Maha Merendahkan, Maknai Asma Allah Al Khaafidh dengan Cara Ini

Keseimbangan Allah ciptakan dengan kemampuannya merendahkan manusia. Berikut dalil dan cara mengamalkan Al Khaafidh

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Asmaul Husna menjadi deretan nama Allah yang sarat kebaikan dan kemuliaan, karenanya sudah menjadi kewajiban manusia untuk mengetahui dan meneladani. Salah satu yang terangkum di dalamnya adalah Al Khaafidh artinya Maha Menurunkan Derajat.

Bukanlah satu hal yang merugikan untuk mempelajari kemudian meneladani Asmaul Husna. Seseorang akan lebih dekat dengan Allah dan senantiasa merendah ketika sedang berhadapan dengan Sang Pencipta.

Memaknai Al Khaafidh dalam Asmaul Husna

Asma Allah Al Khaafidh berakar dari bahasa Arab Klasik yang artinya merendahkan, melemahkan, menjadikan bersahaja, menurunkan kesombongan, mudah dihadapi melembutkan, memudahkan, dan membantu.

Secara bahasa berasal dari kata “khafadha” yang berarti merendahkan. Allah Al Khaafidh artinya Allah merendahkan derajat siapa saja yang Dia kehendaki menurut hikmat kebijaksanaan-Nya.

Allah mampu merendahkan derajat orang musyrik dan orang kafir di akhirat dengan memasukkan mereka ke neraka sebagai balasan atas kekafirannya. Di dunia, Allah turunkan orang yang selama kehidupannya berkedudukan tinggi tetapi sering melanggar ajaran Islam.

Saat sudah di akhirat nanti, Allah menggolongkan orang tersebut ke dalam kelompok orang yang merugi.

Artikel terkait: Memaknai Asmaul Husna Al Aliy dalam Kehidupan, Ini Dalilnya

Dalil tentang Asmaul Husna Al Khaafidh

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengingat nama ini merupakan keistimewaan Sang Khalik, ada sejumlah firman Allah di dalam Al Quran yang membahasnya. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Surat Al-Waqi’ah Ayat 3

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ

Artinya: “(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).”

2. Rasulullah suatu hari ditanya tentang arti firman Allah berikut ini

يَسْـَٔلُهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِيْ شَأْنٍۚ

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya: “Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS Ar Rahman: 29)

Beliau menjawab: ”Termasuk kesibukan-Nya adalah mengampuni dosa, menghilangkan keresahan, meninggikan kelompok-kelompok manusia, dan merendahkan yang lain”. [H.R. Ibnu Majah]

Dari hadits di atas, kita bisa menangkap makna bahwa Allah SWT tidak pernah berhenti beraktifitas. Dia senantiasa sibuk selain menjaga rotasi alam, juga mengatur kehidupan makhluk istimewa-Nya yaitu manusia.

Dia memberi ampunan pada siapa saja yang bertaubat kepada-Nya, menghilangkan kegelisahan orang-orang yang stres, meninggikan orang yang berprestasi, dan merendahkan manusia dengan berbagai sanksi sosial, moral, dan hukum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Al-Qur’anul Karim telah menjelaskan kepada manusia tentang hukum yang berkaitan dengan kejatuhan, kebangkitan, dan ketinggian.

Artikel terkait: Al Hafizh Artinya Yang Memelihara, Ini Dalil dan Maknanya

3. Walaupun memiliki makna arti yang sama dengan buah, Surat At Tin menjelaskan potensi manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia begitu sempurna, perawakan sempurna, dan anggota tubuh lengkap. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berilmu, dapat berbicara dan mendengar, bijaksana, juga sebagai alat untuk meluruskan perbedaan yang ada di bumi.

Akan tetapi, bukan berarti manusia tidak bisa menjadi makhluk yang hina. Manusia yang selalu menuruti hawa nafsunya bahkan bisa dinilai lebih rendah dari binatang dan Allah akan menurunkan derajat ke tingkat terendah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Al-Fajr Ayat 15-16 juga menjelaskan Al Khaafidh

فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ

Artinya: “Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”

Ayat 16

وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya: “Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”

Al-Qurthubi dalam al-Asmaul Husna turut mengingatkan mengenai maknanya.

”Ketahuilah bahwa yang direndahkan Allah adalah manusia yang terhindar dari taufiq dan pertolongan-Nya, yang diperintah oleh nafsunya, yang tidak memperoleh kebajikan dari Tuhannya. Apabila berusaha kembali kepada-Nya, ia tidak mendapatkan bisikan hati tentang kekuasaan-Nya.

Apabila berusaha mendengar bisikan-bisikan hatinya, ia tidak meraih percaya diri atau kelezatan dalam bermunajat dengan-Nya”

Artikel terkait: Maha Pemberi Keadilan, Ini Dalil Asmaul Husna Al Muqsith dan Cara Mengamalkannya

Menjadikan Al Khaafidh Teladan Kehidupan

Dengan maknanya sebagai Maha Menurunkan Derajat, Allah menerapkan asas ‘reward and punishment’ demi menjaga kehidupan manusia di muka bumi tetap seimbang dan harmonis.

Ya, asas ini nyatanya tidak hanya berlaku di sekolah tetapi juga dalam hidup manusia. Hadiah akan diberikan kepada mereka yang berprestasi, sedang hukuman diberikan kepada mereka yang melanggar aturan.

Jika asas ini tak didapatkan di dunia, bisa jadi Allah akan memberikannya di akhirat kelak. Orang-orang yang beriman dan beramal shalih akan diangkat derajatnya dengan mendapat kedudukan yang tinggi (surga).

Bagi mereka yang kafir, musyrik, dan munafik akan diberi sanksi dengan hukuman neraka jahim. Allah menghinakan siapa saja yang layak mendapatkan kehinaan akibat perbuatannya.

Merangkum berbagai sumber, Parents juga bisa mengamalkan Asma Allah ini usai melaksanakan shalat wajib. Barang siapa membaca yaa Khaafidh sebanyak 500 kali, maka semua hajatnya akan dipenuhi Allah dan kesulitan akan hilang.

Lalu orang yang berpuasa tiga hari lamanya lalu di hari keempat membaca Asma Allah ini 70x ketika duduk menyendiri maka ia akan memperoleh kemenangan atas musuhnya. Jika Asma ini dibaca sebanyak 889 kali pada waktu yang tepat, niscaya dia tidak akan dikalahkan oleh semua musuhnya.

Jika sebuah kelompok yang tengah terancam musuh berpuasa selama tiga hari dan pada hari keempat mereka berkumpul untuk membaca yaa Khaafidh sebanyak 7.000 kali dibagi jumlah mereka, maka Allah akan menjaga mereka serta merendahkan musuh mereka.

Demikian penjelasan lengkap mengenai Asmaul Husna Al Khaafidh. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dan bisa diamalkan dalam keseharian.

****

Baca juga:

Al Adzim Artinya Maha Agung: Dalil, Keutamaan, dan Cara Mengimani Asmaul Husna Ini

id.theasianparent.com/ar-rahman-artinya

Al Wahhab Artinya Maha Pemberi Karunia, Teladani dengan Cara Ini