Membawa perlengkapan sekolah sebaiknya jangan terlalu banyak, sehingga tas yang dibawa anak tidak terlalu berat. Karena selain membuat lelah, juga berbahaya bagi kesehatan tulang anak.
Dalam jangka pendek, tas sekolah yang terlalu berat bisa membuat punggung anak pegal-pegal. Dalam jangka panjang, postur tubuh anak bisa membungkuk, karena beban dari tas yang berat membuat tulang belakangnya menekuk.
Seperti yang terjadi pada keponakan Zahir Ali. Keponakannya harus menjalani operasi tulang belakang karena struktur tulangnya tidak lagi normal.
Keponakan Zahir merupakan murid sekolah SD, setiap hari dia pulang pergi sekolah dengan membawa tas yang berat. Dia sering mengeluh sakit punggung, dan jalannya membungkuk.
Hingga orangtuanya memutuskan untuk membawa anak tersebut ke rumah sakit. Dan ternyata anak itu harus menjalani operasi.
Zahir Ali membagikan foto keponakannya di rumah sakit, sebagai peringatan bagi orangtua. Agar tidak membiarkan anak membawa tas sekolah terlalu berat.
Di postingan Facebooknya, dia menulis:
Ini adalah hal yang membuka mata bagi para orangtua murid sekolah dasar. Ini adalah foto dari keponakan saya yang merupakan murid sekolah dasar. Akibat tas sekolah yang terlalu berat berisi buku-bukunya, dia mulai berjalan dengan membungkuk dan mengeluh sakit punggung Saat mengunjungi dokter, dia harus menjalani operasi besar untuk mengatasi masalah di tulang belakangnya. Saya meminta pada kalian semua, agar tidak membiarkan anak-anak kalian membawa tas sekolah yang terlalu berat di punggung mereka.
Dalam pemeriksaan sinar X, terlihat tulang di punggung keponakan Zahir in sudah melengkung, sehingga membuat anak itu tidak bisa berdiri tegak. Dan menderita sakit luar biasa.
Tentunya kita tidak mau apa yang terjadi pada keponakan Zahir juga menimpa anak kita. Karena itu, periksalah tas sekolah anak. Kurangi isinya jika Anda sendiri sebagai orang dewasa tidak sanggup mengangkatnya.
Bicarakan dengan guru di sekolah, mengenai jadwal pelajaran anak. Dan kemungkinan untuk menyimpan buku paket di sekolah, agar anak tidak membawanya pulang pergi, dan tasnya menjadi tidak terlalu berat.
Selain mengurangi buku, Anda juga bisa menyiasati bekal sekolah anak agar tidak terlalu banyak. Usahakan memberi bekal dengan makanan berbobot ringan, dan air minum secukupnya. Agar tidak menambah beban di tas sekolahnya.
Mari jadikan hal ini sebagai pembelajaran, untuk mencegahnya terjadi pada anak-anak kita.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), ransel anak tidak boleh memiliki berat lebih dari 10 hingga 20 persen dari berat badannya, tetapi sering kali batas ini terlampaui, dan dapat menyebabkan keselo hingga cedera parah.
Jaime Quinn (DPT), Terapis Fisik Profesional mengatakan ada beberapa studi yang menunjukkan efek jangka panjang dari membawa ransel yang berat.
“Mengenakan ransel yang berat untuk waktu lama dapat menyebabkan ketegangan yang berlebihan di leher, punggung, dan bahu seseorang,” jelasnya.
“Seiring waktu, otot dapat kelelahan, dan berdampak pada posisi tubuh yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot, yang, jika dalam jangka panjang, dapat menyebabkan peningkatan risiko cedera.”
Selain itu, Quinn menunjukkan, anak-anak yang mengenakan ransel berat memiliki kecenderungan bentuk tubuh condong ke depan yang selanjutnya berimplikasi pada postur mereka. Untuk anak-anak kecil, ransel berat meningkatkan risiko anak mudah jatuh.
Sebuah penelitian tahun 2002 di Texas menemukan, kebanyakan orang tua (sekitar 96 persen) tidak memeriksa berat ransel anak mereka, demikian dikutip The Active Times.
AAP merekomendasikan ransel anak-anak dengan berat tidak lebih dari 10 hingga 20 persen dari berat badan mereka, tetapi menurut The New York Times, survei terbaru dari Consumer Reports menyarankan untuk menargetkan 10 persen dari berat badan anak.
Bunda sebaiknya meminta anak untuk tidak memakai ransel pada satu sisi saja, di atas satu bahu. Hal ini akan menyebabkan si anak membungkuk ke samping untuk menanggung berat beban ransel.
Parents, jangan lupa untuk perhatikan berat ransel anak dan mengajak mereka berolahraga sejak dini untuk melatih kekuatan dan mengurangi risiko cedera.
Semoga tips-tips di atas dapat bermanfaat bagi ayah dan bunda.