Pada masa sekarang, kita tidak perlu bingung mencari alat pencegah kehamilan. Kondom bisa didapatkan dengan mudah, atau tinggal membuat janji dengan dokter bila ingin alat kontrasepsi yang lebih tahan lama, seperti suntik dan pil KB. Tapi, pernahkah Anda berpikir alat kontrasepsi kuno seperti apa yang digunakan oleh orang zaman dulu, sebelum teknologi medis berkembang maju?
Metode paling pertama yang digunakan oleh manusia untuk mencegah kehamilan ialah coitus interruptus, atau dikenal dengan istilah senggama terputus di Indonesia. Yakni mencabut penis saat orgasme agar sperma tidak keluar di dalam vagina. Metode ini tercantum di dalam hadis Nabi Muhammad SAW dan juga di dalam kitab Injil.
Dr. Jane Minkin, seorang profesor di bidang ginekolog dan ilmu pengetahuan reproduksi di Sekolah Kesehata Yale, menyatakan,” Salah satu metode kuno yang paling sering digunakan untuk kontrasepsi adalah senggama terputus. Metode ini tercantum penjelasannya di Kitab Injil.”
Daftar Alat Kontrasepsi Kuno yang Digunakan pada Zaman Dahulu
Buzzfeed melaporkan, setidaknya ada 13 alat kontrasepsi kuno yang sering digunakan oleh orang jaman dulu, di berbagai belahan dunia.
Perlu menjadi catatan bahwa, kemungkinan besar alat kontrasepsi kuno ini digunakan pada bisnis prostitusi di negara masing-masing. Dan jarang digunakan sebagai alat pencegah kehamilan pada pasangan yang telah menikah.
Berikut ini adalah daftar alat kontrasepsi kuno yang banyak digunakan oleh orang pada zaman dahulu sebagai metode pencegahan kehamilan.
1. Kotoran buaya
Pada tahun 1850 sebelum Masehi, wanita-wanita di Mesir menggunakan kotoran buaya sebagai alat kontrasepsi. Kotoran tersebut akan dimasukkan ke dalam mulut rahim untuk menghalangi sperma masuk. Biasanya dicampur dengan madu sebagai anti bakteri dan membantu kotoran buaya lebih menempel di mulut rahim.
Meski tidak diketahui apakah metode ini efektif atau tidak, tapi fakta bahwa hal ini termuat dalam dokumentasi sejarah bisa jadi pembuktian bahwa metode ini cukup populer di masanya.
2. Madu
Wanita Mesir kuno juga menggunakan madu sebagai alat kontrasepsi. Hal ini dijelaskan di Ebers Papyrus yang berlatar tahun 1550 Sebelum Masehi.
Alat kontrasepsi kuno ini dibuat dengan campuran madu dan daun akasia, yang kemudian dibalurkan ke dalam vagina sebagai pembunuh sperma. Atau dibuat menjadi gulungan, lalu dimasukkan ke mulut rahim.
3. Memasukkan sepotong batu atau perunggu ke dalam vagina
Alat kontrasepsi kuno yang satu ini berbentuk objek yang terbuat dari batu atau perunggu. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina untuk menghalangi sperma masuk, atau membunuh sperma sebelum masuk ke dalam rahim. Alat ini mirip dengan diafragma atau cervical cap yang digunakan pada masa sekarang sebagai alat kontrasepsi modern.
Alat kontrasepsi kuno yang terbuat dari batu dan perunggu ini, digunakan pada masa Kekaisaran Romawi pada masa 200 tahun Sebelum Masehi. Dokter Yunani bernama Disocorides menjelaskan alat ini dalam naskah medis kuno bernama Materia Medica.
Dia menyarankan para wanita yang menggunakan alat ini, agar mencelupnya ke minyak pepermint sebelum dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini bisa jadi sangat efektif untuk mencegah kehamilan, namun kemungkinan besar membuat para wanita kesakitan saat berhubungan intim menggunakan alat ini.
4. Cairan merkuri salah satu alat kontrasepsi kuno
Pada masa kekaisaran China kuno, para pelacur dan selir dianjurkan untuk meminum cairan merkuri atau memakan tablet mengandung merkuri setelah berhubungan intim. Hal ini dipercaya sebagai metode pencegah kehamilan. Karena bisa menghalangi masa subur perempuan.
Metode ini tidak bertahan lama, karena efek sampingnya bagi kesehatan. Dari mulai sakit kepala, gagal ginjal hingga kematian. Belum lagi keefektifan metode ini juga masih dipertanyakan.
