal dan bengkak pada bibir, lidah, atau mulut.
  • Nyeri perut, mual, muntah, atau diare.
  • Hidung berair atau tersumbat, bersin, batuk, mengi, sesak nafas.
  • Kepala terasa ringan atau pingsan, serta gejala lainnya yang mengancam jiwa.
Artikel terkait: Bayi saya alami alergi susu formula yang mengancam nyawa – Parents perlu waspada!

Diagnosis

Jika anak diduga memiliki alergi makanan, periksakan ke dokter segera ya, Bun! Dokter akan memeriksakan beberapa hal, seperti:

  • Gejala yang ditunjukkan si kecil.
  • Seberapa sering reaksi terjadi.
  • Waktu yang dibutuhkan antara makan makanan tertentu dan gejala mulai dirasakan.
  • Riwayat alergi pada anggota keluarga lainnya.

Tes alergi biasanya akan dilakukan melalui tes kulit dan tes darah. Jika faktor pemicu alergi makanan sudah ditemukan, hindari faktor alergen dan semua makanan atau obat yang mengandung zat tersebut.

Anda harus membaca label makanan agar Anda dapat menghindari alergen anak. Tidak ada obat untuk alergi makanan. Obat-obatan dari dokter hanya dapat mengatasi gejala reaksi ringan hingga berat.

 

 

Referensi: KidsHealth
Baca juga:

Bayi 2 bulan alergi parah akibat makanan ibu saat menyusui, Busui waspadai ini!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.