Halo mom, aku mau cerita pengalamanku semasa hamil anak pertama, nih. Mom di sini yang belum hamil semoga di segerakan, mom yang sudah hamil semoga dilancarkan perjalanannya hingga hari persalinan.
Aku ingin share pengalamanku. Usia pernikahanku memasuki tahun ke empat kala itu, dimana pertanyaan demi pertanyaan mulai berpendar dalam sanubariku. “Apa aku tidak bisa hamil?”, “Apa ada yang salah dengan tubuhku?”, “Apa suamiku tidak sehat?”, “Apa aku terkena karma?” Terus saja kata demi kata tersebut menghantuiku, hingga beberapa bulan kemudian, aku merasa tubuhku tidak dalam kondisi yang seperti biasanya, aku merasakan keanehan pada tubuhku.
Dengan rasa malas sore itu, seperti biasa aku mengantar suami untuk bekerja. Ketika itu, aku merasa benar-benar hanya ingin rebahan dan tidak ingin melakukan apa-apa. Bak semua engsel di persendian telah lolos lepas dari tempatnya, lemas tak berdaya. Namun demi baktiku pada suami, aku memaksakan tubuhku untuk mengantarnya bekerja.
Setelah sejenak aku merenung, bayang keraguan datang menghampiri. Pertanyaan demi pertanyaan mulai berkecimpung dalam otak. “Apa iya? Ah masa sih? Nanti saja lah…” Dan kata-kata tunda lainnya yang masih setia bergelayut manja.
Hingga di sebuah titik aku berpikir, “baiklah aku harus mencobanya kembali. Jika nanti tidak ada hasil, kecewanya dipikir belakangan.”
Akhirnya, aku memutuskan untuk membeli tespack sepulang mengantar suami bekerja.
Masih dengan rasa tidak percaya dan ambigu. Garis merah samar tersemat di alat tes kehamilan yang kemarin sore aku beli, kemudian paginya baru aku gunakan.
Seperti ribuan kupu-kupu terbang lepas dari punggungku. Dengan mata berkaca, kupandangi garis merah yang terpampang dengan jelas dalam getar tanganku. Aku tersenyum, akhirnya Tuhan memberiku kepercayaan setelah sekian lma dalam penantian. Kisah selengkapnya, bisa di baca di sini.
Rasa tidak percaya masih sering silih berganti datang dan pergi. Di tengah keputusasaan, Tuhan mengabulkan doa atas kepasrahanku pada-Nya.
Saat usia kehamilan masuk trisemester dua pun ingin makan ini itu rasanya enga karuan, bau apa-apa langsung muntah. Tapi, semua itu adalah nikmat berlimpah yang Tuhan beri, karena itu nikmati saja prosesnya.
Percayalah, Tuhan tidak pernah ingkar akan janji-Nya. Ketika kita meminta dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti akan mengabulkan. Entah dalam bentuk yang kita pinta, entah dengan semisal dengan apa yang kita pinta, atau dengan menggantinya dengan yang jauh lebih indah dari apa yang kita pinta, yang jelas Tuhan akan mengabulkan, Dia telah memiliki skenario yang jauh lebih indah dari pada skrip cerita kita.
***