5. Berjongkok untuk mengeluarkan sperma
Seorang ahli kandungan di zaman Romawi Kuno bernama Soranus, menganggap bahwa pencegahan kehamilan adalah tanggung jawab perempuan. Dengan cara: menahan napas saat pria sedang berejakulasi, kemudian segera bangun segera seusai berhubungan. Lalu berjongkok dan bersin berulangkali, kemudian mencuci vagina mereka.
6. Kantong kemih hewan
Berawal di sekitar tahun 700 Sebelum Masehi, orang-orang Romawi Kuno menggunakan kantong kemih dari kambing, domba dan hewan lainnya untuk membungkus penis selama berhubungan seks.
Metode ini dikembangkan sebagai cara untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual, juga sebagai cara untuk melindungi perempuan. Metode ini berkembang menjadi sangat efektif mencegah kehamilan sehingga tetap digunakan hingga periode abad pertengahan.
Artikel terkait: Kontrasepsi untuk Pria
7. Mengolesi vagina dengan minyak cemara dan kemenyan
Pada abad keempat di Yunani Kuno, metode kontrasepsi yang digunakan ialah salep alami terbuat dari minyak cemara dan kemenyan. Salep ini dioleskan ke vagina, atau dimasukkan ke mulut rahim di dalam vagina untuk mencegah kehamilan. Salep yang dipercaya sebagai pembunuh sperma alami ini, direkomendasikan oleh Aristoteles pada manuskrip medisnya.
8. Topi sutra untuk penis
Pada sekitar abad ke-12 di China, mereka menggunakan glans condom. Alat kontrasepsi kuno ini merupakan bentuk pertama dari kondom modern yang digunakan sekarang. Namun kondom kuno ini hanya menutupi bagian kepala penis saja.
Orang China menggunankan keahlian mereka di bidang sutra dan kertas untuk membuat selubung kondom kuno ini. Yang kemudian dibasahi minyak dengan tujuan membunuh sperma. Kondom ini dipakai di kepala penis selama berhubungan seksual, untuk menampung sperma, dan mencegahnya masuk ke dalam rahim. Mirip juga dengan cervical cap.
9. Cangkang penyu sebagai alat kontrasepsi kuno
Metode ini digunakan pada abad ke-13 di Jepang. Alat kontrasepsi yang mereka gunakan berupa cangkang penyu yang dijadikan selubung penis untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Untung metode ini sudah tidak dipergunakan lagi, karena wanita pasti sangat menderita jika hal ini masih dilakukan.
10. Kondom linen dengan pita
Pada akhir abad ke-14, seorang ahli anatomi berkebangsaan Italia bernama Gabriele Fallopio menemukan bentuk kondom awal yang disebut fallopian tubes. Alat kontrasepsi kuno ini diciptakan untuk mencegah penyebaran penyakit sifilis yang sedang merajalela di Eropa. Kondom kuno ini terbuat linen yang dipakai untuk menyelubungi penis, dan diikat dengan pita agar tidak terlepas.
11. Mencuci vagina dengan cuka
Pada sekitar abad ke-16 di Inggris, para wanita yang bekerja di bisnis prostitusi dianjurkan untuk mencuci alat kelamin mereka dengan cuka. Zat asam ini dipercaya bisa membunuh sperma. Metode ini populer di kalangan pelacur di era tersebut.
12. Lemon
Metode ini mulai digunakan pada pertengahan abad ke-17. Potongan lemon yang telah diperas dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Kulit lemon dianggap bisa mencegah sperma masuk ke dalam uterus melalui serviks, dan cairan asam dari lemon akan membunuh sperma.
13. Usus hewan
Kondom kuno ini digunakan pada masa renaisans di Eropa, dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit kelamin, dan mencegah lahirnya anak tidak sah pada keluarga kerajaan. Sebelum industri karet berkembang di abad ke-19, usus ikan atau domba digunakan sebagai pembungkus untuk menampung sperma.
Diyakini, alat kontrasepsi kuno inilah yang memicu perkembangan kondom modern menggunakan lateks di abad ke-21. Bahkan, masih ada beberapa orang di masa sekarang yang menggunakan kulit domba sebagai kondom yang bebas lateks.
***
Perlu diketahui, bahwa berbagai macam alat kontrasepsi kuno yang disebutkan di atas tidak hanya bertujuan mencegah kehamilan, namun juga mengurangi penyebaran penyakit kelamin. Beruntunglah kita yang hidup di zaman modern, dimana alat kontrasepsi sudah semakin canggih dan lebih efektif.
Baca juga: