Sesuai namanya, Al Akhir artinya adalah Yang Terakhir dalam Asmaul Husna. Selain Al Akhir, terdapat 98 nama baik Allah lainnya yang sangat indah dan bermakna. Sudah selayaknya umat Muslim mengetahui, bahkan kalau bisa meneladani dalam kehidupan sehari-hari.
Asmaul Husna Al Akhir artinya Yang Terakhir ini memiliki makna yang sangat bagus. Dialah yang kekal dan tidak ada manusia atau makhluk apapun yang mampu mendahului. Simak penjelasannya berikut ini.
Al Akhir Artinya Adalah..
Allah adalah Al-Akhir yang artinya Dzat yang memiliki sifat kekal dan Maha Akhir yang tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Layaknya namaNya, Allah lah yang tetap kekal tatkala seluruh makhluk di alam semesta telah hancur. Maha kekal dengan kekekalan-Nya.
Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas seperti halnya kekekalan jannah (surga), neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Jannah dan neraka adalah tempat yang Allah ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya.
Makna asmaul husna Al-Akhir adalah bahwa Allah SWT Yang Maha Akhir, dan tidak ada sesuatu apapun itu yang ada setelah Allah SWT. Dalam artan bahwa Allah SWT adalah kekal, Yang Awal dan Yang Akhir.
Artikel terkait: Keutamaan Mendalami Makna Asmaul Husna Al Ghaffar Artinya Yang Maha Pengampun
Dalil tentang Asmaul Husna Al Akhir
Seperti nama baik Asmaul Husna lainnya, Al Akhir juga termaktub dalam beberapa firman dalam Al Quran. Simak yuk penjelasan berikut artinya.
1. Ayat dalam Al Quran yang menjelaskan Al Akhir adalah QS AL Hadid Ayat 3
هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Arab latin: Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Secara tabi’at dan zat pada seluruh makhluk ciptaan Allah SWT adalah fana (tidak kekal). Sifat kekal pada makhluk punya berbagai ketentuan yang wajib ditaati, berbeda dengan Allah SWT.
Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala menyebutkan empat nama, yaitu Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir, dan Al-Bathin. Semua nama ini mengandung makna (sifat) yang berdekatan.
Yakni Allah Ta’ala yang berkaitan dengan waktu (zaman) dan tempat. Ilmu Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu, baik yang terdahulu maupun di masa yang akan datang. Begitu pula, ilmu Allah Ta’ala meliputi seluruh tempat.
Sebagai Pencipta, Dialah Yang Awal tanpa permulaan, dan Dia pula Yang Akhir karena Dia abadi tanpa batas akhir bagi eksistensinya. Selain itu, Dia adalah Yang Zahir dan mengetahui apa saja yang tampak, dan Yang Batin dan mengetahui apa saja yang disembunyikan atau yang tersirat dalam hati.
Dia lebih dekat kepada makhluk daripada dirinya sendiri, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.
Artikel terkait: Asmaul Husna Al Wakil Artinya Yang Maha Pemelihara dan Mewakili, Ini Dalil dan Cara Meneladaninya
2. Ayat di atas telah ditafsirkan secara langsung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
اللهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Al-Awwal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Mu. Ya Allah, Engkaulah Al-Akhir, tidak ada sesuatu setelah-Mu. Ya Allah, Engkaulah Azh-Zhahir, tidak ada satu pun yang di atas-Mu. Ya Allah, Engkaulah Al-Bathin, tidak ada yang samar (tersembunyi) dari-Mu.” (HR. Muslim no. 2713)
3. Nama Allah “Azh-Zhahir” berasal dari kata “azh-zhuhuur” yang juga bermakna “al-‘uluww” (tinggi di atas)
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Artinya: “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9]: 33)
Bagaimana Cara Mengimani Al Akhir?
Sebagai salah satu nama Asmaul Husna, ada beragam cara mengimani Al Akhir yang bisa diterapkan dalam kehidupan manusia, antara lain:
- Menyadari bahwa hanya Allah SWT yang kekal abadi, lainnya fana. Manusia beserta seluruh miliknya ada hanya sementara saja di dunia ini.
- Karena sadar segala sesuatu selain Allah SWT adalah fana, sebaiknya manusia tidak terlena dengan segala kehidupan duniawi.
- Menumbuhkan sikap ikhlas dan tawakal dalam menjalani kehidupan dunia.
- Menempatkan Allah SWT sebagai motivasi dan tujuan akhir dari kehidupan di dunia.
- Menumbuhkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dalam Zaad al-Ma’ad, Ibnul Qayyim mengatakan,
‘Dalam ayat diatas, Allah ingin menunjukkan kepada para hamba-Nya bahwa sesungguhnya mata rantai kejadian segenap makhluk pada permulaannya berawal dari Dzat Maha Pertama yang tidak didahului oleh sesuatupun sebelumnya. Begitu pula segenap makhluk itu akan berakhir diujungnya pada Dzat Maha Akhir yang tidak disudahi oleh sesuatupun sesudahnya.’
Dari mengimani dan meneladani Asmaul Husna Al Akhir maka diharapkan kita sebagai manusia semakin merendahkan diri serendah rendahnya di hadapan Allah SWT Yang Maha Kekal.
Sementara terhadap sesama manusia, kita bisa menjadi manusia yang rendah hati, menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki, semua yang ada pada diri kita semata-mata pemberian Allah SWT, bukan milik kita. Suatu saat semua akan diminta kembali oleh Sang Pencipta.
Anda juga bisa mengimani Al Akhir dengan cara membacanya saat berdzikir setelah shalat wajib. Jika seseorang membaca Ya Akhir sebanyak 200 kali setelah selesai sholat selama satu bulan maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan berkenan untuk membukakan bagi orang tersebut pintu rezeki yang halal.
Dengan rajin membaca Ya Akhir dalam keseharian, Allah akan memberikan kehidupan yang tenang baik di dunia maupun nanti kelak di akhirat. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menjadi amalan Anda sehari-hari.
Baca juga:
Asmaul Husna Al Majid Artinya Allah Yang Maha Mulia, Inilah Hikmah Meneladaninya
Keutamaan Mendalami Makna Asmaul Husna Al Wadud Artinya Yang Maha Mengasihi
Keutamaan Memaknai Asmaul Husna Al Bari Artinya Yang Maha Mengadakan