Agar anak lancar bicara, 5 hal ini harus Parents lakukan!
Bantu anak untuk mengembangkan kemampuannya berbahasa dengan cara berikut ini.
Agar anak lancar bicara, berbagai stimulasi harus secara konsisten dilakukan. Melalui kebiasaan sederhana, perkembangan bahasa anak bisa terlatih dengan baik.
Orangtua berperan penting agar anak lancar bicara dan mengembangkan keterampilan berbahasa lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang secara aktif melibatkan diri dalam stimulasi bisa membuat anak lebih kaya akan tata bahasa dan pengetahuan kosakata.
Keterlambatan berbahasa pada anak disebabkan oleh banyak faktor. Bila tidak ditangani dengan baik, kemungkinan bisa berlanjut pada periode perkembangan di usia selanjutnya.
Kapan orangtua harus khawatir?
Perkembangan bahasa anak berlangsung secara bertahap dari bulan ke tahun, sebagaimana aspek perkembangan lainnya. Setiap anak pun bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, Parents sebaiknya tetap mengetahui tugas perkembangan anak dalam berbagai tahap usia.
Menurut Ikadan Dokter Anak indonesia, ada beberapa hal yang sebaiknya diwaspadai dan segera dikonsultasikan terkait dengan perkembangan bahasa anak ini. Beberapa kewaspadaan tersebut antara lain ketika:
- Pada usia 12 bulan: tidak menunjuk dengan jarinya dan wajahnya kurang menunjukkan ekspresi.
- Memasuki usia 16 bulan: anak belum mengoceh dan tidak mengucapkan kata yang berarti.
- Anak usia 24 bulan: belum bisa mengucapkan 2 kata yang dapat dimengerti.
- Saat anak usia 2 – 3 tahun: belum bisa menggunakan kalimat 2-3 kata, belum paham warna, dan belum bisa menyebutkan benda di sekitarnya.
- Usia 4 – 5 tahun: tidak dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya. Selain itu, anak tidak dapat menggunakan kalimat panjang (lebih dari 4 kata) saat berbicara.
Selain di atas, perhatikan juga beberapa gejala anak telat bicara atau alami speech delay, terutama saat anak memasuki usia 3 tahun:
- Anak sulit memahami dan mengikuti petunjuk
- Artikulasi atau pengucapan yang buruk
- Anak alami kesulitan menyatukan kata-kata dalam sebuah kalimat
5 Cara Agar Anak Cepat Bicara yang Bisa Parents Coba
1. Sering ajak anak mengobrol
Kunci stimulasi berbahasa yang tepat tentu dengan mendorong anak untuk berbicara. Mulailah dari Bunda dulu dengan rutin bercerita pada anak.
Buat ia nyaman dengan berbagai cerita lucu terkait pengalaman yang Bunda pernah lakukan. Seiring berjalannya waktu, anak akan mengimitasi kebiasan tersebut.
2. Biasakan anak untuk membaca buku
Tidak ada istilah terlalu dini mengenalkan bacaan pada anak, sekalipun ia masih sangat bayi. Salah satu indikator yang baik untuk keberhasilan membaca di masa depan adalah jumlah waktu yang dihabiskan orangtua untuk membaca bersama anak mereka.
Secara bertahap, kenalkan anak pada bacaan yang dilengkapi gambar-gambar menarik. Lakukan kebiasaan ini setiap hari secara konsisten, saat sebelum tidur misalnya.
Kebiasaan ini akan mengembangkan rasa keingintahuan hingga memotivasi anak untuk belajar lebih baik dalam berbahasa dan membaca.
3. Gunakan Musik Sambil Mendengarkan Lagu
Musik menjadi media yang cukup efektif dalam menstimulasi kemampuan berbahasa anak. Dengan iringan lagu, anak akan belajar perlahan mengucapkan lirik yang seringkali ia dengar.
Pilihlah lagu yang ramah untuk anak serta bersifat edukatif. Bunda bisa ikut bernyanyi bersama agar anak lebih bersemangat.
4. Jangan pernah mengkritik gaya bicara anak
Apapun ucapan berupa artikluasi, logat, atau gaya bicara anak, ia tengah berproses agar bisa memenuhi tugas perkembangan bahasa di usianya. Sebaiknya tidak mengkritik Bun, karena mungkin tanpa sadar hal itu bisa membuat kepercayaan dirinya menurun.
Berilah anak pujian untuk setiap usaha dan pencapaian dalam banyak hal. Ia akan merasa dihargai dan menjadi lebih terbuka atas apa yang dilakukan dan dirasakannya.
5. Dengarkan anak saat ia berbicara
Salah satu faktor terlambat bicara yang mungkin terjadi ialah karena anak tidak mendapat kesempatan untuk berbicara. Karena terbiasa untuk dipotong saat berbicara, anak pun tumbuh menjadi kurang percaya diri dan takut berbicara di depan orang.
Agar tidak terjadi hal yang tak diharapkan tersebut, sebaiknya dengarkanlah anak setiap kali ia bercerita. Tanggapi secara positif pertanyaan yang selalu anak ajukan. Berikan selalu ia kesempatan untuk mengungkapkan hal yang dirasakannya.